Gambaran Umum Daerah Penelitian

A. Gambaran Umum Daerah Penelitian

1. Kondisi Geografis dan Sumber Daya Alam

a. Kondisi Geografis Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan salah satu kota besar di Propinsi Jawa Tengah. Secara umum kota Surakarta merupakan dataran rendah yang terletak di lereng pegunungan Lawu dan dan pegunungan Merapi dengan ketinggian sekitar 92 meter diatas permukaan air laut. Dengan luas

wilayah sekitar 44 KM 2 , kota Surakarta secara astronomis terletak diantara

' 0 '' ' 0 ' 45 110 15 45 110 45  bujur timur dan

' 0 '' ' '' 00 70 00 36 70 36 0  lintang selatan. Kota Surakarta dibelah oleh tiga aliran sungai besar yaitu

Bengawan Solo, Kali Jenes, dan Kali Pepe. Wilayah kota Surakarta ini mempunyai suhu udara rata-rata

C C 0 0 26 28  dengan tekanan udara rata-rata 1.010,9 MBS, kelembaban udara 71%, kecepatan angin 4 knot

dan arah angin

240 0 dan beriklim tropis. Wilayah administratif Kota Surakarta terdiri dari lima

Kecamatan, yaitu Kecamatan Laweyan, Kecamatan Serengan, Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Jebres, Kecamatan Banjarsari dan terdiri dari 51 Kelurahan yang mencakup 592 RW dan 2644 RT.

a. Sebelah Utara : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Boyolali.

b. Sebelah Timur : Kabupaten Karanganyar dan Kabupaten Sukoharjo.

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Sukoharjo.

d. Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo da Kabupaten Karanganyar. Letak wilayah Kota Surakarta yang diapit oleh wilayah lain menjadikan Kota Surakarta merupakan wilayah yang strategis. Selain itu posisi posisi Kota Surakarta berada dalam jalur stategis diantara Yogyakarta dan Semarang (Joglo Semar). Hal ini tentu saja menyebabkan sektor perdagangan terutama sektor informal mudah untuk dikembangkan di Kota Surakarta, selain sektor pariwisata. Hal ini ditunjukkan dengan kenyataan bahwa perkembangan perdagangan sektor informal dari tahun ketahun semakin meningkat terutama Pedagang Kaki Lima.

b. Sumber Daya Alam Pemerintah kota Surakarta merupakan urban area sehingga potensi Sumber daya alam yang terkandung didalamnya relatif terbatas sebagaimana karateristik daerah perkotaan lainnya, sektor pertanian di Kota Surakarta memiliki peranan dan kontribusi yang semakin lama semakin menurun dalam pembentukan produksi daerah bahkan untuk kepentingan penyediaan hasil bumi. Pemerintah Kota Surakarta mengandalkan dari daerah sekitar, baik produk pertanian tanaman pangan, perkebunan, perikanan, maupun peternakan.

Kondisi sosial politik selama tahun 2004 lalu dapat relatif tenang dan stabil. Modal dasar ini nampaknya tidak di sia-siakan oleh para pelaku ekonomi. Pulihnya pasar Gedhe juga memberikan andil bergeraknya pembangunan di Kota Surakarta. Keadaan diatas merupakan tahun dengan situasi sosial politik yang paling kondusif sejak terjadinya kasus multidimensi beberapa waktu yang lalu. Keadaan ini mendorong para pelaku ekonomi tumbuh kembali secara sehat.

Jumlah penduduk yang besar disuatu wilayah merupakan unsur penting bagi pembangunan. Penduduk yang besar jika dibina dan dikembangkan dengan baik dan terpadu akan menjadi potensi dan sumber daya manusia yang tangguh dalam mendukung pembangunan. Jumlah penduduk Kota Surakarta dari tahun ke tahun terus bertambah. Penduduk merupakan sumber daya manusia yang secara potensial dan dinamis mampu mengolah sumber daya alam dan sumber daya buatan yang ada untuk mencapai tingkat produktifitas yang optimal sehingga akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara luas. Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah.

Jumlah Penduduk Kota Surakarta Menurut Jenis Kelamin Tahun 2000-2008

Tahun Laki-

Rasio Jenis Kelamin

89,68 Sumber : BPS Kota Surakarta (diolah dari hasil Susenas 2007)

Jumlah penduduk kota Surakarta pada tahun 2008 adalah 522.935 jiwa, terdiri dari 247.245 laki-laki dan 275.690 perempuan. Jumlah penduduk tahun 2008 jika dibandingkan dengan jumlah penduduk tujuh tahun sebelumya pada tahun 2000 hasil sensus sebesar 490.214 jiwa, berarti tujuh tahun terakhir kota Surakarta mengalami kenaikan sebanyak 32.721 jiwa. Meningkatnya jumlah penduduk disebabkan oleh urbanisasi dan pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan untuk di Jawa Tengah Kota Surakarta termasuk dalam kota yang cukup maju dan berkembang dibandingkan kota-kota lainnya di Jawa Tengah.

Kondisi pertumbuhan penduduk di Kota Surakarta sudah relatif rendah yaitu hingga tahun 2007 mencapai rata-rata sebesar 0,48% pertahun (BPS Kota Surakarta). Kepadatan penduduk di Kota Surakarta pada tahun

2004 sebesar 11,599 penduduk per KM 2 .

Pertumbuhan Penduduk Kota Surakarta Tahun 1980-2007

Tahun

Jumlah penduduk

Pertambahan Jiwa Dari Tahun

Sebelumnya

Pertumbuhan Penduduk

1,47 Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2008)

Apabila jumlah penduduk tersebut dibandingkan dengan luas wilayah yang sebesar 4.403 KM 2 , kepadatan adalah sebesar 12.716 jiwa/KM 2 yang tersebar di 5 (lima) Kecamatan, 51 Kelurahan yang mencakup 529 RW dan 2645 RT. Sebagian besar penduduk bekerja di

sektor perdagangan juga sektor industri dan jasa.

Tabel 4.3

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Rasio Jenis Kelamin, dan Tingkat Kepadatan Tiap Kecamatan di Kota Surakarta Tahun 2008

Kecamatan

Luas Wilayah

KM 2

Jumlah Penduduk

Rasio

Jenis Kelamin

Tingkat Kepadatan

Pasar Kliwon

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka) Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka)

sebesar 10.945/KM 2 .

3. Aspek Sosial Ekonomi

Komposisi berdasarkan tingkat pendidikan adalah jumlah penduduk menurut tingkat pendidikan yang telah dan sedang ditempuh. Dalam hal ini pendidikan formal. Berdasarkan data dari Biro Pusat Statistik Surakarta, komposisi penduduk dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Penduduk berumur 5 Tahun Keatas yang bekerja Menurut Pendidikan di

Kota Surakarta 2008

Pendidikan

Laki-laki perempuan

Jumlah Belum Pernah Sekolah

Tidak Tamat SD

SD/MI

SMP/Tsanawiyah

SMP/Kejuruan

SMU/MA

Diploma I/II

Akademi/D.III

D.IV/S1/S2/S3

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2008)

Berdasarkan pada Tabel 4.4 diatas dapat diketahui bahwa pendidikan tenaga kerja yang bekerja di sektor formal dan informal di Kota Surakarta sebagian besar merupakan lulusan SMP/Tsanawiyah dengan jumlah sebesar 55.576 jiwa dan lulusan SMA/SMK dengan jumlah sebesar 97.717 jiwa.

4. Produk Domestik Regional Bruto

Produk Domestik Regional Bruto merupakan salah satu indikator perkembangan perekonomian suatu daerah. Perhitungan PDRB dilakukan dengan harga konstan, berarti dalam perhitungan telah dihidangkan pengaruh-pengaruh terhadap merosotnya nilai mata uang. Perhitungan PDRB Kota Surakarta tahun 2006-2008 berdasarkan harga konstan 2000 dapat dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini :

Tabel 4.5

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO MENURUT SEKTOR ATAS HARGA KONSTAN 2000 KOTA SURAKARTA

TAHUN 2004-2008 (JUTAAN Rupiah)

No LAPANGAN USAHA

(5) (6) 1 PERTANIAN AGRICULTURE

2.899,10 2.866,18 2 PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN MINNING & QUARRYING

SEKTOR PRIMER/PRIMARY SECTOR

3 INDUSTRI/INDUSTRIES

1.173.422,60 1.200.606,83 4 LISTRIK GAS,AIR BERSIH ELECTRICITY,GAS & WATER SUPPLY

5 BANGUNAN CONTRUCTION

528.770,39 583.069,88 6 PERDAGANGAN,HOTEL & RESTORAN TRADE,HOTEL & RESTAURANT

7 PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI TRANSPORT & COMMUNICATION

8 KEUANGAN,PERSEWAAN & JASA PERUSAHAAN FINANCIAL,OWNERSHIP & BUSINNESS SERVICE

9 JASA-JASA/SERVICE

SEKTOR TERSIER/TERTIER SECTOR

2.500.499,78 2.657.874,25 PRODUK DOMESTIK

REGIONAL BRUTO/ GROSS REGIONAL DOMESTIC PRODUCT

Sumber : BPS (Surakarta Dalam Angka 2008)

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa pada tahun 2006-2008 sektor industri pengolahan memberikan kontribusi paling besar pada PDRB Kota Surakarta. Dan yang memberikan kontribusi paling kecil adalah sektor penggalian.