Deskripsi Temuan Studi Penelitian

B. Deskripsi Temuan Studi Penelitian

Untuk mengetahui karakter siswa hasil penerapan pendidikan karakter di sekolah, peneliti membagi menjadi 8 karakter utama yaitu:

1. Karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati)

2. Karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

3. Karakter Integrity (Integritas)

4. Karakter Kindness (Kebaikan Hati)

5. Karakter Perseverance (Ketekunan)

6. Karakter Respect (Penghargaan)

7. Karakter Responsibility (Tanggung Jawab)

8. Karakter Self-Discipline (Disiplin Diri)

commit to user

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta. Peneliti mengambil sampel sebanyak 35 responden dalam uji coba angket dan 87 responden untuk teknik kuesioner dengan 20 responden kelas X, 30 kelas XI, dan 37 kelas XII. Adapun untuk teknik wawancara mengambil masing-masing 3 responden kelas X dan XI, serta 5 responden kelas XII. Responden kelas XII diambil lebih banyak dengan pertimbangan mempunyai informasi yang lebih dalam penerapan pendidikan karakter. Responden untuk teknik wawancara, teknik kuesioner dan uji coba angket diambil berbeda dengan pertimbangan agar data yang diperoleh murni dan tidak dibuat-buat.

Data dari hasil angket atau kuesioner dianalisis dengan membandingkan perolehan skor tiap responden pada tiap indikator dengan kriteria keputusan. Besarnya skor menunjukkan kategori informasi yang terungkap sehingga dapat diketahui posisi masing-masing karakter dalam keseluruhannya maupun bagian permasalahan yang diteliti. Data hasil wawancara Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum,Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan SDM, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Guru BK dan Guru Produktif Kompetensi Keahlian TKR dianalisis secara deskriptif kualitatif, sedangkan hasil wawancara siswa diuraikan dalam bentuk persentase.

1. Analisis Data Angket

Untuk mengetahui setiap hasil evaluasi yang dilakukan, maka diperlukan kriteria keputusan. Adapun kriteria keputusan yang dipakai berdasarkan pada kriteria empiris, yaitu kriteria yang disusun atau dikembangkan berdasarkan kondisi lapangan yang terekam atau mengacu pada komponen-komponen yang terlibat, yaitu siswa. Perhitungan kriteria data evaluasi yang diperoleh melalui angket (Lampiran 15) untuk keseluruhan indikator sebagai berikut:

commit to user

Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 8373,75

Sangat rendah

Sangat tinggi

Perhitungan kriteria data evaluasi yang diperoleh melalui angket masing-masing karakter dapat dilihat sebagai berikut:

a. Kriteria Karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) diukur dengan 6 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang digunakan adalah 4, 3, 2 dan 1. Skor terendah yang diperoleh setiap responden adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 24. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan (Lampiran 15) didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.2. Kriteria Keputusan Karakter Courage (Keberanian/ Keteguhan

Hati) Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 913,5

Sangat rendah

Sangat tinggi

b. Kriteria Karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) diukur dengan 6 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana

commit to user

diperoleh setiap responden adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 24. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria: Tabel 4.3. Kriteria Keputusan Karakter Good Judgement (Pertimbangan

yang Baik) Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 913,5

Sangat rendah

Sangat tinggi

c. Kriteria Karakter Integrity (Integritas) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Integrity (Integritas) diukur dengan 6 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang digunakan adalah 4, 3, 2 dan 1. Skor terendah yang diperoleh setiap responden adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 24. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.4. Kriteria Keputusan Karakter Integrity (Integritas) Siswa

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 913,5

Sangat rendah

Sangat tinggi

d. Kriteria Karakter Kindness (Kebaikan Hati) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Kindness (Kebaikan Hati) diukur dengan 6 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang

commit to user

responden adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 24. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.5. Kriteria Keputusan Karakter Kindness (Kebaikan Hati) Siswa

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 913,5

Sangat rendah

Sangat tinggi

e. Kriteria Karakter Perseverance (Ketekunan) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Perseverance (Ketekunan) diukur dengan 9 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang digunakan adalah 4, 3, 2 dan 1. Skor terendah yang diperoleh setiap responden adalah 9, sedangkan skor tertinggi adalah 36. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.6. Kriteria Keputusan Karakter Perseverance (Ketekunan) Siswa

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 1370,25

Sangat rendah

Sangat tinggi

f. Kriteria Karakter Respect (Penghargaan) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Respect (Penghargaan) diukur dengan 11 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang

commit to user

responden adalah 11, sedangkan skor tertinggi adalah 44. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.7. Kriteria Keputusan Karakter Respect (Penghargaan) Siswa

Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 1674,75

Sangat rendah

Sangat tinggi

g. Kriteria Karakter Responsibility (Tanggung Jawab) Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Responsibility (Tanggung Jawab) diukur dengan 7 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang digunakan adalah 4, 3, 2 dan 1. Skor terendah yang diperoleh setiap responden adalah 7, sedangkan skor tertinggi adalah 28. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria sebagai berikut: Tabel 4.8. Kriteria Keputusan Karakter Responsibility (Tanggung Jawab)

Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 1065,75

Sangat rendah

Sangat tinggi

commit to user

Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta

Karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) diukur dengan 4 butir pernyataan dengan pilihan jawaban menurut skala Likert di mana penskoran yang digunakan adalah 4, 3, 2 dan 1. Skor terendah yang diperoleh setiap responden adalah 4, sedangkan skor tertinggi adalah 16. Setelah dilakukan perhitungan kriteria keputusan didapatkan hasil kriteria: Tabel 4.9. Kriteria Keputusan Karakter Self-Discipline (Disiplin Diri)

Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

Rentangan Skor

Kategori

X < 609

Sangat rendah

Sangat tinggi

Berdasarkan perhitungan skor angket karakter siswa yang kemudian dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter (Lampiran 15) didapatkan hasil keputusan sebagai berikut: Tabel 4.10. Skor Masing-masing Karakter Siswa Kompetensi Keahlian

Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta Berdasarkan Hasil Angket

No.

Karakter

Skor yang

Dicapai

Hasil

1 Courage (Keberanian/Keteguhan Hati)

1585

Tinggi

2 Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

1598

Tinggi

3 Integrity (Integritas)

1694

Tinggi

4 Kindness (Kebaikan Hati)

1512

Tinggi

5 Perseverance (Ketekunan)

2588

Sangat Tinggi

6 Respect (Penghargaan)

2971

Tinggi

7 Responsibility (Tanggung Jawab)

1823

Tinggi

8 Self-Discipline (Disiplin Diri)

Sangat Tinggi

commit to user

penyebaran frekuensi jawaban setiap item angket sesuai jawaban yang terkumpul dipaparkan sebagai berikut:

a. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati)

Untuk mengetahui karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) pada siswa kompetensi keahlian TKR, dilakukan pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket, hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.11. Pendapat Responden Mengenai Karakter Courage

(Keberanian/Keteguhan Hati)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

88 176

11,10

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.1. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati)

commit to user

(Keberanian/Keteguhan Hati) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 36,59% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 51,10% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 11,10% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 1,20%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) ialah 1585, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 1435,5 < X ≤ 1696,5. Hal ini menunjukkan pada karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

b. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

Untuk mengetahui karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.12. Pendapat Responden Mengenai Karakter Good Judgement

(Pertimbangan yang Baik)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

87 174

10,89

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

commit to user

Gambar 4.2. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

Berdasarkan Tabel 4.12. dan Gambar 4.2. karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 45,81% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 41,3% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 10,89% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 2%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) ialah 1598, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa term asuk antara 1435,5 < X ≤ 1696,5. Hal ini menunjukkan pada karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

c. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Integrity (Integritas)

Untuk mengetahui karakter Integrity (Integritas) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16.

commit to user

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

64 128

7,56

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.3. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Integrity (Integritas)

Berdasarkan Tabel 4.13. dan Gambar 4.3. karakter Integrity (Integritas) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 53,36% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 38,08% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 7,56% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 1%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Integrity (Integritas) ialah 1694, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 1435,5 < X ≤ 1696,5. Hal ini menunjukkan pada karakter Integrity (Integritas) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

commit to user

Dilihat dari Karakter Kindness (Kebaikan Hati)

Untuk mengetahui karakter Kindness (Kebaikan Hati) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.14. Pendapat Responden Mengenai Karakter Kindness (Kebaikan

Hati)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.4. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Kindness (Kebaikan)

Berdasarkan Tabel 4.14. dan Gambar 4.4. karakter Kindness (Kebaikan Hati) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 29,37% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju,

commit to user

13,36% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 2,12%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Kindness (Kebaikan Hati) ialah 1512, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 1435,5 < X ≤ 1696,5. Hal ini menunjukkan pada karakter Kindness (Kebaikan Hati) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

e. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Perseverance (Ketekunan)

Untuk mengetahui karakter Perseverance (Ketekunan) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.15. Pendapat Responden Mengenai Karakter Perseverance

(Ketekunan)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

65 130

5,02

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

commit to user

Gambar 4.5. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Perseverance (Ketekunan)

Berdasarkan Tabel 4.15. dan Gambar 4.5. karakter Perseverance (Ketekunan) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 55,02% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 38,95% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 5,02% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 1%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Perseverance (Ketekunan) ialah 2588, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 2544,75 < X. Hal ini menunjukkan pada karakter Perseverance (Ketekunan) dalam kategori sangat tinggi (Lampiran 15).

f. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Respect (Penghargaan)

Untuk mengetahui karakter Respect (Penghargaan) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16.

commit to user

(Penghargaan)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.6. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Respect (Penghargaan)

Berdasarkan Tabel 4.16. dan Gambar 4.6. karakter Respect (Penghargaan) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 43,76% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 44,63% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 10,43% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 1,18%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Respect (Penghargaan) ialah 2971, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa

commit to user

karakter Respect (Penghargaan) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

g. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Responsibility (Tanggung Jawab)

Untuk mengetahui karakter Responsibility (Tanggung Jawab) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.17. Pendapat Responden Mengenai Karakter Responsibility

(Tanggung Jawab)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

Gambar 4.7. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Responsibility (Tanggung Jawab)

commit to user

(Tanggung Jawab) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 35,55% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 49,70% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 13,60% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 1,15%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Responsibility (Tanggung Jawab) ialah 1823, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 1674,75 < X ≤ 1979,25. Hal ini menunjukkan pada karakter Responsibility (Tanggung Jawab) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

h. Karakter Siswa Kompetensi Keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta Dilihat dari Karakter Self-Discipline (Disiplin Diri)

Untuk mengetahui karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) pada siswa kompetensi keahlian TKR, pengambilan data menggunakan instrumen angket. Berikut ini disajikan sebaran frekuensi jawaban angket hasil penelitian beserta persentasenya. Untuk perhitungan secara lengkap terdapat di Lampiran 16. Tabel 4.18. Pendapat Responden Mengenai Karakter Self-Discipline

(Disiplin Diri)

Alternatif Jawaban

4 Sangat Setuju

2 Kurang Setuju

55 110

10,07

1 Tidak Setuju

Apabila digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran akan diperoleh sebagai berikut:

commit to user

Gambar 4.8. Diagram Karakter Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dilihat dari Karakter Self-Discipline (Disiplin Diri)

Berdasarkan Tabel 4.18. dan Gambar 4.8. karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) siswa kompetensi keahlian TKR, diketahui bahwa sebanyak 40,66% responden memilih alternatif jawaban sangat setuju, sebanyak 48,90% responden memilih alternatif jawaban setuju, sebanyak 10,07% responden memilih alternatif kurang setuju, dan responden memilih jawaban tidak setuju sebanyak 0,37%.

Dari hasil perhitungan angket karakter siswa kompetensi keahlian TKR, skor yang dicapai pada karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) ialah 1092, dikonsultasikan dengan kriteria keputusan kecenderungan karakter siswa termasuk antara 957 < X ≤ 1131. Hal ini menunjukkan pada karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) dalam kategori tinggi (Lampiran 15).

Persentase penyebaran pencapaian karakter utama siswa kompetensi keahlian TKR SMK Negeri 2 Surakarta berdasarkan hasil angket (Lampiran

17) dapat diketahui sebagai berikut:

commit to user

Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

1 Courage (Keberanian/Keteguhan Hati)

75,91

2 Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

76,53

3 Integrity (Integritas)

81,13

4 Kindness (Kebaikan Hati)

72,41

5 Perseverance (Ketekunan)

82,63

6 Respect (Penghargaan)

77,61

7 Responsibility (Tanggung Jawab)

75,04

8 Self-Discipline (Disiplin Diri)

78,45

Apabila disajikan dalam bentuk histogram akan diperoleh gambaran sebagai berikut:

Gambar 4.9. Histogram Persentase Masing-masing Karakter Utama Siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta

2. Analisis Data Wawancara

Dalam penelitian ini metode wawancara dilakukan untuk pengumpulan data pada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan, Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan SDM, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas, Guru

commit to user

siswa Kompetensi Keahlian TKR kelas X, XI, XII SMK Negeri 2 Surakarta.

a. Hasil Analisis Wawancara Kepala Sekolah

Tindakan dan kebijakan Kepala Sekolah dalam menerapkan pendidikan karakter di SMK Negeri 2 Surakarta khususnya untuk Kompetensi Keahlian TKR dengan progam 3S (salam, senyum, sapa), peningkatan rasa cinta tanah air melalui lagu-lagu perjuangan, adanya kewajiban untuk diadakan upacara setiap hari Senin, pembinaan melalui keagamaan dan ketertiban, serta melalui sistem pelayanan kepada siswa.

Upaya kepala sekolah dalam meningkatkan SDM guru kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta yang berhubungan dengan pengembangan karakter siswa dengan memberikan materi-materi pemahaman kepada guru tentang pendidikan karakter dan memberikan diklat kepada guru kaitannya dengan pengembangan karakter siswa. (Lampiran 18)

b. Hasil Analisis Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum

Tindakan dan kebijakan Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dalam mengembangkan karakter siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dengan memberikan muatan pendidikan karakter yang dicantumkan dalam silabus dan RPP guru sehingga jika RPP guru memuat pendidikan karakter, maka guru pada saat mengajar semestinya menerapkan pendidikan karakter sesuai RPP dan pembiasaan sikap 3S (senyum, salam, sapa).

Usaha Wakil Kepala Sekolah bidang Kurikulum dalam meningkatkan SDM guru Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri

2 Surakarta yang berhubungan dengan pengembangan karakter siswa dengan mewajibkan guru menerapkan pendidikan karakter pada siswa serta memasukkan dan mengembangkan muatan-muatan karakter pada silabus dan RPP guru. (Lampiran 19)

commit to user

Tindakan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dalam mengembangkan karakter siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dengan menerapkan tata tertib sekolah salah satunya siswa masuk ke area sekolah sepeda motor harus dimatikan. Helm dan jaket serta perlengkapan pakaian selain ketentuan sekolah (berdasarkan Tata Tertib di Lampiran 20) juga dilarang dipakai dan bagi yang naik sepeda onthel harus menuntun sepedanya.

Kebijakan Wakil Kepala Sekolah bidang Kesiswaan dalam mengembangkan karakter siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dengan mewajibkan siswa mengikuti minimal 2 kegiatan ekstrakurikuler sekolah dan memberi kebebasan mengikuti beberapa kegiatan ekstrakurikuler pilihan. (Lampiran 21)

d. Hasil Analisis Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan SDM

Tindakan dan kebijakan Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan SDM dalam mengembangkan karakter siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dengan mengembangkan atau meningkatkan karakter gurunya, sehingga jika gurunya berkarakter baik maka akan mudah mengembangkan karakter siswa.

Usaha Wakil Kepala Sekolah bidang Pengembangan SDM dalam meningkatkan SDM guru Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta yang berhubungan dengan pengembangan karakter siswa dengan mengikutkan guru pada pelatihan-pelatihan dan diklat-diklat yang diselenggarakan oleh pihak-pihak yang lain misalnya VEDC Malang, P3G Bandung, P4TK Bandung, kemudian provinsi. (Lampiran 22)

e. Hasil Analisis Wawancara Wakil Kepala Sekolah bidang Humas

Tindakan dan kebijakan Wakil Kepala Sekolah bidang Humas dalam mengembangkan karakter siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 2 Surakarta dengan membiasakan 3S (salam, senyum,

commit to user

siswa-siswa kelas XII agar lebih siap menghadapi tes kerja dan persentase diterima di perusahaan lebih besar. Selain itu, Wakil Kepala Sekolah bidang Humas mewajibkan siswa kelas XI untuk mengikuti praktek di Teaching Factory selama 1 minggu guna mendalami materi praktek dan persiapan kerja. Wakil Kepala Sekolah bidang Humas juga melaksanakan sinkronisasi kurikulum SMK dengan kurikulum DU/DI dengan tujuan meningkatkan SDM dan karakter lulusan SMK Negeri 2 Surakarta. (Lampiran 23)

f. Hasil Analisis Wawancara Guru Produktif TKR

Guru mempunyai kebijakan sendiri mengenai penerapan pendidikan karakter pada siswa. Berdasarkan wawancara terhadap beberapa guru Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan (Lampiran 24), diperoleh hasil sebagai berikut:

1) Wawancara dengan G1

Guru menumbuhkan karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) pada siswa dengan cara guru menyuruh siswa banyak mencoba praktek. Melalui praktek inilah siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan demikian, timbullah keberanian pada siswa pada hal praktek sehingga membuat siswa mempunyai karakter keberanian.

Guru menumbuhkan karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) dengan cara guru melakukan percobaan yang dipimpin oleh guru untuk memantapkan ilmu siswa. Dengan demikian, jika ilmu siswa mantap maka tidak ada keragu-raguan dan akan timbul karakter pertimbangan yang baik pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Integrity (Integritas) dengan cara menanamkan siswa akan pentingnya mempunyai inner strength untuk jujur dalam kehidupan. Dengan demikian, siswa terketuk hatinya untuk jujur sehingga timbul karakter integritas pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Kindness (Kebaikan hati) dengan cara menasihati siswa untuk meningkatkan iman siswa. Karena dengan

commit to user

kebaikan hati pada siswa. Guru menumbuhkan karakter Perseverance (Ketekunan) dengan cara memberikan motivasi kepada siswa pentingnya ketekunan dalam meraih tujuan hidup. Dengan begitu siswa semangat untuk lebih tekun dalam belajar sehingga timbullah karakter ketekunan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Respect (Penghargaan) dengan cara guru menasihati siswa untuk belajar menghargai diri sendiri kemudian menghargai orang di sekitar dan menghargai akan pentingnya ilmu. Dengan demikian, siswa akan saling menghargai dan timbul karakter penghargaan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Responsibility (Tanggung Jawab) dengan cara membiasakan siswa harus langsung mengerjakan sesuatu jika diperintah guru. Dengan demikian, siswa terbiasa untuk tanggung jawab dan timbullah karakter tanggung jawab pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) dengan cara mengharuskan siswa datang sebelum jam 7 pada saat jadwal pelajaran guru tersebut. Dengan demikian, siswa terbiasa untuk tepat waktu sehingga timbul karakter disiplin diri pada siswa.

2) Wawancara dengan G2

Guru menumbuhkan karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) pada siswa dengan cara memberikan pendidikan kepribadian setiap sebelum masuk ke materi pelajaran selama 3 – 4 pertemuan di awal semester dan memberikan pemantapan keyakinan spiritual kepada siswa. Hal ini dikarenakan sebagai awal dari terbentuknya karakter yang baik pada siswa. Guru juga melatih siswa untuk berbicara di depan kelas serta melatih siswa untuk diskusi. Dengan demikian, siswa akan berkeinginan untuk berani berbuat baik sehingga timbul karakter keberanian/keteguhan hati pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) dengan cara membagikan pengalaman hidup dan menceritakan

commit to user

baik dalam hidupnya sebelum memutuskan sesuatu. Dengan demikian, siswa terpupuk untuk mempunyai pertimbangan yang baik dalam setiap tujuan keputusan hidupnya, sehingga timbul karakter pertimbangan yang baik pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Integrity (Integritas) dengan cara menekankan pada siswa tentang pentingnya kejujuran karena jujur adalah modal utama dalam bekerja. Dengan demikian, siswa terketuk hatinya untuk selalu jujur sehingga timbul karakter integritas pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Kindness (Kebaikan hati) dengan cara memberi teladan tentang kebaikan hati dan manfaatnya bagi diri sendiri dan lingkungan. Dengan demikian, siswa berkeinginan untuk berbaik hati kepada sesama dan lingkungan sekitar dan timbullah karakter kebaikan hati pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Perseverance (Ketekunan) dengan cara memberi contoh tentang dampak baik dari ketekunan dan menasihati siswa agar tekun belajar. Hal ini dikarenakan dengan modal tekun meskipun IQnya tidak tinggi tetapi tetap masih dapat berprestasi. Dengan demikian, siswa sadar akan pentingnya ketekunan dalam meraih cita-cita dan berkeinginan untuk lebih tekun belajar, sehingga timbullah karakter ketekunan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Respect (Penghargaan) dengan cara memberikan penghargaan kepada siswa terhadap jawaban siswa melalui penguatan pada saat tanya jawab dengan guru. Dengan demikian, siswa merasa dihargai sehingga timbul karakter penghargaan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Responsibility (Tanggung Jawab) dengan cara menuntut tanggung jawab siswa pada saat praktek supaya setiap praktek selesai dengan baik dan laporannya dikumpulkan. Jika alat praktek rusak, maka siswa satu kelompok harus mengganti alat

commit to user

sehingga timbul karakter tanggung jawab pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) dengan menekankan tata tertib yang sudah ada (Lampiran 20), misalnya masalah pakaian yang dikeluarkan. Selain itu, guru juga membuat kesepakatan belajar tentang konsekuensi pelanggaran siswa di awal semester, seperti tidur di jam pelajaran harus melakukan push-up 10x. Apabila ada siswa yang melanggar kesepakatan, otomatis siswa akan dituntut melakukan konsekuensinya sesuai kesepakatan. Dengan demikian, siswa terbiasa dengan disiplin sehingga timbul karakter disiplin diri.

3) Wawancara dengan G3

Guru menumbuhkan karakter Courage (Keberanian/Keteguhan Hati) pada siswa dengan cara memotivasi siswa bahwa siswa itu mampu, bahwa semua orang itu bisa. Dengan demikian, siswa termotivasi untuk bisa sehingga timbul karakter keberanian pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Good Judgement (Pertimbangan yang Baik) dengan cara menasihati siswa dan memberi contoh tentang pentingnya sebuah keputusan dalam hidup dan supaya siswa mempunyai pertimbangan yang baik dalam memutuskan segala hal. Dengan demikian, siswa berkeinginan untuk memikirkan dan mempertimbangkan segala keputusan hidupnya dengan baik sehingga timbullah karakter pertimbangan yang baik pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Integrity (Integritas) dengan cara memberikan tekanan kepada siswa yang bermasalah pada saat jadwal praktek pelajaran guru tersebut. Guru menekankan pada siswa bahwa semua perlengkapan bahan praktek harus terpasang benar pada tempatnya. Selain itu, guru juga menekankan siswa untuk jujur pada saat praktek. Dengan demikian, siswa berkeinginan untuk benar-benar jujur dalam setiap praktek, sehingga timbul karakter integritas pada siswa.

commit to user

cara mencontohkan sikap saling menghormati dan saling tegur sapa jika bertemu dengan guru di mana pun saja berada. Guru juga menganjurkan siswa untuk memiliki rasa solidaritas sesama teman, satu kelas pada khususnya. Dengan demikian, siswa berkeinginan untuk saling menghormati, mempunyai solidaritas tinggi dan saling menghargai dengan sesama sehingga timbul karakter kebaikan hati pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Perseverance (Ketekunan) dengan cara menganjurkan siswa untuk tekun dan teliti dalam setiap praktek. Dengan demikian, siswa terbiasa tekun dan teliti pada setiap praktek sehingga timbul karakter ketekunan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Respect (Penghargaan) dengan cara memberikan pujian terhadap siswa yang berhasil menyelesaikan tugas dengan baik dan benar. Dengan demikian, siswa merasa dihargai oleh guru sehingga timbul karakter penghargaan pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Responsibility (Tanggung Jawab) dengan cara memotivasi siswa untuk tanggung jawab dan mewajibkan siswa untuk bertanggung jawab pada job praktek yang sedang dikerjakan siswa. Siswa tidak diperbolehkan mengerjakan pekerjaan lain sebelum pekerjaan praktek yang sedang dijalani selesai. Dengan demikian, siswa terbiasa untuk tanggung jawab pada satu hal sebelum hal lainnya dilaksanakan sehingga timbul karakter tanggung jawab pada siswa.

Guru menumbuhkan karakter Self-Discipline (Disiplin Diri) dengan cara menuntut siswa untuk dispilin pada saat pelajaran praktek dan memastikan semua alat yang sudah dipakai dikembalikan ke tempat semula. Dengan demikian, siswa terbiasa untuk disiplin sehingga timbul karakter disiplin diri pada siswa.

g. Hasil Analisis Wawancara Guru BK

Guru BK menerapkan pendidikan karakter pada siswa dengan cara melaksanakan teknik penerapan pendidikan karakter khusus guru BK.

commit to user

sebagai berikut:

Gambar 4.10. Skema Penerapan Pendidikan Karakter Guru BK

Dari Gambar 4.10. dijelaskan bahwa semua siswa itu awalnya dari keluarga yang berbeda-beda dan siswa di sekolah mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk mencari ilmu, maka diperlukan adanya semangat. Berawal dari keluarga yang berbeda-beda, ada yang miskin atau kaya itu maka diperlukan adanya rasa bersyukur, sehingga siswa tidak perlu malu di sekolah. Setelah siswa keluar dari rumah dan sekolah itu ada lingkungan. Di lingkungan inilah siswa harus waspada karena tidak mendapatkan pengawasan orang tua maupun dari sekolah. Asalkan mereka selalu bersyukur, jarang siswa yang gagal karena faktor rumah. Akan tetapi, banyak siswa yang gagal akibat faktor lingkungan. Skema inilah yang menjadi kata kunci dari pendidikan karakter yang diterapkan oleh guru BK. (Lampiran 25)

h. Hasil Analisis Wawancara Siswa

Siswa merupakan subjek dari penelitian, maka hasil wawancara dengan siswa (Lampiran 26) adalah hasil penerapan pendidikan karakter oleh SMK Negeri 2 Surakarta kepada siswa Kompetensi Keahlian TKR. Berikut adalah hasil dari wawancara tersebut:

TUJUAN SEKOLAH

RUMAH SISWA 1

RUMAH SISWA 2 RUMAH SISWA 3

LINGKUNGA N

commit to user

Rata- rata (%)

1. Courage (Keberanian / Keteguhan Hati)

a. Memiliki keinginan untuk berbuat yang benar meskipun yang lain tidak

9 81,8 77,3

b. Memiliki keberanian untuk mengikuti kesadaran dan kebenaran dibandingkan mengikuti kebanyakan orang lain

8 72,7

2. Good Judgement (Pertimbangan yang Baik)

a. Memilih tujuan hidup yang baik

8 72,7

75

b. Membuat prioritas yang sesuai kebutuhan bukan keinginan

8 72,7

c. Berpikir dari setiap konsekuensi dari setiap perbuatan

9 81,8

d. Mengambil keputusan berdasarkan pada kebijaksanaan yang tepat dan pendirian yang kuat

8 72,7

3. Integrity (Integritas)

a. Memiliki kekuatan dalam (inner strength) untuk jujur dan dapat dipercaya

9 81,8 81,8

b. Memiliki prinsip yang kuat dalam mempertahankan keputusan yang tepat

9 81,8

4. Kindness (Kebaikan Hati)

a. Perhatian, sopan, dan empati kepada orang lain

11 100 100

b. solidaritas

11 100

5. Perseverance (Ketekunan)

a. Tekun mengejar tujuan hidup meskipun menghadapi kesulitan, hambatan dan keputusasaan

8 72,7 81,8

b. Memperlihatkan kesabaran dan keinginan untuk mencoba lagi meskipun ada kesalahan dan kegagalan

10 90,9

6. Respect (Penghargaan)

a. Memperlihatkan penghargaan pada orang lain dan diri sendiri

11 100 90,9

b. Memiliki sifat memanusiakan manusia

9 81,8

7. Responsibility (Tanggung Jawab)

a. Serius dalam menjalankan kewajiban

11 100

84,1

b. Menunjukkan diri supaya dapat diandalkan

8 72,7

c. Konsisten antara perkataan dan perbuatan

11 100

d. Komitmen untuk aktif terlibat di lingkungan sekolah

7 63,6

8. Self-Discipline (Disiplin Diri)

a. Memperlihatkan kerja keras dan komitmen pada tujuan

8 72,7 75,8 b. Berusaha tepat waktu dalam setiap

kegiatan

7 63,6

c. Komitmen pada ucapan dan keputusan

10 90,9

Rata-rata

83,3

commit to user

a. Hasil Observasi G1

1) Standar Kompetensi Memelihara Baterai (Observasi Pertama)

Guru mengajar dengan materi pelajaran praktek Memelihara Baterai. Guru menyuruh siswa untuk menyentuh terminal (+) dan terminal ( –) pada baterai secara bersamaan, pada awal sebelum mencoba siswa merasa takut karena dalam pikiran siswa tindakan tersebut dapat membuat siswa terkena setrum. Setelah mencoba tindakan tersebut, siswa menjadi berani karena tindakan tersebut tidak membuat siswa tersengat listrik. Dengan demikian, timbul karakter courage pada siswa.

Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk mengecek dan mencatat hasil pemeriksaan baterai dengan teliti. Siswa melakukan pengecekan terhadap baterai beberapa tahap dengan tekun. Karena dibutuhkan ketekunan dalam pengecekan baterai tersebut, siswa sangat tekun dalam setiap pekerjaan praktek, sehingga timbul karakter perseverance pada siswa.

Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk menentukan baterai perlu diganti atau tidak. Guru menyuruh siswa untuk mempertimbangkan dengan baik keputusan penggantian baterai melalui beberapa tahap pengecekan baterai. Siswa mengecek baterai melalui beberapa tahapan dan dituntut untuk mempunyai pertimbangan yang baik dalam penggantian baterai. Dengan demikian, timbul karakter good judgement pada siswa.

Setelah praktek selesai, guru menyuruh siswa untuk memastikan alat dan bahan praktek tertata seperti semula. Siswa terbiasa setiap selesai praktek selalu merapikan dan menata alat dan bahan praktek seperti semula, sehingga timbul karakter responsibility pada siswa.

Guru menyuruh siswa untuk segera membuat laporan praktek setelah praktek selesai dan dikumpulkan pada hari itu juga. Siswa mengerjakan laporan praktek setiap selesai praktek dan menjadi

commit to user

praktek berakhir. Dengan demikian, timbul karakter self-discipline pada siswa.

2) Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian (Observasi Kedua)

Guru mengajar dengan materi praktek memperbaiki sistem pengapian. Sebelum praktek dimulai, guru menasihati siswa untuk saling menghargai sesama teman satu kelas pada umumnya dan teman satu kelompok pada khususnya. Siswa memperhatikan nasihat guru dan menuruti perintah guru untuk menghargai sesama teman dengan demikian praktek berjalan lancar. Siswa dituntut untuk menghargai teman satu kelompok pada saat praktek, sehingga timbul karakter respect pada siswa.

Guru menyuruh siswa untuk belajar kelompok dan saling membantu sebelum ujian praktek untuk pengambilan nilai. Siswa belajar kelompok dan saling tolong menolong sesama teman. Siswa yang sudah bisa mengajari siswa yang belum bisa. Siswa terbiasa bekerja sama dan saling tolong menolong pada saat belajar kelompok, sehingga timbul karakter kindness pada siswa.

Selanjutnya, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan trouble shooting pada rangkaian sistem pengapian secara individu tanpa harus bertanya pada temannya dan tidak diperbolehkan membuka buku. Siswa mengerjakan praktek secara individu dan dituntut untuk jujur, siswa terbiasa dituntut untuk dapat mengerjakan ujian praktek dengan jujur, sehingga timbul karakter integritas pada siswa.

b. Hasil Observasi G2

1) Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Kemudi (Observasi Pertama)

Guru mengajar dengan materi teori memperbaiki sistem kemudi. Pada awal pelajaran guru menasihati siswa agar mempunyai pendirian yang kuat dalam hidupnya. Pendirian yang kuat tersebut bisa diterapkan

commit to user

antusias mendengarkan nasihat guru dengan demikian siswa mempunyai keinginan untuk mempunyai keteguhan hati, sehingga timbul karakter courage pada siswa.

Pada saat yang sama, yaitu nasihat pada awal pembukaan pembelajaran, guru memberikan pelajaran hidup tentang pentingnya pertimbangan hidup yang baik. Hal ini dikarenakan keputusan yang baik itu berdasarkan pertimbangan yang baik. Siswa mencermati nasihat guru dan sharing tentang pengalaman siswa yang berkaitan dengan pertimbangan yang baik dalam memutuskan suatu hal. Siswa sering dinasihati oleh guru agar mempunyai pertimbangan yang baik, sehingga timbul karakter good judgement pada siswa.

Pada saat pelajaran berlangsung, ada siswa yang mengantuk dan guru menyuruh siswa melakukan tindakan sesuai konsekuensi yang telah disepakati pada awal semester. Siswa-siswa yang mengantuk melakukan push-up 10X kemudian ke kamar mandi untuk cuci muka. Siswa dibiasakan untuk disiplin pada saat pelajaran berlangsung, sehingga timbul karakter self-discipline pada siswa.

Di akhir pelajaran, guru menyuruh siswa untuk mengerjakan soal tertulis dan dikumpulkan hari itu juga. Siswa mengerjakan soal dari guru dan mengumpulkannya di hari itu juga. Siswa dibiasakan tepat dan bersungguh-sungguh terhadap kewajibannya. Dengan demikian, siswa terbiasa untuk bertanggung jawab pada setiap kewajiban siswa, sehingga timbul karakter tanggung jawab pada siswa.

2) Standar Kompetensi Memperbaiki Sistem Kemudi (Observasi Kedua)

Guru mengajar dengan materi praktek memperbaiki sistem kemudi. Pada awal pembelajaran guru memberikan nasihat agar siswa saling menghargai sesama teman, guru, karyawan sekolah maupun orang di sekitarnya. Siswa terlihat memperhatikan nasihat guru. Karena dijelaskan dengan contoh tentang efek positif dari menghargai orang,

commit to user

sehingga timbul karakter respect pada siswa. Sebelum praktek dimulai, guru menyuruh siswa untuk mempelajari materi di buku servis manual. Siswa menuruti perintah guru karena kematangan teori penting untuk melakukan praktek. Dalam mempelajari buku servis manual tidak bisa dengan waktu singkat, harus dengan ketekunan. Siswa dibiasakan untuk tekun belajar buku servis manual, sehingga timbul karakter perseverance pada siswa.

Guru menyuruh siswa untuk membantu siswa lain yang belum berkompeten untuk praktek. Siswa saling menolong dalam belajar kelompok, siswa yang sudah bisa harus mengajari siswa yang belum bisa. Hal ini menunjukkan tuntutan siswa dalam berbuat baik, sehingga timbul karakter kindness pada siswa.

Pada akhir praktek, guru menguji kemampuan siswa secara individu dengan cara mencongak tentang trouble shooting yang dilakukan siswa. Guru mengecoh jawaban siswa meskipun jawaban siswa benar. Siswa tetap yakin pada jawabannya dan berusaha mempertahankan jawabannya, sehingga timbul karakter integritas pada siswa.

c. Hasil Observasi G3

1) Standar Kompetensi Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin Elektronik (Observasi Pertama)

Guru mengajar dengan materi memelihara sistem bahan bakar bensin elektronik (EFI). Pada awal pembelajaran, guru memberikan ceramah kepada siswa. Guru berceramah tentang pentingnya memiliki prinsip hidup yang kuat. Karena prinsip hidup yang kuat merupakan modal dalam mengatasi masalah kehidupan. Nasihat guru membuat siswa sadar akan pentingnya mempunyai prinsip hidup yang kuat, sehingga timbullah karakter integritas pada siswa.

Dalam ceramah tersebut guru menyisipkan pentingnya keteguhan hati. Siswa tergugah hatinya untuk menumbuhkan keberanian dan

commit to user

guru ceritakan, sehingga timbullah karakter courage pada siswa. Di akhir ceramah, guru memberikan pesan kepada siswa untuk menghargai guru dan menyarankan menyapa guru bila bertemu di mana saja. Siswa merasa sadar selama ini jarang menyapa guru jika bertemu di luar sekolah. Berkat nasihat guru, siswa berkeinginan untuk menyapa guru di manapun saja berada.

Sebelum praktek dimulai, guru menasihati siswa untuk mempertimbangkan dengan baik dalam penggantian komponen mobil EFI. Siswa memperhatikan nasihat guru dan mempunyai keinginan untuk memutuskan penggantian komponen dengan pertimbangan yang baik karena alasan harga komponen yang relatif tinggi. Dengan demikian, timbullah karakter good judgement pada siswa.

2) Standar Kompetensi Memelihara Sistem Bahan Bakar Bensin Elektronik (Observasi Kedua)

Guru mengajar dengan materi praktek memelihara sistem bahan bakar bensin elektronik (EFI). Guru mengingatkan siswa tentang kesepakatan pembelajaran di mana siswa harus siap di tempat praktek setelah bel berbunyi. Siswa segera memakai seragam praktek karena ingat pesan dari guru. Setelah praktek selesai siswa langsung membuat laporan praktek karena termasuk dalam kesepakatan pembelajaran. Siswa dibiasakan untuk tepat waktu dan disiplin mengenai laporan praktek sehingga timbullah karakter self-discipline pada siswa.

Guru mengingatkan siswa untuk menyiapkan materi servis manual serta menyuruh siswa mempelajarinya terlebih dahulu sebelum praktek. Siswa mempelajari materi yang akan dipraktekkan atas perintah dari guru. Siswa dibiasakan untuk tekun dalam belajar sebelum praktek sehingga timbullah karakter perseverance pada siswa.

Guru menyuruh siswa mengeluarkan alat dan bahan untuk praktek. Siswa bersama-sama menyiapkan alat dan bahan untuk praktek. Karena membutuhkan kerjasama antar siswa, tumbuh rasa solidaritas antar

commit to user

Pada akhir praktek guru menuntut siswa untuk selalu memeriksa alat dan bahan praktek serta mengembalikan alat dan bahan pada tempat semula. Selain itu, siswa dituntut mengumpulkan laporan pada hari itu juga. Siswa selalu mengecek alat dan bahan serta memastikan alat dan bahan kembali pada tempatnya dan siswa selalu membuat laporan setelah praktek. Siswa dibiasakan untuk mempunyai rasa tanggung jawab dalam setiap praktek sehingga timbullah karakter responsibility pada siswa.

Guru menerapkan pendidikan karakter pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan melalui berbagai macam cara, akan tetapi dapat dikemukakan bahwa guru menerapkan dan mengembangkan karakter siswa melalui nasihat-nasihat dan mengaktualisasikannya pada saat praktek kejuruan. Hasil observasi mengajar guru selengkapnya terdapat pada Lampiran 27.

4. Hasil Analisis Metode Dokumenter

Guru menerapkan pendidikan karakter pada siswa Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan melalui berbagai macam cara, salah satunya dengan menuangkan muatan-muatan pendidikan karakter pada Silabus dan RPP Guru (Lampiran 28). RPP disusun dengan berbagai kegiatan yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti yang berupa eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi, dan kegiatan penutup.

a. Hasil Analisis Silabus dan RPP G1

Silabus dan RPP G1 dengan standar kompetensi Memperbaiki Poros penggerak Roda memuat beberapa karakter pada tiap-tiap kompetensi dasar.

Untuk kompetensi dasar Memelihara/Servis Poros Penggerak Roda (Drive Shaft) dan Komponen-komponennya memuat karakter:

1) Disiplin

2) Tanggung jawab

3) Jujur

commit to user

5) Inovatif

6) Komunikatif

7) Mandiri Untuk kompetensi dasar Memperbaiki Poros Penggerak Roda (Drive Shaft ) dan Komponen-komponennya memuat karakter:

1) Disiplin

2) Tanggung jawab

b. Hasil Analisis Silabus dan RPP G2

Silabus dan RPP G2 dengan standar kompetensi Perawatan dan Perbaikan Sistem Injeksi Bahan Bakar EFI memuat beberapa karakter pada tiap-tiap kompetensi dasar.

Untuk kompetensi dasar Menjelaskan Dasar Kontrol Elektronik pada Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik memuat karakter:

1) Kreatif

2) Percaya diri

3) Berpikir logis

4) Mandiri

5) Tanggung jawab Untuk kompetensi dasar Mendiagnosa Kerusakan Sistem Injeksi Bahan Bakar Elektronik memuat karakter: memuat karakter:

1) Jujur

2) Disiplin

3) Kebersamaan

4) Kreatif

commit to user

6) Saling menghormati

7) komunikatif

8) Rasa ingin tahu

9) Tanggung jawab

c. Hasil Analisis Silabus dan RPP G3

Silabus dan RPP G3 dengan standar kompetensi Memperbaiki Sistem Pengapian memuat beberapa karakter pada tiap-tiap kompetensi dasar. Untuk kompetensi dasar Mengidentifikasi Sistem Pengapian dan Komponennya memuat karakter:

1) Disiplin

2) Tanggung jawab

3) Kerja keras

4) Jujur

5) Rasa ingin tahu Untuk kompetensi dasar Memperbaiki Sistem Pengapian dan Komponennya memuat karakter:

1) Disiplin

2) Tanggung Jawab

3) Kerja Keras

7) Saling menghormati

8) Komunikatif

9) Rasa ingin tahu