29
2. Pengaruh Pengalaman Auditor terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Pengalaman auditor dalam penelitian ini merupakan pengalaman yang dimiliki seorang auditor dalam melakukan audit laporan keuangan
baik dari segi lamanya waktu menjadi seorang auditor, banyaknya penugasan selama menjadi auditor dan pengetahuan dari kesalahan
pelaporan keuangan dengan sudut pandang objektivitas audit dan siklus transaksi. Selanjutnya, Arens 2008 menegaskan bahwa materialitas
merupakan sebuah konsep yang bersifat relatif ketimbang absolut dan didasari oleh pertimbangan professional dalam penerapannya.
Penelitian yang dilakukan Hendra 2013 menyebutkan bahwa pengalaman auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas. Penelitian tersebut tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhien 2012 dan Novanda 2012 yang menyebutkan
bahwa pengalaman auditor berpengaruh dominansignifikan terhadap pertimbangan
tingkat materialitas.
Oleh karena
itu, semakin
berpengalaman seorang auditor, maka semakin akurat pertimbangan professional yang dilakukan auditor pada penentuan tingkat materialitas
dalam proses audit laporan keuangan sehingga dapat berpengaruh terhadap pertimbangan tingkat materialitas.
30
3. Pengaruh Struktur Audit terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Bowrin 1998, dalam Zaenal, 2008 mendefinisikan struktur audit sebagai sebuah pendekatan sistematis terhadap auditing yang
dikarakteristikan oleh langkah-langkah penentuan audit, prosedur rangkaian logis, keputusan, dokumentasi, dan menggunakan sekumpulan
alat-alat dan kebijakan audit yang komprehensif dan terintegrasi untuk membantu auditor melakukan audit. Selanjutnya, Boynton 2002: 330
menjelaskan bahwa auditor akan membuat pertimbangan pendahulu tingkat materialitas dalam merencanakan audit, sering disebut juga sebagai
materialitas perencanaan planning materiality. Kemudian, Arens 2008 menjelaskan mengenai lima langkah dalam pertimbangan materialitas
seperti yang sudah dijelaskan pada sub bab kajian pustaka. Oleh karena itu, semakin sistematis sebuah struktur audit supervisi yang diberikan,
maka diduga semakin akurat pula pertimbangan tingkat materialitas dalam proses audit laporan keuangan.
4. Pengaruh Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat
Materialitas
Sri 2010 dalam penelitiannya menjelaskan bahwa kualitas audit lebih mengacu pada standar yang berkenaan dengan kriteria maupun
ukuran mutu serta dapat dikaitkan dengan tujuan yang hendak dicapai dengan menggunakan prosedur yang bersangkutan. Semestinya, standar
audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang
31 auditor independen tanpa memandang ukuran perusahaan klien, bentuk
perusahaan, jenis usaha maupun tujuan entitas untuk mencari laba ataupun nirlaba. Namun, hal tersebut dapat mempengaruhi konsep dari materialitas
dalam pengaplikasiannya, khususnya pada standar lapangan dan standar pelaporan. Terkait dengan konsep materialitas yang menekankan sebuah
pertimbangan professional. Sebagai contoh, auditor akan memandang persediaan pada perusahaan manufaktur lebih penting dibandingkan
dengan asuransi yang dibayar dimuka, karna dimungkinkan adanya pengaruh besar terhadap salah saji pada pos persediaan Boynton, 2002.
Penelitian yang dilakukan Sri 2010 dan Angga 2013 menyebutkan bahwa kualitas audit berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tingkat materialitas. Oleh karena itu, semakin baik kualitas audit, maka semakin terpercaya pula pertimbangan tingkat materialitas dalam
proses audit laporan keuangan.
5. Pengaruh Independensi Auditor, Pengalaman Auditor, Struktur
Audit dan Kualitas Audit terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, materialitas merupakan sebuah konsep yang relatif ketimbang absolut. Oleh karena itu, dalam
melakukan sebuah pertimbangan tingkat materialitas baik pada tingkat laporan keuangan maupun tingkat saldo akun dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik faktor secara kualitatif maupun kuantitatif seperti yang sudah dijelaskan di sub bab sebelumnya. Oleh karena itu, diduga