xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan  Ilmu  Pengetahuan  dan  Teknologi  serta  komonikasi  menjadi tantangan  yang  cukup  serius  bagi  dunia  pendidikan  di  Indonesia.  Peranan  ilmu
pengetahuan  alamsains  sangat  menentukan  untuk  mengejar  ketertinggalan tersebut.  IPAsains  adalah  salah  satu  dari  beberapa  mata  pelajaran  yang  sangat
berperan dalam pengembangan IPTEK , pelajaran ilmu pengetahuan alamsains di Sekolah Dasar  SD  sebagai dasar bagi siswa untuk mempelajari sains dijenjang
pendidikan yang lebih tinggi SMP, SLTA maupun di Perguruan tinggi. Sebagai  guru  sekolah  dasar  penulis  menyadari  masih  banyak  kekurangan
atau kelemahan  dalam melaksanakan proses pembelajaran,.  Para siswa terkesan kurang tertarik pada mata pelajaran ilmu pengetahuan alam , hal ini dapat terlihat
dari  siswa  kurang  antusias  dan  pasif  dalam  mengikuti  pelajaran  sains,  kurang respon  terhadap  latihan-  latihan  soal  yang  diberikan  oleh  guru.  Akibatnya  siswa
tidak mempunyai motivasi belajar dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa merasa jenuh, bosan, pasif. Akibatnya siswa tidak dapat memahami materi
pelajaran  secara  mendalam,  dan  apa  bila  hal  ini  terus  berlanjut  maka  akan mengalami ketertinggalan menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Ada  korelasi  antara  tingkat  pencapaian  siswa  dengan  penguasaan  guru  terhadap bahan ajar : makin tinggi penguasaan guru terhadap materi pelajaran, makin tinggi
pula prestasi belajar siswa  H. Dinn Wahyudin , dkk 2004 : 4.36
xxii Menurut    R.  Ibrahim,  Benny  Karyadi    1990  :  62    dalam  situasi  belajar
dimana guru merupakan titik sentralnya, peranan murid menjadi sangat kecil yaitu hanya  duduk,  mendengarkan  guru  memberika  informasi,  mencatat  apa  yang
disampaikan  oleh  guru,  dan  menghafal  apa  yang  dicatatnya.  Startegi  ini  dikenal dengan  istilah  DDCH    Duduk,  Dengar,  Catat  dan  Hafal        disamping  itu  guru
belum sepenuhnya memberi perhatian kepada para siswa . Keadaan tersebut akan lebih  parah  jika  model  pembelajaran  yang  diterapkan  oleh  guru  masih  bersifat
teacher centered ,
dengan gaya mengajar yang monoton, kurang bervariasi dalam menggunakan  metode  dan  strategi  mengajar  serta  siswa  tidak  berkesempatan
berperan aktif dalam proses pembelajarannya sehingga tidak dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas.
Sering  guru  merasa  heran  ketika  konsep  yang  baru  saja  diterangakan  , kemudian  diberi  beberapa  soal  latihan  siswa  mengalami  kesulitan  dalam
memecahkan soalnya, dari kondisi tersebut guru harus berusaha agar siswa dapat menerima pelajaran tanpa adanya tekanan sehingga siswa merasa senang, metode
yang  diterapkan  harus  dapat  memberi  motivasi  pada  siswa  atau  siswa  harus merasa
enjoy
dalam  mengikuti  proses  pembelajaran.  Pembelajaran  Aktif  Kreatif Efektif  dan  Menyenangkan    PAKEM    harus  diupayakan  dalam  proses
pembelajaran  sehingga  anak  merasa  tertarik  pada  fokus  pembelajaran  ,  sehingga konsep yang diterima oleh siswa tersimpan dalam ingatannya
long term memory
para siswa, dan pada akhirnya dalam memecahkan masalah konsep tersebut tidak akan mereka lupakan.
xxiii Jika  hal  ini  berlangsung  terus  menerus  dikawatirkan
output
dari  keluaran atau  lulusan  pada  pendidikan  dasar  terutama  di  Sekolah  Dasar  semakin  lama
semakin kurang berkualitas, diharapakan dalam proses pembelajaran saat ini dapat menghasilkan  lulusan  yang  berkualitas,  tetapi  banyak  kalangan  mengatakan
hasilnya belum sesuai dengan tujuan pendidikan baik dalam menanamkan konsep pada anak, pengembangan proses berpikir tinggi pada siswa, pengembangan nilai
dan  sikap  dalam  memecahkan  masalah,  mengembangkan  keterampilan  sikap mental,  memanfaatkan waktu belajar yang efektif dan efisien serta meningkatkan
motivasi anak sehingga menghasilkan lulusan
output
yang diharapkan.
Guru  adalah  pendidik  profesional  dengan  tugas  utama  mendidik, mengajar,  membimbing,  mengarahkan,  melatih,  menilai,  dan  mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,  dan  pendidikan  menengah      UUGD  BAB  I  pasal  1  .  Guru  yang
profesional  harus  selalu  melakukan  perubahan  terhadap  dirinya  sendiri  baik dengan  peningkatan  kualifikasi  akademik,  memiliki  kompetensi  sesuai  dengan
bidangnya,  memiliki  komitmen  untuk  meningkatkan  mutu  pendidikan  dan  lain  – lain  UUGD BAB III pasal 7
Bagaimana  usaha  guru  berusaha  supaya  anak  benar-benar  aktif  dan sebagai subyek bukan menjadi obyek dalam pembelajaran  Ibrahim, 1990 : 52 ,
sehingga  konsep  yang  mereka  dapatkan  benar-benar  dikuasai,  tidak  hanya  pasif, model  pembelajaran    dengan  peta  konsep  adalah  salah  satu  model  pembelajaran
untuk  mengatasi  permasalahan  pendidikan  ditingkat  Sekolah  Dasar.  Sehingga istilah    CBSA    Cara  Belajar  Siswa  Aktif    dan  pemilihan  model  pembelajaran
xxiv yang  tepat  kemudian  diimplementasikan  dengan      benar  dapat  menghilangkan
kejenuhan  bagi  siswa  dan  meninggalkan  model  –  model  pembelajaran konvensional yang masih rata-rata dilakukan sebagian besar guru-guru di Sekolah
Dasar  dijaman  yang  telah  maju  pesat  ini.  Guru  yang  masih  menerapkan pendekatan  pembelajaran  konvensional  akan  sulit  mengikuti  perkembangan
IPTEK dan menghasilkan lulusan yang kurang berkualitas. Dalam  kurikulum  2004  atau  Kurikulum  Berbasis  Kompetensi    KBK
atau  Kurikulum  Tingkat  Satuan  Pendidikan    KTSP  ,  IPA  disebut  dengan pelajaran    Sains    Asep  Herry  Hernawan,  2006  :  8.28    ,  Sains  merupakan
pelajaran yang sangat berperan untuk menyiapkan siswa supaya dapat  menguasai dan  mengikuti  perkembangan  IPTEK  ,  mata  pelajaran  Ilmu  Pengetahuan  Alam
atau  sains  berfungsi  untuk  memberikan  pengetahuan  tentang  lingkungan  alam  , mengembangkn ketrampilan, wawasan, dan kesadaran teknologi dalam kaitannya
dengan  pemanfaatannya  bagi  kehidupannya  sehari  –  hari.  Proses  pembelajaran IPA  atau    sains  di  Sekolah  Dasar  dilaksanakan  tergantung  pada  kondisi
sekolahnya, bagaimana kompetensi para gurunya, kurikulum yang dipakai, stategi pembelajarannya,  cara  mengevaluasinya.  Banyak  metode  dan  model-model
pembelajaran yang diketahui oleh guru, tetapi guru harus pandai memilih metode maupun  model  pembelajaran  yang  sesuai  dengan  materi  yang  dibahas,
keterbatasan  media  rata  –  rata  merupakan  masalah  bagi  guru  untuk  membantu proses  pembelajaran  pada  IPAsains,  gambar  –  gambar  yang  sudah  ada  terkesan
kurang  komonikatif,  karena  gambar  –  gambar  yang  ada  di  Sekolah  –  sekolah hanya  sangat  sederhana  dan  kurang  terperinci  terhadap  konsep  –  konsep  untuk
xxv pelajaran  sains.  Salah  satu  kesulitan  siswa  dalam  mempelajari  sains  di  Sekolah
Dasar  adalah  siswa  kurang  mampu  memperhatikan  hubungan  antar  konsep  – konsep tersebut pada saat menjawab pertanyaan.
Salah  satu  sekolah  yang  telah  menerapkan  model    pembelajaran  dengan peta  konsep  pada  pembelajaran  IPA  adalah  Sekolah  Dasar  Negeri  tanggan  3  ,
Kecamatan Gesi,  Kabupaten Sragen, khususnya pada kelas 4 , 5 dan 6. Ternyata Sekolah  Dasar  Negeri  Tanggan  3  dapat  meningkatkan  kualitas  pembelajaran,
sehingga  prestasi  siswa  selalu  meningkat    baik  ujian  ,  pencapaian  kejuaraan akademik  maupun  non  akademik.  Sekolah  Dasar  tersebut  dapat  meningkatkan
Standar  Kelulusan    SKL    yang  telah  ditetapkannya,    sering  ditunjuk  mewakili lomba-lomba  baik  ditingkat  Kecamatan  ataupun  Kabupaten    ,  sehingga  Sekolah
Dasar tersebut menjadi pilihan ditingkat Kecamatan  dilihat dari kualitas siswa – siswinya  yang  sering  menjuarai  lomba  di  tingkat  Kecamatan  Gesi,  Kabupaten
Sragen bahkan pernah ke tingkat Propinsi dalam rangka lomba Olimpiade  MIPA dengan hasil yang sangat memuaskan, maupun prosentase lulusannya yang selalu
diterima di Sekolah Menengah Pertama  SMP  yang unggulan  .
B. Rumusan Masalah