Ketersediaan Mesin Pengolahan Pupuk Organik Mesin Pencacah Rumput Chopper Bantuan Pemerintah Ternak, Sarana Pelatihan Keterampilan Peternak Pihak Perkebunan Setuju Dilakukan Integrasi Sapi- Kelapa Sawit

tanaman dan pemanfaatan pelepah dan daun kelapa sawit sebagai sumber pakan. Kenyataan yang diperoleh, para peternak sangat tergantung kepada lahan perkebunan kelapa sawit milik orang lain dan tanaman rumput yang tumbuh disekitar pemukiman penduduk akibat keterbatasan lahan yang dimiliki.

c. Kepemilikan Lahan Untuk Penggembalaan Sapi

Lahan untuk penggembalaan sapi tidak saja berfungsi sebagai ruang jelajah tetapi juga merupakan sumber ketersediaan air dan sumber ketersediaan pakan berupa hijauan dari tanaman pakan ternak dan hasil samping perkebunan. Mengingat keterbatasan lahan yang dimiliki oleh peternak untuk penggembalaan sapi maka sistem pemeliharan yang dapat dilakukan adalah sistem pemeliharaan secara intensif dengan sapi dikandangkan dimana kebutuhan pakannya harus disediakan oleh peternak. Keterbatasan lahan ini diakibatkan peruntukan lahan pertanian tanaman pangan dan perkebunan lebih diutamakan dari pada padang penggembalaan ternak dan lahan untuk tujuan produksi hijauan pakan ternak.

d. Pemanfaatan Limbah Hasil Samping Kelapa Sawit Sebagai Pakan Sapi Potong

Pemeliharaan sapi potong secara intensif membutuhkan ketersediaan pakan yang terus menerus dan berkesinambungan. Mengingat ketersediaan hijauan pakan ternak sangat terbatas maka perlu dicari alternatif lain sebagai sumber pakan sapi seperti pemanfaatan limbah hasil samping kelapa sawit melalui sentuhan teknologi nutrisi pakan ternak. Peternak di Kabupaten Deli Serdang belum memanfaatkan limbah kelapa sawit seperti pelepah dan daun sawit, lumpur sawit, bungkil inti sawit dan serat buah sawit. Selain belum lazim digunakan, limbah hasil samping kelapa sawit ini juga tidak tersedia untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak dalam jumlah yang cukup karena pabrik kelapa sawit PKS tidak memproduksi limbah ini untuk tujuan sebagai pakan ternak sapi dan permintaan kerjasama dari kelompok peternak sapi sampai saat ini belum ada.

e. Ketersediaan Mesin Pengolahan Pupuk Organik

Pemeliharaan sapi secara intensif dikawasan perkebunan kelapa sawit memberi nilai tambah berupa pupuk kandangorganik dan biogas sebagai bahan bakar pengganti BBM. Limbah hasil samping perkebunan seperti biomassa Universitas Sumatera Utara dapat dijadikan sebagai pupuk kompos dengan bantuan mesin pembuat pupuk kompos dimana hal ini masih terbatas dimiliki oleh peternak.

f. Mesin Pencacah Rumput Chopper

Pengolahan pakan dengan mesin pencacah rumput chopper tidak pernah dilakukan karena ketersediaannya tidak ada, baik milik perorangan maupun anggota kelompok. Penggunaan mesin pencacah rumput chopper ini untuk tujuan mengefisienkan waktu yang diperlukan peternak untuk menyiapkan pakan sapi.

g. Bantuan Pemerintah Ternak, Sarana

Pemerintah sangat mendukung perkembangan usaha sapi masyarakat, akan tetapi karena keterbatasan dana dan prioritas pembangunan, maka pemerintah belum optimal menyalurkan bantuan baik berupa bibit ternak maupun sarana pendukung seperti kandang dan penanaman hijauan pakan ternak serta obat- obatan. Kedepan diharapkan pemerintah dapat meningkatkan program bantuan kepada kelompok peternak dan memfasilitasi kerjasama antara peternak dengan pihak perkebunan demi terwujudnya integrasi sapi potong dengan perkebunan kelapa sawit yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak.

h. Pelatihan Keterampilan Peternak

Kesempatan peternak untuk memperoleh pelatihan keterampilan masih terbatas sehingga pengalaman, penguasaan teknologi dan informasi serta keterampilan untuk mengembangkan usaha peternakannya belum optimal. Hal ini karena peternak selaku pelaku utama, baik secara individu maupun secara kelompok belum dibekali pengetahuan, pendidikan dan keterampilan yang memadai untuk mengelola usaha sapi potong secara professional.

i. Pemanfaatan Mitra dan Jasa Perbankan Lembaga Keuangan .

Peternak baik individu maupun sebagai anggota kelompok belum memanfaatkan jasa perbankan lembaga keuangan yang ada untuk bermitra. Hal ini disebabkan karena kelompok peternak belum eksis dan kuat serta kurangnya motivasi dan jiwa kewirausahaan sehingga pihak perbankan lembaga keuangan masih enggan bermitra dengan peternak. Universitas Sumatera Utara Analisis Faktor Eksternal Analisis lingkungan eksternal digunakan untuk mengetahui peluang Opportunities dan ancaman Threats.

1. Peluang Opportunities

Beberapa faktor eksternal yang merupakan peluang untuk pengembangan sapi potong - integrasi dengan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Deli Serdang, yaitu :

a. Pihak Perkebunan Setuju Dilakukan Integrasi Sapi- Kelapa Sawit

Pada prinsipnya pihak perkebunan setuju melakukan integrasi sapi potong- kebun kelapa sawit dengan memberi kesempatan kepada peternak untuk memanfaatkan hijauan antar tanaman yang tumbuh diareal perkebunan kelapa sawit dengan kesepakatan peternak tidak menggembalakan sapinya diareal perkebunan kelapa sawit karena sapi akan merenggut daun sawit dan terjadi pemadatan tanah disekitar piringan kebun kelapa sawit. Bagi pihak perkebunan dengan keberadaan sapi dapat menyumbangkan tenaga kerja untuk pengangkutan tandan buah segar TBS dari dalam areal perkebunan kelapa sawit ketempat pengumpulan TPH serta menghasilkan pupuk kandang yang sangat baik digunakan sebagai pupuk organik bagi tanaman kelapa sawit.

b. Pelaksanaan Inseminasi Buatan IB oleh Petugas Lapangan