2.1.5 Habitat dan Penyebaran
Tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Terdapat di Malaysia, Korea bagian selatan, dan Indonesia. Di Indonesia
penyebarannya terdapat di sepanjang pulau Jawa, sebagian Kalimantan dan Sumatra dan Papua. Mudahar et.al., 2006.
2.1.6 Morfologi
Tanaman keladi tikus adalah tanaman sejenis talas setinggi 25 cm hingga 30 cm, termasuk tumbuhan semak, menyukai tempat lembab yang tak terkena sinar
matahari langsung. Tanaman berbatang basah ini biasanya tumbuh di tempat terbuka pada ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut. Bentuk daun bulat
dengan ujung runcing berbentuk jantung. Berwarna hijau segar. Umbi berbentuk bulat rata sebesar buah pala Mudahar et.al., 2006.
2.1.7 Kandungan Kimia
Tanaman Keladi tikus Typhonium flagelliforme mengandung: Alkaloid, triterpenoid dan lignan polifenol.
2.1.8 Khasiat Tumbuhan
Umbi Keladi Tikus berkhasiat sebagai obat borok, luka, koreng, kanker, juga berkhasiat sebagai antivirus dan anti bakteri Hariana, 2007
2.2 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan kandungan kimia yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair
Ditjen POM, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Hasil dari ekstraksi disebut dengan ekstrak yaitu sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi zat aktif dari simplisia nabati atau simplisia
hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian
sehingga memenuhi baku yang telah ditetapkan Ditjen POM, 1995. Farmakope Indonesia menetapkan bahwa cairan penyari untuk ekstraksi
adalah air, etanol, dan etanol-air atau eter. Penyarian pada perusahaan obat tradisional masih terbatas pada penggunaan penyari air, etanol, atau etanol-air
Ditjen POM, 1989.
2.3 Metode-Metode Ekstraksi
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut terdiri dari 2 cara, yaitu: 1. Cara dingin
Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara dingin terdiri dari: a. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan. b. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan.
Proses terdiri dari tahapan pengembangan bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya penetesanpenampungan
ekstrak, terus-menerus sampai diperoleh ekstrak perkolat.
Universitas Sumatera Utara
2. Cara panas Ekstraksi menggunakan pelarut dengan cara panas terdiri dari:
a. Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
b. Sokletasi Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru
yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah pelarut relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. c. Digesti
Digesti adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar 40-50oC.
d. Infus Infus adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas
air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98oC selama waktu tertentu 15-20 menit.
e. Dekok Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama 30 menit dan
temperatur sampai titik didih air Ditjen POM, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2.4 Sistem Imun