Independensi Auditor Kajian Pustaka

20 yang berhubungan dengan audit, serta pelatihan-pelatihan yang pernah diikuti oleh auditor tentang audit. Kemudian, Tubbs menyebutkan bahwa auditor yang berpengalaman memiliki keunggulan antara lain: 1 mereka lebih banyak mengetahui kesalahan, 2 mereka lebih akurat mengetahui kesalahan, 3 mereka tahu kesalahan tidak khas, 4 pada umumnya hal-hal yang berkaitan dengan faktor-faktor kesalahan ketika kesalahan terjadi dan tujuan pengendalian internal dilanggar menjadi lebih menonjol. Pengalaman auditor dalam penelitian ini merupakan pengalaman tentang struktur pengetahuan dari kesalahan pelaporan keuangan seorang auditor dengan sudut pandang lamanya waktu dan banyaknya penugasan audit. Struktur pengetahuan dari kesalahan pelaporan keuangan lebih dimaksudkan pada sadar terhadap lebih banyak kekeliruan, memiliki salah pengertian yang lebih sedikit, lebih mengenal kekeliruan dan dapat meminimalisir terjadinya kekeliruan yang menonjol secara relatif. b. Indikator Pengalaman Auditor Tubbs 1992 menjelaskan bahwa seorang auditor yang berpengalaman maka 1 akan lebih peka atau sadar terhadap lebih banyak kesalahan, 2 auditor memiliki salah pengertian yang lebih sedikit tentang kekeliruan, 3 auditor menjadi sadar mengenai kekeliruan yang tidak lazim, dan 4 auditor dapat meminimalisir kesalahan yang menonjol secara relatif. Kemudian, instrumen 21 penelitian yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dari penelitian yang dilakukan Kurrotul Aini 2009.

5. Struktur Audit

a. Definisi Struktur Audit Bowrin 1998, dalam Zaenal, 2008 mendefinisikan struktur audit sebagai sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Muslim A, Djalil 2002, dalam Fajar, 2013 menjelaskan struktur audit sebagai apa yang harus dilakukan, intruksi bagaimana pekerjaan harus diselesaikan, alat untuk melakukan koordinasi, alat untuk pengawasan dan pengendalian audit dan alat penilaian kualitas kerja yang dilaksanakan. Menurut Zaenal 2008 dalam penelitiannya, penggunaan struktur audit dapat membatu seorang auditor dalam melaksanakan tugasnya menjadi lebih baik, sehingga dapat meingkatkan kinerja auditor. Staf audit yang tidak memiliki pengetahuan tentang struktur audit yang baku cenderung mengalami kesulitan dalam menjalankan tugasnya. Selanjutnya, Zirman 2012 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa penggunaan pendekatan struktur audit memiliki 22 keuntungan yaitu, dapat mendorong efektivitas dan efisiensi, mengurangi litigasi yang dihadapi KAP, mempunyai dampak positif terhadap konsekuensi sumber daya manusia, dan dapat memfasilitasi diferensiasi pelayanan atau kualitas. Fajar 2013 dalam penelitiannya juga menerangkan bahwa penggunaan struktur audit merupakan salah satu strategi keputusan untuk pengumpulan bukti, struktur audit yang semakin baik akan membantu auditor dalam pengumpulan bukti sehingga akan berpengaruh terhadap penilaian atas sebuah pendapat audit, sehingga bukti kompeten dan relevan dapat terpenuhi guna memberikan pendapat terhadap laporan keuangan. Struktur Audit dalam penelitian ini didefinisikan sebagai sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikkan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Definisi tersebut mengacu pada pendapat Bowrin 1998, dalam Zaenal, 2008. b. Indikator Struktur Audit Indikator struktur audit mengacu pada definisi operasional dari Bowrin 1998, dalam Zaenal, 2008 yang mendefinisikan struktur audit sebagai sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan EDP AUDIT, Kompentensi dan idependensi auditor terhadap tingakt materialitas dalam audit laporan keuangan : studi empiris pada kantor akuntan publik di jakarta

1 12 123

Pengaruh keahlian audit dan indenfendensi auditor eksternal terhadap tingkat materialistas dalam audit laporan keuangan: studi empiris pada kantor akuntan publik yang terdapat di Jakarta

0 6 118

Pengaruh Pengalaman Audit, Independensi Auditor dan Kode Etik terhadap Audit Judgment (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Wilayah Jakarta Selatan)

2 15 98

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR, ETIKA PROFESI, PENGALAMAN AUDITOR, DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS (STUDI EMPIRIS PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI MEDAN).

1 6 26

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah

0 6 15

PENDAHULUAN Pengaruh Profesionalisme Auditor Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan (Studi Empiris Pada Auditor Kap Di Jawa Tengah Dan Diy).

0 2 10

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME AUDITOR DENGAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.(survey pada Kantor Akuntan Publik Wi

0 2 16

HUBUNGAN ANTARA PROFESIONALISME AUDITOR DENGAN PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES Hubungan Antara Profesionalisme Auditor dengan Pertimbangan Tingkat Materialitas dalam Proses Pengauditan Laporan Keuangan.(survey pada Kantor Akuntan Publik Wi

0 1 17

PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Auditor di

0 7 13

PENDAHULUAN PENGARUH DIMENSI PROFESIONALISME AUDITOR TERHADAP PERTIMBANGAN TINGKAT MATERIALITAS DALAM PROSES PENGAUDITAN LAPORAN KEUANGAN (Studi Empiris pada Auditor di Kantor Akuntan Publik Kota Surakarta).

0 3 8