Penderita dengan diare cair mengeluarkan tinja yang mengandung sejumlah ion natrium, klorida, dan bikarbonat. Kehilangan air dan elektrolit ini
bertambah bila ada muntah dan kehilangan air juga meningkat bila ada panas. Hal ini dapat menyebabkan dehidrasi, asidosis metabolik, dan hipovolemia. Dehidrasi
merupakan keadaan yang paling berbahaya karena dapat menyebabkan hipovolemia, kolaps kardiovaskuler dan kematian bila tidak diobati dengan tepat.
Dehidrasi yang terjadi menurut tonisitas plasma dapat berupa dehidrasi isotonik, dehidrasi hipertonik hipernatremik atau dehidrasi hipotonik. Menurut derajat
dehidrasinya bisa tanpa dehidrasi, dehidrasi ringan, dehidrasi sedang atau dehidrasi berat Juffrie, 2012.
2.1.7. Penegakan Diagnosis 2.1.7.1. Anamnesis
Jawaban dari beberapa pertanyaan dapat secara cepat mempersempit cakupan dari penyebab diare dan membantu kita menentukan penanganan yang
kita butuhkan, beberapa pertanyaan yang penting yang harus kita tanyakan kepada pasien akan ditunjukkan pada diagram dibawah Calderwood, 2011.
2.1.7.2. Pemeriksaan Fisik
Tanda-tanda dari pasien pada pemeriksaan fisik yang menunjukkan tanda- tanda dehidrasi merupakan informasi yang sangat kita butuhkan tentang
keparahan dari penyakit diare dan untuk kebutuhan terapi secara cepat. Dehidrasi ringan ditunjukkan dengan adanya haus, mulut kering, penurunan produksi
keringat, penurunan pengeluaran urin, dan sedikit kehilangan berat badan. Tanda dari dehidrasi sedang yaitu turunnya tekanan darah ortostatik, menurunnya
tekanan turgor pada kulit, dan mata cekung atau pada bayi cekungnya ubun- ubun. Tanda tanda dari dehidrasi yang berat mencakup dari jatuhnya tekanan
darah hipotensi dan takikardi sampai terjadinya kebingungan dan syok Calderwood, 2011.
Pada pemeriksaan fisik , ada atau tidaknya demam harus segera ditentukan. Hipotensi, ortostatis, takikardi, buruknya turgor kulit, dan keringnya
Universitas Sumatera Utara
membran mukus mengindikasikan adanya dehidrasi. Dehidrasi ini meupakan faktor penyebab terbesar dari morbiditas dan mortalitas pada penyakit diare akut ,
khususnya bayi dan pada usia lanjut Trier, 2012. Kelainan-kelainan yang ditemukan pada pemeriksaan fisik sangat berguna
dalam menentukan beratnya diare pada menentukan penyebab diare. Status volume dinilai dengan memperhatikan perubahan ortostatik pada tekanan darah
dan nadi, temperatur tubuh, dan tanda toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksama merupakan hal yang perting. Adanya dan kualitas bunyi usus dan ada
atau tidaknya distensi abdomen dan nyeri tekan merupakan petunjuk bagi penentuan etiologi Simadibrata, 2009.
2.1.7.3. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang ada beberapa poin yang perlu dilakukan pemeriksaannya yaitu, leukosit pada feses, pembiakan feses, kultur darah yang
dilakukan pada pasien dengan demam tinggi dan pasien dengan imun yang inkompeten, pemeriksaan feses untuk parasit dan telur, pemeriksaan toksin
C.difficile Trier, 2012.
Universitas Sumatera Utara
Diare akut
Penilaian: Riwayat perjalan
Paparan makanan Riwayat kontak
Konsumsi obat Penyakit penyerta
Infeksius Non infeksius
Demam lebih dari 39
⁰C Dehidrasi berat
nyeri perut hebat Hematokezia
danatau disentri Tenesmus
Immunocompromis ed
Mengidentifikasi dan menangani gejala
Ya Tidak
Leukosit tinja Kultur tinja
Kultur darah Pemeriksaan tinja
untuk telur dan parasit
C. difficile toksin Pertimbangkan
sigmoidoskopi Hidrat
Mengobati gejala Follow up dalam 48-72 jam
Pertimbangan pemberian
antibiotik Penyakit menetap atau
memburuk Penyakit sembuh
Tidak membutuhkan evaluasi lebih lanjut
Gambar 2.1. Algoritma diatas menunjukkan apa yang ingin dicapai pada pasien dengan diare akut Trier,2012.
Universitas Sumatera Utara
2.1.8. Penentuan Derajat Dehidrasi dan Tatalaksana 2.1.8.1. Penentuan Derajat Dehidrasi