BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Respon 2.1.1. Pengertian respon
Respon berasal dari kata response, yang berarti balasan atau tanggapan reaction. Respon adalah istilah psikologi yang digunakan untuk menamakan
reaksi terhadap rangsang yang di terima oleh panca indra. Hal yang menunjang dan melatarbelakangi ukuran sebuah respon adalah sikap, persepsi, dan
partisipasi. Respon pada prosesnya didahului sikap seseorang karena sikap merupakan kecendrungan atau kesediaan seseorang untuk bertingkah laku jika
menghadapi suatu rangsangan tertentu. Jadi, berbicara mengenai respon atau tidak respon terlepas dari pembahasan sikap. Respon juga diartikan sebagai suatu
tingkah laku atau sikap yang berwujud baik sebelum pemahaman yang mendetail, penelitian, pengaruh atau penolakan, suka atau tidak suka serta pemanfaatan pada
suatu fenomena tertentu Sobur, 2003. Secara umum dapat dikatakan bahwa terdapat tiga faktor yang
mempengaruhi respon seseorang, yaitu : a. Diri orang yang bersangkutan yang melihat dan berusaha memberikan
interpretasi tentang apa yang dilihatnya itu, ia dipengaruhi oleh sikap, motif, kepentingan, dan harapannya.
Universitas Sumatera Utara
b. Sasaran respon tersebut, berupa orang, benda, atau peristiwa. Sifat-sifat sasaran itu biasanya berpengaruh terhadap respon orang melihatnya.
Dengan kata lain, gerakan, suara, ukuran, tindakan-tindakan, dan ciri- ciri lain dari sasaran respon turut menentukan cara pandang orang.
c. Faktor situasi, respon dapat dilihat secara kontekstual yang berarti dalam situasi mana respon itu timbul mendapat perhatian. Situasi merupakan
faktor yang turut berperan dalam pembentukan atau tanggapan seseorang Mulyani, 2007.
2.2. Masyarakat
Kata masyarakat sendiri dalam bahasa Arab yaitu musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar
entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang interdependen saling tergantung satu sama lain. Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk
mengacu sekelompok orang yang hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur Narwoko dan Suyanto, 2004.
Dalam arti luas yang dimaksud masyarakat ialah keseluruhan hubungan- hubungan dalam hidup bersama dengan tidak dibatasi oleh lingkungan, bahasa
dan lain-lain. Atau keseluruhan dari semua hubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat dimaksud adalah sekelompok manusia yang
dibatasi oleh aspek-aspek tertentu yaitu, teritorial, bangsa, golongan dan sebagainya. Oleh karena itu ada masyarakat Jawa, masyarakat Sunda, dan lain-
lain.Nasution, Ilham Saladin, Salmon Ginting, Pardamean Daulay, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi masyarakat yang lain dikemukan oleh: 1. Linton seorang ahli antropologi mengemukakan, bahwa masyarakat
adalah setiap kelompok manusia, yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapat mengorganisasikan dirinya
dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas- batas tertentu.
2. M.J Heskovits menulis, bahwa masyarakat adalah kelompok individu yang diorganisasi yang mengikuti satu cara hidup tertentu.
3. J.L Gilin J.P Gillin mengatakan, bahwa masyarakat itu adalah kelompok manusia yang terbesar mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan
perasaan persatuan yang sama. Masyarakat itu juga meliputi pengelompokan-pengelompokan yang kecil.
4. Mac Iver menyatakan bahwa masyarakat adalah satu sistem daripada cara kerja dan prosedur, daripada otoritas dan saling bantu-membantu
yang meliputi kelompok-kelompok dan pembagian-pembagian sosial lain, sistem dari pengawasan tingkah laku manusia dan kebebasan.
Sistem yang kompleks yang selalu berubah atau jaringan-jaringan dari relasi itulah yang dinamakan masyarakat Hartomo dan Aziz, 2008.
Yang menjadi unsur dari masyarakat ialah : 1. Harus ada kelompok pengumpulan manusia.
2. Telah berjalan dalam waktu yang lama dan bertempat tinggal dalam daerah yang tertentu.
Universitas Sumatera Utara
3. Adanya aturan undang-undang yang mengatur mereka bersama, untuk maju kepada satu cita-cita yang sama.
2.3.Kesejahteraan Sosial 2.3.1. Defenisi Kesejahteraan Sosial
Friedlander, Megutarakan bahwa konsep dan istilah kesejahteraan sosial dalam pengertian program yang ilmiah baru saja dikembangkan sehubungan
dengan masalah sosial masyarakat kita yang industrial. Kemiskinan, Kesehatanyang buruk, penderitaan dan disorganisasi sosial telah ada dalam
sejarah kehidupan umat manusia, namun masyarakat yang industrial dari abad ke 19 dan 20 ini menghadapi begitu banyak masalah sosial sehingga lembaga –
lembaga insani yang sama seperti Keluarga, Ketetanggaan, gereja dan masyarakatsetempat tidak mampu lagi mengatasinya secara memadai.
Berikut ini beberapa defenisi yang menjelasakan arti Kesejahteraan Sosial. W.A Friedlander mendefinisikan:
“ Kesejahteraan sosial adalah system yang teroganisir dari usaha – usaha dan lembaga – lembaga sosial yang ditujukan untuk membantu individu maupun
kelompok dalam mencapai standart hidup dan kesehatan yang memuaskan serta mencapai relasi perseorangan dan sosial yang memungkinkan mereka
mengembangkan kemampuan secara penuh untuk mempertinggi kesejahteraan mereka selaras dengan kebutuhan – kebutuhan keluarga dan masyarakat.
Muhidin, 1984.
Universitas Sumatera Utara
Defenisi di atas menjelaskan: 1.
Konsep kesejahteraan sosial sebagai suatu system atau “organized system” yang berintikan lembaga – lembaga dan pelayanan sosial.
2. Tujuan sistem tersebut adalah mencapai tingkat kehidupan yang
sejahtera dalam arti tingkat kebutuhan pokok seperti sandang, pangan, papan, kesehatan dan juga relasi – relasi sosial dengan lingkungannya.
3. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan cara meningkatkan “kemampuan
individu” baik dalam menentaskan masalahnya maupun memenuhi kebutuhannya.
Dalam kamus Ilmu Kesejahteraan Sosial disebutkan: “Kesejahteraan Sosial merupakan keadaan sejahtera yang meliputi keadaan jasmania, rohaniah
dan sosial tertentu saja. Bonnum Commune atau kesejahteraan sosial adalah kesejahteraan yang menyangkut keseluruhan syarat, sosial yang memungkinkan
dan mempermudah manusia dalam memperkembangkan kepribadiannya secara sempurna “ Suparlan, 1983 .
2.3.2. Kesejahteraan Sosial Dalam UU No.11 Tahun 2009
Secara yuridis konsepsial, pengertian kesejahteraan sosial termuat dalam UU No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial, pasal 1 ayat 1 adalah sebagai
berikut: “Kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan material,
spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.”
Universitas Sumatera Utara
Untuk mewujudkan kesejahteraan sosial tersebut dilaksanakan berbagai upaya, program dan kegiatan yang disebut “usaha kesejahteraan sosial” baik yang
dilaksanakan pemerintah maupun masyarakat, UU No.11 Tahun 2009 dalam pasal 4, juga menjelaskan secara tegas tugas serta tanggung jawab pemerintah dibidang
kesejahteraan sosial, yang meliputi : 1.
Menetapkan garis kebijaksanaan di bidang kesejhateraan sosial. 2.
Mengembangkan kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial masyarakat.
3. Mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan usaha – usaha
kesejahteraan sosial Depsos.2009 Undang – Undang R.I No.11 Tahun 2009 tentang kesejahteraan sosial.
Untuk melaksanakan ketiga tugas pokok tersebut maka pemerintah menyelenggarakan usaha – usaha di bidang kesejahteraan sosial sebagai berikut :
1. Bantuan sosial kepada warga masyarakat yang kehilangan peranan
sosial karena berbagai macam bencana sosial maupun alamiah atau akibat – akibat lain.
2. Menyelenggarakan sistem jaminan sosial.
3. Bimbingan, pembinaan dan rehabilitasi sosial.
4. Pengembangan dan penyuluhan sosial dan
5. Menyelenggarakan pendidikan dan latihan khusus untuk membentuk
tenaga – tenaga ahli dan keahlian di bidang kesejahteraan sosial.
Universitas Sumatera Utara
2.4. Zakat
Zakat adalah satu dari rukun Islam yang lima, artinya zakat merupakan sendi agama. Bentuk zakat adalah memberikan sebagian harta secara reguler
kepada orang lain yang berhak, ada yang setahun sekali setiap Idul Fitri zakat fitrah, ada yang setiap panen zakat pertanian ada yang setiap tutup buku
perdagangan dan ada yang setiap berjumpa obyeknya zakat barang temuanharta karun. Bagi pembayar, zakat sebagaimana arti bahasa dari kata
zakat mengandung arti suci dan tumbuh, yakni orang yang patuh membayar zakat , hatinya dididik menjadi suci, yakni hatinya sedikit-sedikit dilatih untuk tidak
terbelenggu oleh harta karena memberi kepada orang lain merupakan latihan jiwa membuang sifat tamak, menanamkan kesadaran bahwa di dalam harta miliknya
ada hak orang lain yang harus ditunaikan. Harta pun menjadi suci karena terbebas dari apa yang bukan miliknya.
Menurut al Quran, di dalam harta si kaya terkandung hak-hak orang lain, yang meminta dan yang tidak berani meminta. Jadi zakat memang milik mustahiq
yang harus dibayarkan, jika tidak dibayarkan maka berarti si kaya menahan hak- hak orang miskin yang berhak, dan perbuatan itu searti dengan korupsi. Zakat
juga mengandung arti tumbuh, yakni bahwa harta yang dizakati akan tumbuh berkembang secara sehat seperti pohon yang rindang, indah dipandang mata, bisa
untuk berteduh orang banyak dan buahnya bermanfaat. Zakat merupakan rukun Islam yang wajib dilaksanakan. Prinsip dasar
syariat Islam adalah memperkecil beban, oleh karena itu zakat bersifat ringan,
Universitas Sumatera Utara
hanya 2,5 zakat niagakekayaan, 5 zakat produksi pertanian padat modal, 10 zakat produksi pertanian tadah hujan dan 20 zakat barang temuan atau
rejeki nomplok. Zakat dipusatkan pada membayar, bukan pada menerima, oleh karena itu zakat lebih merupakan shock therapy bagi pemilik harta agar tidak
serakah memonopoli kekayaan. Fakir adalah orang yang tidak memiliki pekerjaan dan tidak pula memiliki
harta untuk membiayai hidupnya. Sedangkan orang miskin adalah orang yang memiliki pekerjaan tetapi hasilnya tidak mencukupi untuk membiayai hidupnya
secara pantas. Jika zakat hanya diwajibkan kepada orang kaya, sadaqah bukan saja dianjurkan kepada orang kaya tetapi juga dianjurkan kepada orang miskin.
Jika zakat ditentukan obyeknya, tarifnya dan mustahiqnya, maka sedekah tidak dibatasi
Dari sisi lain, zakat merupakan salah satu bentuk ibadah yang mengedepankan nilai-nilai sosial disamping membawa pesanpesan ritual dan
spiritual Suma, 2003. Jika dikelola dengan baik dan amanah, zakat akan mampu meningkatkan kesejahteraan umat, mampu meningkatkan etos kerja umat serta
sebagai institusi pemerataan ekonomi. Dan saat ini, sebuah kenyataan bahwa pelaksanaan riba terbukti selalu
menghancurkan perekonomian. Lain halnya dengan zakat, selain mengangkat fakir miskin, juga akan menambah produktifitas masyarakat sehingga
meningkatkan lapangan kerja sekaligus meningkatkan pula tabungan masyarakat Muhammad, 2005.
Universitas Sumatera Utara
2.4.1. Jenis – jenis zakat
Secara umum zakat terbagi atas dua jenis yakni: 1.
Zakat fitrah Zakat yang wajib dikeluarkan muslim menjelang Idul Fitri pada bulan
Ramadan. Besar zakat ini setara dengan 3,5 liter 2,5 kilogram makanan pokok yang ada di daerah bersangkutan.
2. Zakat maal harta
Mencakup hasil perniagaan, pertanian, pertambangan, hasil laut, hasil ternak, harta temuan, emas dan perak. Masing-masing jenis memiliki
perhitungannya sendiri-sendiri. Berdasarkan cara penyalurannya, zakat di bagi atas dua yaitu cara
Konsumtif dan Produktif. Zakat Konsumtif yaitu zakat yang diberikan kepada mustahiq untuk
dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang dibagikan kepada fakir miskin untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari , atau zakat
harta yang dibagikan diberikan kepada korban bencana alam seperi bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan gelombang tsunami di Aceh, yaitu zakat yang
diberikan kepada mustahiq untuk dimanfaatkan langsung oleh yang bersangkutan, seperti zakat fitrah yang dibagikan kepada fakir miskin untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari , atau zakat harta yang dibagikan diberikan kepada korban bencana alam seperi bencana gempa, banjir, tanah longsor, dan gelombang
tsunami di Aceh. http:rayareeza.multiply.com.
Universitas Sumatera Utara
Zakat Produktif yaitu zakat yang diberikan kepada para mustahiq berupa modal yang dapat dijadikan usaha penunjang kehidupan dalam jangka panjang.
Bukan semata-mata sebagai pemberian, apalagi hanya bersifat karitatif memberi bukan hanya berarti materi. Secara subtansial zakat produktif sejalan dengan
tujuan zakat, berupa upaya peningkatan standar hidup para dhuafa dengan memberikan hak kepada mereka untuk memiliki apa yang berhak mereka terima
dari orang kaya. Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan pokok, zakat yang diterima para muhtasib dapat digunakan sebagai modal usaha.
Berdasarkan penyaluran di atas maka program peternakan kambing di Desa Mesjid - Batang Kuis yang di lakukan oleh Badan Amil Zakat Sumatera
Utara BAZDASU termasuk kedalam zakat produktif.
2.4.2. Fungsi zakat
Ada dua fungsi zakat atau sedekah yang diambil dari kekayaan orang- orang Muslim:
a. Untuk menghapuskan perbedaan sosial dan ekonomi dan menegakkan tatanan sosial yang egaliter.
b. Menafkahkan sebagian dari harta mereka, yaitu kelebihan dari kebutuhan-kebutuhan dasar, mensucikan orang-orang Muslim dari
dosa-dosa, ketidaksempurnaan, dan perbuatan-perbuatan tercela karena membagi sebagian besar harta kekayaan adalah sebuah pengorbanan,
tindakan altruistik mengutamakan kepentingan orang lain, dan amal saleh. Ketidaksetaraan ekonomi, yang membiakkan kejahatan-kejahatan
Universitas Sumatera Utara
di dalam sebuah masyarakat, adalah sebuah cacat, kekurangan, dan kelemahan sosial, sedangkan kesetaraan ekonomi adalah kekuatan dan
solidaritas sosial.
2.4.3. Manfaat zakat
Manfaat zakat bagi masyarakat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Zakat dapat memenuhi kebutuhan orang miskin yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat di kebanyakan negara.
2. Menghilangkan sifat dengki dan iri hati fakir miskin. Hal ini karena ketika fakir miskin melihat harta yang dimiliki oleh orang-orang kaya
dan tidak memberikan manfaat kepada mereka, dengan memberikan kepada mereka sedikit atau banyak, maka kemungkinan mereka akan
memendam kebencian dan dendam terhadap si kaya karena mereka orang-orang kaya tidak memberikan hak mereka dan tidak memenuhi
kebutuhan mereka. Namun ketika si kaya memberikan sebagian dari hartanya kepada mereka setiap awal tahun yakni setelah menyimpan
harta itu selama setahun, hal-hal seperti ini akan berakhir dan akan tumbuh kecintaan dan keharmonisan.
3. Zakat adalah alat untuk menyebarkan dan membagikan harta kepada masyarakat. Hal ini karena apabila sebagian harta dikeluarkan,
cakupannya akan meluas dan banyak orang mendapatkan manfaat darinya, kebalikan dari apabila harta hanya disimpan di kalangan orang-
Universitas Sumatera Utara
orang kaya, karena fakir miskin tidak akan mendapatkan apa-apa darinya.
4. Zakat mendidik manusia untuk memberikan jiwanya dari sifat kikir, tamak, sombong dan angkuh karena kekayaannya.
5. Zakat merupakan salah satu wahana untuk meratakan tingkat pendapatan masyarakat terutama oleh kaum yang lemah yang sangat
dirasakan manfaatnya. 6. Zakat juga menghilangkan monopoli dan penumpukan harta pada
sebagian masyarakat, yang mengakibatkan kesenjangan sosial dan kecemburuan sosial.
7. Dengan mengeluarkan zakat maka harta itu akan menjadi tumbuh, berkembang dan barkah.
8. Zakat juga akan menumbuhkan rasa kasih saying dan peduli terhadap sesama muslim, memberikan rasa optimisme bagi fikir miskin dan
mendorong adanya sistem ekonomi yang berdasarkan kerjasama dan tolong-menolong.
http:id.shvoong.comhumanitiesreligionstudies2071357-manfaat- zakatixzz1OtkFqwzI .
2.5. Program Peternakan Kambing
Program usaha ternak kambing di desa masjid kecamatan batang kuis, kabupaten deli serdang ini dilaksanakan pada tahun 2008 pada saat Bapak
Maratua Simanjuntak masih menjabat sebagai ketua Badan Amil Zakat Sumatera
Universitas Sumatera Utara
Utara. Program ini adalah bentuk dari pengembangan BAZDASU dalam mengoptimalkan peran serta sosial masyarakat dalam menaikkan taraf hidup
masyarakat setempat dari kemiskinan. Secara prosedur program usaha ternak kambing ini yaitu masyarakat
diberikan 3 ekor kambing betina oleh BAZDASU yang kemudian di kelola oleh masyarakat yang berhak menerima, karena mayoritas masyarakat disana
berprofesi sebagai peternak kambing maka kambing jantan diperoleh dari masyarakat itu sendiri atau dapat di pinjam dari tetangga yang mempunyai
kambing jantan. Kemudian dalam jangka tempo 2 tahun masyarakat yang menerima kambing tersebut mengembalikan 3 ekor kambing betina yang pada
awalnya sebagai bibit. Jadi masyarakat hanya menerima anak dari hasil ternak kambing tersebut, dan apabila dalam jangka tempo 2 tahun tersebut ada bibit
kambing yang mati maka masyarakat wajib menggantinya, Sampai sekarang program usaha ternak kambing di desa masjid masih berjalan.
2.6. Kerangka pemikiran