Kajian Penelitian yang Relevan

24

C. Kerangka Berpikir

Sebagai seorang mahasiswa asing program darmasiswa yang datang ketempat yang baru tentu memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap banyak hal, khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta yang selain menawarkan budaya yang kental, suasana kota pendidikan juga menawarkan sajian makanan tradisional yang lezat. Karena mencoba merasakan makanan tradisional dapat dikategorikan dalam salah satu kegiatan gastronomy tourism Green Dougherty, 2009 Dan turis seperti ini sangat berharga dan akan menjadi segmen pasar yang sangat loyal Kivela Crotts, 2005, Dan dengan adanya mahasiswa asing program darmasiswa yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta tentu menjadi peluang yang baik untuk industri kuliner makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta, namun tentu mahasiswa asing juga akan memiliki kriteria penerimaan terhadap jenis makanan tradisional yang akan di santap. Metode dalam menentukan faktor penerimaan dapat diukur dari sejauh mana produk itu disukai atau tidak disukai di dalam rasio atau interval data Hein, Jaeger, Carr, dan Delahunty, 2008 Selain itu penerimaan konsumen dapat di indikasikan dari tingkat kesukaan pada makanan yang disantap dan akan berkontribusi pada keputusan pemilihan makanan Clark, 1998 sedangkan Lusk dan Coble 2005 memiliki argument bahwa penerimaan juga dapat diukur dari kesedian untuk membeli dan mengkonsumsi. Dari beberapa hal tersebut dapat disimpulkan bahwa faktor penerimaan 25 suatu produk makanan adalah dari persepsi, karakteristik sensoris, sajian produk dan manfaat produk. Berikut ini adalah bagan dari kerangka berfikir dalam penelitian ini yang tersaji dalam Gambar 1. Gambar 1. Kerangka berpikir analisis penerimaan mahasiswa asing program darmasiswa terhadap makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta 1. Neophobia terjadi pada mahasiswa asing darmasiswa terutama dalam mencoba makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. 2. Pertimbangan mahasiswa asing darmasiswa yang kritis dalam memilih produk makanan tradisional yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta menjadi tantangan bagi pelaku industri kuliner makanan tradisional. 3. Masih terbatasnya analisis penerimaan mahasiswa asing program darmasiswa terhadap makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kriteria penerimaan mahasiswa asing 1. Persepsi 2. Karakteristik sensoris 3. Sajian produk 4. Manfaat produk Permasahalan penerimaan mahasiswa asing program darmasiswa terhadap makanan tradisional 1. Neophobia makanan, yaitu ketakutan akan mencoba makanan yang baru dan tidak familiar dalam hidupnya seperti makanan tradisional Chen Li, 2007 as cited in Font, 2009 2. Unsur makanan sehat menjadi pertimbangan yang paling penting terutama untuk makanan tertentu Karen et al, 2002 Analisis penerimaan mahasiswa asing darmasiswa terhadap makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta. 26

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana persepsi mahasiswa asing program darmasiswa terhadap makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta? 2. Bagaimana karakteristik sensoris terhadap mahasiswa asing program darmasiswa terhadap makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta? 3. Bagaimana tanggapan mahasiswa asing program darmasiswa terhadap sajian produk makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta? 4. Bagaimana tanggapan mahasiswa asing program darmasiswa terhadap manfaat produk makanan tradisional di Daerah Istimewa Yogyakarta?