dikatakan homogen, sedangkan jika nilai p 0.05 maka sampel dikatakan tidak homogen. Jika sampel homogen, maka uji t menggunakan Equal
Variance Assumed diasumsikan varians sama dan jika sampel tidak homogen, maka uji t menggunakan Not Variance Assumed diasumsikan
varians tidak sama. Hasil uji homogenitas dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 6. Hasil Uji Homogenitas Skala Kesepian Levene Statistic
df1 df2
Sig. 3.676
1 148
.057
Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa angka pada Levene Statistik adalah sebesar 3.676 dengan nilai signifikansi p sebesar 0.057, yang artinya
nilai p 0.05. Jadi dapat disimpulkan bahwa sampel dalam penelitian ini bersifat homogen dan uji t yang digunakan adalah Equal Variance Assumed.
2. Hasil Utama Penelitian a Uji Hipotesa Penelitian
Uji hipotesa utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji independent sample t-test. Untuk melakukan pengujian statistik maka
dilakukan penetapan perumusan hipotesa statistik, yaitu: Hipotesa nol Ho : Tidak ada perbedaan kesepian antara remaja panti
asuhan dan remaja yang tinggal dengan keluarga. Ho ditolak jika p α, dimana α = 0.05
Universitas Sumatera utara
Pada penelitian ini, taraf signifikansi yang digunakan adalah 0.05 sedangkan pengetesan signifikansi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengetesan 2 pihak 2-tailed. Hasil uji statistik kesepian dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 7. Gambaran Skor Kesepian
N Mean
Std. Deviation Std. Error
Mean Kesepian
Panti Asuhan 75
87.29 21.585
2.492 Keluarga
75 77.03
17.549 2.026
Tabel 8. Hasil Perhitungan Uji t Skala Kesepian
Independent Samples Test
t-test for Equality of Means
t df
Sig. 2-
tailed Mean
Difference Std.
Error Difference
Kesepian Equal
variances assumed
3.196 148
.002 10.267
3.212
Equal variances
not assumed
3.196 142.082
.002 10.267
3.212
Dari hasil analisa uji t, seperti yang ditunjukkan dalam tabel 8, diperoleh nilai t sebesar 3.196 dan signifikansi p sebesar 0.002 yang artinya p 0.05
Universitas Sumatera utara
Dengan demikian dapat diambil kesimpulan bahwa Ho ditolak, maka disimpulkan bahwa ada perbedaan kesepian antara remaja panti asuhan dan
remaja yang tinggal dengan keluarga. Berdasarkan tabel 7 dapat diketahui bahwa nilai mean kesepian pada
remaja panti asuhan adalah 87.29, sedangkan nilai mean kesepian pada remaja yang tinggal dengan keluarga adalah 77.03. Dengan demikian nilai mean
remaja panti asuhan X= 87.29 lebih tinggi daripada mean remaja yang tinggal dengan keluarga X=77.03, sehingga kesepian remaja panti asuhan
lebih tinggi daripada remaja yang tinggal dengan keluarga. Uji hipotesa minor yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
independent sample t-test. Untuk melakukan pengujian statistik maka dilakukan penetapan perumusan hipotesa statistik, yaitu:
Hipotesa nol Ho : Tidak ada perbedaan kesepian antara remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal dengan keluarga
berdasarkan dimensi-dimensi kesepian. Ho ditolak jika p α, dimana α = 0.05
Hasil analisanya dapat dilihat sebagai berikut: Tabel 9. Hasil Analisa Kesepian Tiap Dimensi
Dimensi Tempat
Tinggal
Mean SD
Min Maks
Nilai t
Nilai p
Cognitive
Panti Asuhan 32.99
8.151 21
54 2.601
0.010 Keluarga
29.60 7.789
17 59
Affective
Panti Asuhan 33.68
9.136 18
60 3.748
0.000 Keluarga
28.85 6.396
17 51
Interpersonal Context
Panti Asuhan 20.63
5.663 11
39 2.373
0.019 Keluarga
18.57 4.905
10 35
Universitas Sumatera utara
Berdasarkan tabel 9, dapat dilihat bahwa ada perbedaan kesepian antara remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal dengan keluarga pada setiap
dimensi kesepian. Pada dimensi cognitive diketahui bahwa nilai p = 0.010, dimana nilai p 0.05 maka terdapat perbedaan kesepian antara remaja panti
asuhan dan remaja yang tinggal dengan keluarga pada dimensi cognitive. Pada dimensi affective diketahui bahwa nilap p = 0.000 dimana nilai p 0.05 maka
terdapat perbedaan kesepian antara remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal dengan keluarga pada dimensi affective. Pada dimensi interpersonal
context diketahui bahwa nilai p = 0.019 dimana nilai p 0.05 maka terdapat perbedaan kesepian antara remaja panti asuhan dan remaja yang tinggal
dengan keluarga pada dimensi interpersonal context. Dari hasil analisa juga dapat dilihat bahwa pada setiap dimensi kesepian, nilai rata-rata subjek remaja
panti asuhan lebih besar daripada subjek remaja yang tinggal dengan keluarga. Hal tersebut menunjukkan bahwa subjek remaja panti asuhan memiliki
kesepian yang lebih tinggi pada setiap dimensi dibandingkan subjek remaja yang tinggal dengan keluarga.
b Kategorisasi Data Penelitian
Dari hasil penelitian yang diperoleh, diketahui bahwa skor tertinggi yang berhasil didapatkan subjek adalah 152, sedangkan skor terendah adalah 48.
Adapun deskripsi total dari skor skala kesepian, baik skor empirik maupun hipotetik, adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera utara
Tabel 10. Deskripsi Skor Empirik dan Hipotetik Skala Kesepian
Tempat Tinggal N
Mean SD
Min Maks
Empirik
Panti Asuhan 75
87.29 21.585
51 152
Keluarga 75
77.03 17.549
48 145
Hipotetik
Panti Asuhan 75
123 27.3
41 205
Keluarga 75
123 27.3
41 205
Hasil perbandingan antara skor empirik dengan skor hipotetik menunjukkan bahwa mean empirik lebih kecil dari mean hipotetik. Hal ini
berarti bahwa kesepian pada subjek penelitian lebih rendah dari rata-rata kesepian umumnya berdasarkan skala kesepian yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan data
penelitian yang
diperoleh, dapat
dilakukan pengelompokkan yang mengacu pada kriteria kategorisasi. Azwar 2009
menyatakan bahwa kategorisasi ini didasarkan pada asumsi bahwa skor populasi terdistribusi normal. Kriteria kategorisasi skor kesepian pada
penelitian ini terdiri dari tiga, yaitu: tinggi, sedang dan rendah, dengan rumus sebagai berikut:
X μ-1,0σ Rendah
μ-1,0σ ≤ X μ+1,0σ Sedang
μ+1,0σ ≤ X Tinggi
Dengan memperhatikan mean hipotetik sebesar 123 dan standar deviasi sebesar 27.3, maka kriteria kategorisasi kesepian remaja dapat dilihat pada
tabel sebagai berikut:
Universitas Sumatera utara
Tabel 11. Kategorisasi Skor Kesepian Remaja
Kriteria Rentang Skor
Panti Asuhan
Keluarga N
Persentase
Rendah X 95.7
52 67
119 79.3
Sedang 95.7
≤ X 150.3 22
8 30
20 Tinggi
150.3 ≤ X
1 1
0.7
Jumlah 75
75 150
100
Berdasarkan kriteria kategorisasi pada tabel 11, dapat diketahui bahwa terdapat 119 orang remaja 79.3 dengan tingkat kesepian rendah, yaitu
remaja panti asuhan sebanyak 52 orang, lebih sedikit dari remaja yang tinggal dengan keluarga berjumlah 67 orang. Pada kategorisasi sedang terdapat 30
remaja 20, yaitu remaja panti asuhan sebanyak 22 orang dan remaja yang tinggal dengan keluarga sebayak 8 orang. Sedangkan pada kategorisasi tinggi,
terdapat 1 orang remaja 0.7 dengan tingkat kesepian tinggi, yang hanya terdapat pada remaja panti asuhan.
C. PEMBAHASAN