Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat disimpulkan aspek-aspek kecerdasan emosi meliputi mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri sendiri, mengenali emosi orang lain, membina hubungan. Untuk selanjutnya dijadikan indikator alat ukur kecerdasan emosi dalam penelitian, dengan pertimbangan aspek-aspek tersebut sudah cukup mewakili dalam mengungkap sejauh mana kecerdasan emosi subjek penelitian.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi

Goleman 1997 menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosional seseorang yaitu: a. Lingkungan keluarga. Kehidupan keluarga merupakan sekolah pertama bagi anak dalam mempelajari emosi. Kecerdasan emosi dapat diajarkan pada saat masih bayi melalui ekspresi wajah. Peristiwa emosional yang terjadi pada masa anak-anak akan melekat dan menetap secara permanen hingga dewasa kehidupan emosional yang dipupuk dalam keluarga sangat berguna bagi masa depan anak. b. Lingkungan non keluarga. Hal ini yang terkait adalah lingkungan masyarakat dan pendidikan. Kecerdasan emosi ini berkembang sejalan dengan perkembangan fisik dan mental anak. Pembelajaran ini biasanya ditujukan dalam suatu aktivitas bermain peran sebagai seseorang diluar dirinya dengan emosi yang menyertai keadaan orang lain. Menurut Le Dove dalam Goleman. 1997 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi antara lain: Universitas Sumatera Utara a. Fisik. Secara fisik bagian yang paling menentukan atau paling berpengaruh terhadap kecerdasan emosi seseorang adalah anatomi saraf emosinya. Bagian otak yang digunakan untuk berfikir yaitu korteks kadang kadang disebut juga neo korteks. Sebagai bagian yang berada dibagian otak yang mengatur emosi yaitu system limbic, tetapi sesungguhnya antara kedua bagian inilah yang menentukan kecerdasan emosi seseorang. 1. Korteks. Bagian ini berupa bagian berlipat-lipat kira kira 3 milimeter yang membungkus hemisfer serebral dalam otak. Korteks berperan penting dalam memahami sesuatu secara mendalam, menganalisis mengapa mengalami perasaan tertentu dan selanjutnya berbuat sesuatu untuk mengatasinya. Korteks khusus lobus prefrontal, dapat bertindak sebagai saklar peredam yang memberi arti terhadap situasi emosi sebelum berbuat sesuatu. 2. Sistem limbic. Bagian ini sering disebut sebagai emosi otak yang letaknya jauh didalam hemisfer otak besar dan terutama bertanggung jawab atas engaturan emosi dan implus. Sistem limbic meliputi hippocampus, empat berlangsungnya proses pembelajaran emosi dan tempat isimpannya emosi. Selain itu ada amygdala yang dipandang sebagai pusat pengendalian emosi pada otak. b. Psikis. Kecerdasan emosi selain dipengaruhi oleh kepribadian individu, juga dapat dipupuk dan diperkuat dalam diri individu. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa menurut Le Dove dalam Goleman. 1997 terdapat dua faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan Universitas Sumatera Utara emosi seseorang yaitu secara fisik dan psikis. Secara fisik terletak dibagian otak yaitu konteks dan sistem limbic, secara psikis meliputi lingkungan keluarga dan lingkungan non keluarga sedangkan menurut Goleman, 1997 faktor yang mempengaruhi kecerdasan emosi yaitu, keluarga dan non keluarga. Menurut Goleman 2000 terdapat 2 faktor yang dapat mempengaruhi kecerdasan emosi seseorang, antara lain: 1. Pengalaman Kecerdasan emosi dapat meningkat sejalan dengan kehidupan manusia. Sepanjang perjalanan hidup, kecerdasan emosi biasanya cenderung berrtambah sementara manusia belajar untuk menangani suasana hati, menangani emosi yang menyulitkan sehingga semakin cerdas dalam hal emosi. Menurut Mayer dalam Goleman, 2000kecerdasan emosi berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman dari masa kanak- kanak hingga dewasa. 2. Usia Pada masa remaja, kecerdasan emosi paling besar terbentuk pada masa remaja pertengahan. Stein Book 2004 melakukan penelitian terhadap 4000 orang di Kanada dan Amerika Serikat dimana hasil penelitian tersebut menunjukan bahwa kecerdasan emosi meningkat seiring dengan usia seseorang. . Hal ini dikarenakan pada masa remaja tengah hubungan tersebut telah menjadi hubungan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang. Pada masa ini, remaja mulai mengevaluasi apa yang baik dan buruk bagi dirinya. Universitas Sumatera Utara

4. Ciri-ciri anak yang memiliki kecerdasan emosi