PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Hasil pengujian hipotesis utama menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki.. Hasil pengujian korelasi antara attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki menunjukkan bahwa r = -0,460 dengan p = 0.000 Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2000, menyatakan hubungan attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki tergolong sedang. Hipotesa 1 menyatakan menyatakan bahwa Ho ditolak, sehingga Ha diterima Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hasil pengujian regresi antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki menunjukkan bahwa r = 0,274, R²= 0,75 7,5 dengan p = 0.000. artinya hubungannya sangat tidak erat.Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2000, menyatakan hubungan positif secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki tergolong rendah. Hal ini sependapat dengan McCarthy 1999.bahwa remaja yang memiliki secure attachment terhadap ayah akan menunjukan sikap sebagai kurang mengganggu, kurang agresif, dan lebih dewasa. secure attachment cenderung memiliki percaya, hubungan jangka panjang. memiliki harga diri yang tinggi, Universitas Sumatera Utara menikmati hubungan intim, mencari dukungan sosial, dan kemampuan untuk berbagi perasaan dengan orang lain. hipotesa 2 menyatakan menyatakan bahwa Ho ditolak, sehingga Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hasil pengujian korelasi antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki menunjukkan bahwa r = 0,429, R²= 0,184 18,4dengan p = 0.000 artinya hubungan nya tidak erat. Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2000, menyatakan hubungan anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki tergolong sedang Hal ini sependapat dengan McCarthy 1999 bahwa remaja yang memiliki secure attachment terhadap ayah akan menunjukan sikap sering merasa enggan menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain dan khawatir bahwa pasangan mereka tidak membalas perasaan mereka. Hal ini menyebabkan mereka sering putus, merasa hubungan mereka “dingin” dan jauh. Orang-orang ini merasa sangat sedih ketika berakhirnya sebuah hubungan. Cassidy dan Berlin dijelaskan pola lain patologis mana anxious orang dewasa melekat melekat pada anak-anak muda sebagai sumber keamanan 1994. hipotesa 3 menyatakan menyatakan bahwa Ho ditolak, sehingga Ha diterima. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan negatif antara avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki. Hasil pengujian korelasi antara avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan Universitas Sumatera Utara emosi pada remaja laki-laki menunjukkan bahwa r = -0,452, R²= 0,204 20,4 dengan p = 0.000 artinya hubungannya tidak erat. Dengan menggunakan kriteria interpretasi harga r menurut Hadi 2000, menyatakan hubungan avoidant attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki tergolong sedang Beberapa hal diasumsikan mempengaruhi penelitian ini dan berikut pembahasan terhadap hasil penelitian yang dikemukakan oleh peneliti. Ainsworth 1969 mengatakan bahwa attachment adalah ikatan emosional yang dibentuk seorang individu dengan orang lain yang bersifat spesifik, mengikat mereka dalan suatu attachment yang bersifat kekal sepanjang waktu. Goleman 1997 mendefinisikan bahwa kecerdasan emosi adalah suatu kemampuan seseorang yang didalamnya terdiri dari berbagai kemampuan untuk dapat memotivasi diri sendiri, bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan impulsive needs atau dorongan hati, tidak melebih-lebihkan kesenangan maupun kesusahan, mampu mengatur reactive needs, menjaga agar bebas stress, tidak melumpuhkan kemampuan berfikir dan kemampuan untuk berempati pada orang lain, serta adanya prinsip berusaha sambil berdoa Berdasarkan hasil penelitian pada variabel atatchment menunjukan bahwa attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki termasuk dalam katergori tinggi. Hasil perhitungan diperoleh sebanyak 43 remaja 53,75 memiliki attachment terhadap ayah yang tergolong tinggi, 26 remaja 32,5 memiliki attachment terhadap ayah yang tergolong sedang dan 11 remaja 13,75 memiliki attachment terhadap ayah yang tergolong rendah. Hal ini dapat diartikan bahwa Universitas Sumatera Utara sebagian besar responden dalam hal ini remaja laki-laki memiliki attachment terhadap ayah tergolong tinggi. Sedangkan hasil penelitian pada variabel kecerdasan emosi menunjukan bahwa kecerdasan emosi pada remaja laki-laki termasuk dalam katergori sedang. Hasil perhitungan diperoleh sebanyak 12 remaja 15 memiliki kecerdasan emosi yang tergolong tinggi, 55 remaja 68,75 memiliki kecerdasan emosi yang tergolong sedang dan 13 remaja 16,25 memiliki kecerdasan emosi yang tergolong rendah. Berdasarkan hasil tambahan mengenai attachment terhadap ayah pada remaja laki-laki berdasarkan usia tidak ada perbedaan. Dilihat dari nilai F= 0,515 dengan nilai signifikansi p yaitu 0,673. karena p 0.05, hal ini berarti tidak ada perbedaan attachment terhadap ayah ditinjau dari usia. Hal ini sependapat dengan Bowlby dalam Doyle Moretti, 2000 yang mengatakan meskipun frekuensi dan intensitas beberapa perilaku attachment diketahui menurun seiring bertambahnya usia namun, kualitas ikatan attachment remaja akan tetap stabil. Berdasarkan hasil tambahan mengenai kecerdasan emosi pada remaja laki- laki berdasarkan usia tidak ada perbedaan. Dilihat dari nilai nilai F= 1,413 dengan nilai signifikansi p yaitu 0,246. Hasil tersebut tidak signifikan karena p 0.05, hal ini berarti tidak ada perbedaan kecerdasan emosi ditinjau dari usia. Hal ini sesuai dengan Menurut Mayer dalam Goleman, 2000 yang menyatakan bahwa kecerdasan emosi berkembang sejalan dengan usia dan pengalaman dari masa kanak- kanak hingga dewasa. Stein Book 2004 juga melakukan penelitian terhadap 4000 orang di Kanada dan Amerika Serikat dimana hasil penelitian Universitas Sumatera Utara tersebut menunjukan bahwa kecerdasan emosi meningkat seiring dengan usia seseorang. . Hal ini dikarenakan pada masa remaja tengah hubungan tersebut telah menjadi hubungan yang menyenangkan dan penuh kasih sayang. Pada masa ini, remaja mulai mengevaluasi apa yang baik dan buruk bagi dirinya. Hasil penelitian ini mungkin belum dapat dinyatakan sebagai kenyataan sebenarnya dari subjek yang diteliti. Selain karena peneliti tidak menggunakan alat ukur diluar skala psikologis, dapat terjadi kemungkinan bahwa alat ukur berupa skala psikologis yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel attachment terhadap ayah dan kecerdasan emosi belum mengungkap kenyataan yang ada di dalam diri subjek secara menyeluruh. Hal ini dapat dikarenakan jumlah butir yang terbatas dari setiap aspek variabel untuk dapat mengungkap kedua variabel tersebut sesuai kenyataan yang sebenarnya pada diri subjek. Universitas Sumatera Utara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian ini. Pada bagian pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian ini dan pada bagian akhir akan dikemukakan saran-saran baik yang bersifat praktis maupun metodologis yang mungkin dapat berguna bagi penelitian yang akan datang dengan topik yang sama.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan pada bagian sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut: 1. Berdasarkan penelitian hasil pengujian hipotesis menyatakan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yaitu, ada hubungan positif antara attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki dengan r = 0.381 dan p = 0.000. a. Dari hasil penelitian ho ditolak dan Ha diterima yaitu ada hubungan positif antara secure attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki dengan r =0,274dan p=0,014 p0,05. Artinya semakin positif attachment terhadap ayah maka semakin tinggi kecerdasan emsi remaja laki-laki. b. Dari hasil penelitian ada hubungan negatif antara anxious attachment terhadap ayah dengan kecerdasan emosi pada remaja laki-laki dengan r = Universitas Sumatera Utara