BAB I PENDAHULUAN
Sindroma Down merupakan trisomi melipat tigakan kromosom 21.
1
Hal ini disebabkan adanya kesalahan selama pembelahan sel yaitu nondisjunction. Pada
sindroma Down, 95 dari semua kasus disebabkan oleh satu sel yang memiliki dua kromosom 21, sehingga sel telur yang dibuahi menghasil tiga kromosom 21, sehingga
sering dikenal dengan trisomi 21. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa dalam kasus ini, sekitar 90 dari sel-sel abnormal adalah sel telur. Penyebab kesalahan
nondisjunction tidak diketahui, tetapi pasti ada hubungannya dengan usia ibu.
1
Penderita sindroma Down mempunyai prevalensi yang tinggi terhadap penyakit periodontal dibandingkan penyakit karies.
2,3
Hal ini merupakan keadaan dan masalah yang sangat serius.
4
Beberapa penelitian melaporkan prevalensi penyakit periodontal berada di antara 90 dan 96 orang dewasa dengan sindroma Down.
4
Penyakit periodontal merupakan masalah rongga mulut yang paling utama pada penderita
sindroma Down.
5
Akan tetapi orang tua cenderung lebih memperhatikan masalah klinis, kondisi keuangan, bahkan lebih menunggu anak hingga dewasa untuk
mengatasi masalah giginya.
6
Oleh karena itu dalam skripsi ini penulis merasa perlu membahas sindroma Down agar lebih memahami keterkaitan tersebut sehingga
membantu dalam penatalaksanaan terapi yang tepat Pada bab 2 akan dibahas tentang pengenalan sindroma Down yaitu defenisi
dan etiologi, gambaran klinis, kelainan- kelainan sistemik seperti kelainan
Universitas Sumatera Utara
kardiovaskular, kelainan hematoietic, kelainan mukoskeletal, kelainan saraf dan kelainan rongga mulut.
Dalam bab 3 akan dibahas tentang faktor- faktor pencetus penyakit periodontal pada penderita sindroma Down yang terdiri atas faktor lokal dan faktor sistemik
Selanjutnya pada bab 4 akan dibahas tentang perawatan penyakit periodontal pada sindroma Down yaitu penatalaksanaan tingkah laku, sleep apnea dan
penatalaksanaan gigi pada pasien sindroma Down. Dan akhir skripsi ini akan ditutup dengan bab 5 yang berisi kesimpulan dan
saran. Penulis berharap skripsi ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan dokter
gigi mengenai sindroma Down dan keterkaitannya dengan periodonsia sehingga dapat membantu pada waktu menangani penderita sindroma Down.
Universitas Sumatera Utara
BAB II SINDROMA DOWN