d. Tingkat Keamanan Usaha Peternakan Sapi
Tingkat keamanan sapi dari gangguan luar seperti pencurian dan binatang buas cukup tinggi. Hal ini memberi peluang untuk pengembangan sapi potong
karena peternak merasa aman dari kehilangan ternak akibat pencurian maupun predator yang mengancam peningkatan populasi sapi. Kondisi ini perlu
dipertahankan dengan meningkatkan kewaspadaan melalui penjagaan dan pengamanan lingkungan.
e. Transportasi Keluar Masuk Lokasi Peternakan Sapi
Transportasi keluar masuk lokasi peternakan cukup lancar. Pada usaha peternakan sapi potong, sarana dan prasarana transportasi sangat penting untuk
mendukung kelancaran semua kegiatan yang meliputi penyediaan pakan ternak, penjualan hasil pertanian peternakan dan mobilitas kegiatan kelompok untuk
mengadakan pertemuan dan kegiatan penyuluhan inseminasi buatan yang dilakukan oleh petugas lapangan kelokasi peternakan.
2. Ancaman Treathts
Faktor eksternal yang merupakan ancaman dalam usaha pengembangan sapi potong-integrasi dengan perkebunan kelapa sawit adalah terbatasnya pabrik
kelapa sawit yang memproduksi limbah hasil samping untuk pakan sapi. Terbatasnya Pabrik Kelapa Sawit PKS
Jumlah pabrik kelapa sawit yang memproduksi limbah hasil samping untuk digunakan sebagai pakan sapi potong di Kabupaten Deli Serdang masih
terbatas. Di Sumatera Utara hanya ada 9 sembilan pabrik pengolahan minyak kelapa sawit yang kapasitas mesinnya dapat memproses 800 ton buah sawit
segarhari yang menghasilkan ± 5 ton lumpur sawit kering dan ± 6 ton bungkil inti sawit kering per hari Horne et al, 1994. Bila dikonversikan terhadap kebutuhan
pakan sapi 20 – 70 dalam ransum, maka daya dukung satu pabrik kelapa sawit dapat memenuhi kebutuhan ± 1.500 ekor sapi tahun.
Setiap hektar kebun kelapa sawit dapat menghasilkan 486 ton pelepah kering, 17,1 ton daun sawit kering tahun, dari pabrik pengolahan kelapa sawit
akan diperoleh limbah lumpur sawit sebanyak 840 – 1.260 kg dan 567 kg bungkil inti sawit Sianipar et al.,2003. Agar potensi ini dapat tersedia dan diperoleh
Universitas Sumatera Utara
sepanjang tahun,kawasan perkebunan kelapa sawit yang mempunyai PKS menjadi tumpuan pengembangan sapi potong- integrasi dengan perkebunan kelapa sawit.
Kabupaten Deli Serdang dengan luas areal perkebunan kelapa sawit 40.706,86 ha, maka berdasarkan hasil perhitungan diatas akan menghasilkan
19,78 juta ton pelepah keringtahun, 696.087 ton daun sawit keringtahun, 34.194 – 51.291 ton lumpur sawit dan 23.081 ton bungkil inti sawit. Dengan total
produksi kelapa sawit dalam bentuk tandan buah segar TBS sebanyak 317.291,61 ton membutuhkan 2 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas mesin yang
mampu memproses 800 ton buah sawit segar per hari dengan asumsi 200 hari kerja dalam setahun akan mampu menghasilkan 1983 ton lumpur sawit dan 2380
ton bungkil inti sawit.
Penentuan Alternatif Strategi
Strategi pengembangan sapi potong – integrasi dengan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara membuat matriks SWOT.
Matriks SWOT ini dibangun berdasarkan faktor-faktor strategi, baik faktor internal kekuatan dan kelemahan maupun faktor eksternal peluang dan
ancaman. Berdasarkan posisi analisis SWOT maka dapat disusun 4 empat strategi utama, yaitu SO Strenghts – Opportunities, WO Weakness –
Opportunities, ST Strenghts – Threats dan WT weakness – Threats. Penentuan strategi pengembangan sapi potong dengan perkebunan kelapa
sawit di Kabupaten Deli Serdang disajikan pada tabel 31 berikut ini :
Universitas Sumatera Utara
Tabel 31. Penentuan Strategi Pengembangan Sapi Potong – Integrasi dengan Perkebunan Kelapa Sawit di Kabupeten Deli Serdang
FAKTOR INTERNAL
FAKTOR EKSTERNAL
Kekuatan S : 1.
SDM peternak umumnya beternakbertani.
2. Pengalaman peternak sapi
memadai. 3.
Pemanfaatan hijauan antar tanaman HAT tinggi.
4. Kelompok peternak sapi sudah ada.
5. Pemeliharaan sapi sudah intensif.
6. Sarana dan prasarana pemeliharaan
sapi baik 7.
Kotoran sapi sudah dimanfatkan untuk pupuk kelapa sawit.
8. Pencatatan recording telah
dilakukan. 9.
Penjualan betina produktif rendah. Kelemahan W :
1. Tingkat pendidikan peternak
relatif rendah. 2.
Kepemilikan lahan kelapa sawit rendah.
3. Lahan untuk penggembalaan sapi
terbatas. 4.
Limbah perkebunan kelapa sawit belum dimanfaatkan menjadi
pakan ternak. 5.
Mesin pengolahan pupuk organik terbatas.
6. Mesin pencacah rumput tidak ada.
7. Bantuan pemerintah ternak,
sarana masih terbatas. 8.
Pelatihan keterampilan peternak terbatas.
9. Peternak belum bermitra dan
menggunakan jasa perbankan, lembaga keuangan yang ada.
Peluang O : 1.
Pihak perkebunan kelapa sawit setuju
dilakukan integrasi sapi - kelapa sawit.
2. Pelaksanaan Inseminasi
Buatan IB sudah baik. 3.
Lembaga keuangan dan permodalan tersedia.
4. Tingkat keamanan
ternak sapi tinggi. 5.
Transportasi keluar– masuk lokasi
peternakan lancar. 1.
Manfaatkan sumber daya perkebunan hijauan antar
tanaman, hasil samping untuk pengembangan ternak sapi.
2. Manfaatkan kelompok peternak
sapi yang ada untuk dapat bermitra dengan lembaga keuangan.
3. Manfaatkan petugas lapangan
untuk melayani Inseminasi Buatan guna mempercepat produktifitas
ternak sapi 4.
Manfaatkan kondisi keamanan baik dari kehilangan maupun
penyakit untuk pengembangan ternak sapi.
5. Manfaatkan kotoran sapi sebagai
pupuk kelapa sawit dan salah satu sumber pendapatan peternak.
6. Manfaatkan sapi betina produktif
dan bunting untuk meningkatkan populasi sapi dengan tidak
menjual atau menyembelihnya. 1.
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak untuk
melakukan integrasi sapi dengan kelapa sawit.
2. Manfaatkan limbah hasil samping
perkebunan kelapa sawit untuk diolah menjadi pakan ternak sapi.
3. Tingkatkan peran aktif pemerintah
untuk memfasilitasi peternak sapi dan perkebunan sawit melakukan
integrasi sapi – kelapa sawit. 4.
Manfaatkan bantuan ternak sapi pemerintah melalui pelaksanaan
Inseminasi Buatan secara teratur yang difasilitasi petugas lapangan.
5. Manfaatkan lembaga keuangan
jasa perbankan yang tersedia untuk menambah modal usaha peternakan
sapi.
Ancaman T : 1.
Pabrik kelapa sawit PKS masih terbatas.
1. Memanfaatkan pabrik kelapa sawit
PKS, untuk memperoleh hasil samping berupa limbah kelapa
sawit untuk pakan ternak sapi. 2.
Memanfaatkan pabrik kelapa sawit PKS untuk mendukung integrasi
sapi potong dengan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan.
1. Manfaatkan pabrik kelapa sawit
untuk mengolah hasil samping kelapa sawit untuk pakan ternak
sapi. 2.
Manfaatkan pabrik kelapa sawit untuk menambah keterampilan
peternak dalam mengolah pupuk organik.
Universitas Sumatera Utara
Strategi SO Strenghts – Opportunities
Strategi yang dilakukan pada pengembangan sapi potong – integrasi dengan perkebunan kelapa sawit dengan menggunakan kekuatan untuk
memanfaatkan peluang sebagai berikut : 1.
Manfaatkan sumber daya perkebunan hijauan antar tanaman, hasil samping untuk pengembangan ternak sapi.
2. Manfaatkan kelompok peternak sapi yang ada untuk dapat bermitra dengan
lembaga keuangan. 3.
Manfaatkan petugas lapangan untuk melayani Inseminasi Buatan guna mempercepat produktifitas ternak sapi
4. Manfaatkan kondisi keamanan ternak kehilangan, penyakit untuk
pengembangan ternak sapi. 5.
Manfaatkan kotoran sapi sebagai pupuk kelapa sawit dan salah satu sumber pendapatan peternak.
6.
Manfaatkan sapi betina produktif dan bunting untuk meningkatkan populasi sapi dengan tidak menjual atau menyembelihnya
.
Strategi WO Weakness – Opportunities
Strategi yang dilakukan dengan meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang sebagai berikut:
1. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan peternak untuk melakukan
integrasi sapi dengan kelapa sawit. 2.
Manfaatkan limbah hasil samping perkebunan kelapa sawit untuk diolah menjadi pakan ternak sapi.
3. Tingkatkan peran aktif pemerintah untuk memfasilitasi peternak sapi dan
perkebunan sawit melakukan integrasi sapi- kelapa sawit. 4.
Manfaatkan bantuan ternak sapi pemerintah melalui pelaksanaan Inseminasi Buatan secara teratur yang difasilitasi petugas lapangan.
5. Manfaatkan lembaga keuangan jasa perbankan yang tersedia untuk
menambah modal usaha peternakan sapi.
Universitas Sumatera Utara
Strategi ST Strenghts – Threaths
Strategi yang dilakukan dengan menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman sebagai berikut.
1. Memanfaatkan pabrik kelapa sawit PKS, untuk memperoleh hasil samping
berupa limbah kelapa sawit untuk pakan ternak sapi. 2.
Memanfaatkan pabrik kelapa sawit PKS untuk mendukung integrasi sapi potong dengan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan.
Strategi WT Weakness – Threaths
Strategi yang dilakukan dengan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman sebagai berikut :
1. Manfaatkan pabrik kelapa sawit untuk mengolah hasil kebun kelapa sawit
untuk pakan ternak sapi. 2.
Manfaatkan pabrik kelapa sawit untuk menambah keterampilan peternak dalam mengolah pupuk organik.
Universitas Sumatera Utara
Penentuan alternatif strategi untuk tahap pengambilan keputusan menurut daftar prioritas yang harus diimplementasikan disajikan pada Tabel 32.
Tabel 32. Matrik Perencanaan Strategis Kuantitatif QSPM Faktor Kunci Bobot Rating Skor
Kekuatan Strength 1. Sumber daya peternak 0,08 4 0,32
2. Pengalaman peternak 0,08 3 0,24 3. Pemanfaatan hijauan antar tanaman 0,08 3 0,24
4. Adanya kelompok peternak sapi 0,08 3 0,24 5. Pemeliharaan sapi secara intensif 0,06 4 0,24
6. Sarana dan prasarana pemeliharaan sapi 0,04 4 0,16 7. Pemanfaatan kotoran sapi untuk pupuk 0,05 3 0,15
Kelapa sawit 8. Pencatatan recording 0,04 4 0,16
9. Penjualanpemotongan betina produktif 0,04 3 0,12 Kelemahan weaknesses
1. Tingkat pendidikan peternak 0,05 2 0,10 2. Kepemilikan lahan kelapa sawit 0,08 2 0,16
3. Kepemilikan lahan untuk penggembalaan 0,07 3 0,18 Sapi
4. Pemanfaatan limbah hasil samping 0,07 1 0,07 Kelapa sawit
5. Ketersediaan mesin pengolahan pupuk organik 0,03 1 0,03 6. Ketersediaan mesin pencacah rumput 0,03 1 0,03
7. Bantuan pemerintah ternak,sarana 0,04 2 0,08 8. Pelatihan keterampilan peternak 0,05 2 0,05
9. Pemanfaatan mitra dan jasa perbankan 0,04 2 0,08 Total Bobot 1,00 2,65
Peluang opportunities 1. Pihak perkebunan setuju dilakukan 0,20 4 0,80
Integrasi sapi – kelapa sawit 2. Pelaksanaan inseminasi buatan IB 0,15 3 0,45
3. Tersedianya lembaga keuangan 0,10 4 0,40 4. Tingkat keamanan usaha peternak sapi 0,10 4 0,40
5. Transportasi keluar-masuk lokasi peternakan 0,10 4 0,40 Ancaman threats
1. Terbatasnya pabrik kelapa sawit 0,35 1 0,35 Total Bobot 1,00
Jumlah skor total 5,45
Universitas Sumatera Utara
Strategi alternatif yang dapat dilakukan pada pengembangan sapi potong integrasi dengan perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Deli Serdang adalah :
1. Manfaatkan sumber daya perkebunan kelapa sawit hijauan antar tanaman dan limbah hasil samping untuk pengembangan sapi potong dengan mengolahnya
menjadi pakan ternak. 2. Manfaatkan pabrik kelapa sawit PKS untuk mendukung pengembangan sapi
potong integrasi dengan perkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Alternatif strategi pendukung jangka menengah yang dapat dilakukan
adalah : 1. SDM peternak perlu ditingkatkan melalui pendidikan dan pelatihan yang
terukur dan berkesinambungan untuk merubah pola pikir dari usaha sambilan menjadi usaha pokok utama.
2. Dilakukan pembinaan kelompok peternak untuk dapat mandiri menjalankan usaha sapi potong dengan memanfaatkan hijauan antar tanaman dan limbah
hasil samping perkebunan kelapa sawit dengan memperhatikan kelestarian lingkungan.
3. Penyediaan mesin pengolah pupuk organik untuk dapat memanfaatkan biomassa yang melimpah dan pemanfaatan kotoran sapi sebagai pupuk kelapa
sawit. 4. Penyediaan mesin pencacah chopper untuk memudahkan peternak
memanfaatkan pelepah daun sawit serta pemanfaatan rumput gulma yang tumbuh disekitar areal perkebunan kelapa sawiit.
5. Tingkatkan pelaksanaan inseminasi buatan IB untuk mempercepat laju perkembangan populasi sapi potong.
6. Tingkat keamanan ternak tetap terus dijaga baik dari gangguan predator maupun pencurian ternak.
7 Cegah penjualan pemotongan betina produtif dengan pemberian insentif kepada peternak.
8. Tingkatkan bantuan pemerintah melalui program pengadaan bibit ternak unggul, sarana dan prasarana pendukung pemeliharaan sapi potong.
Alternatif strategi pendukung jangka panjang yang dapat dilakukan adalah :
Universitas Sumatera Utara
1. Kepemilikan lahan kelapa sawit oleh kelompok peternak perlu ditingkatkan melalui pemanfaatan jasa perbankan bermitra dengan pihak pemodal dengan
prinsip saling menguntungkan. 2. Kepemilikan lahan untuk penggembalaan sapi ditingkatkan melalui penanaman
rumput disela-sela perkebunan kelapa sawit yang sudah tua.
Universitas Sumatera Utara
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kabupaten Deli Serdang mempunyai potensi yang cukup signifikan dalam
melakukan pengembangan sapi potong – integrasi dengan perkebunan kelapa sawit untuk mencukupi pemenuhan kebutuhan akan daging sapi di Sumatera
Utara, khususnya Kabupaten Deli Serdang. Peternak dan pihak perkebunan kelapa sawit pada prinsipnya dapat bekerjasama dalam melaksanakan integrasi
sapi dengan kelapa sawit dengan ketentuan peternak dapat memanfaatkan hijauan antara tanaman yang tumbuh di areal perkebunan dengan tidak
menggembalakan sapinya sistem pemeliharaan intensif akan memberi pengaruh positif terhadap potensi pengembangan sapi potong dimasa
mendatang. 2.
Faktor- faktor kunci strategis yang merupakan kekuatan dan kelemahan sekaligus merupakan tantangan dan peluang dapat dimanfaatkan untuk
memaksimalkan potensi pengembangan sapi potong-integrasi dengan perkebunan kelapa sawit.
a. Faktor internal kekuatan adalah sumber daya peternak umumnya adalah
bertani beternak dan sudah menjadi anggota kelompok peternak serta berpengalaman memelihara sapi potong dengan rata-rata usia peternak
yang masih relatif muda. Hijauan antar tanaman HAT sudah dimanfaatkan sebagai sumber pakan ternak dengan sistim pemeliharaan
sapi secara intensif, pencatatan recording sudah dilakukan serta sarana dan prasarana pemeliharaan sudah cukup baik. Kotoran sapi sudah
dimanfaatkan sebagai pupuk kelapa sawit sehingga dapat mengurangi pembelian pupuk anorganik, penjualan sapi betina produktif jarang
dilakukan jika tidak terpaksa untuk memenuhi kebutuhan hidup dan keperluan anak sekolah.
Universitas Sumatera Utara
b. Faktor internal kelemahan adalah kepemilikan lahan kelapa sawit dan
lahan untuk penggembalaan sapi , bantuan pemerintah berupa bibit ternak, sarana dan prasarana, mesin pencacah rumput Chopper serta pelatihan
keterampilan dan teknologi peternakan masih terbatas. Limbah hasil samping kebun kelapa sawit belum dimanfaatkan dan belum tersedianya
mesin pengolah pupuk organik. c.
Faktor eksternal peluang adalah pihak perkebunan kelapa sawit setuju dilkukan integrasi sapi potong dengan kebun kelapa sawit dengan system
pemeliharaan secara intensif, pelaksanaan inseminasi buatan IB sudah baik, lembaga keuangan dan permodalan tersedia, terciptanya keamanan
ternak dari predator dan pencurian serta transportasi keluar-masuk lokasi peternakan cukup lancer.
d. Faktor eksternal ancaman adalah pabrik kelapa sawit PKS baik jumlah
dan kapasitas produksinya masih terbatas serta belum digunakan untuk tujuan memproduksi pakan ternak berbasis limbah hasil samping pabrik
kelapa sawit. 3. Strategi alternatif yang paling prioritas untuk dilakukan adalah memanfaatkan
sumber daya perkebunan kelapa sawit hijauan antara tanaman dan hasil samping untuk pengembangan sapi potong dengan mengolahnya menjadi
pakan ternak dan memanfaatkan pabrik kelapa sawit PKS untuk mendukung pengembangan sapi potong - integrasi dengan perkebunan kelapa sawit secara
berkelanjutan.
S a r a n
Strategi yang dapat dilaksanakan dalam pengembangan sapi potong – integrasi dengan perkebunan kelapa sawit adalah strategi kerja sama yang saling
menguntungkan antara kelompok peternak sapi dengan pihak perkebunan kelapa sawitpabrik pengolahan kelapa sawit yang difasilitasi oleh pemerintah Kabupaten
Deli Serdang, dengan kesepakatan sebagai berikut :
a. Kepada pihak kelompok peternak sapi.