15
BAB II KAJIAN TEORI
A. Pemahaman Diri
1. Pengertian Pemahaman Diri Menurut Santrock 2007: 177 pemahaman diri adalah pemikiran
seseorang mengenai diri, substansi isi dari konsepsi diri seseorang. Pemahaman diri remaja berbeda ketika masih kanak-kanak, remaja sudah
membedakan antara diri riil real self dan diri ideal ideal self. Remaja cenderung lebih memahami bahwa mereka memiliki beberapa diri yang
berbeda. Menurut Siddiqui Shahid 2011: 22 memahami diri itu sangat penting dilakukan agar dapat menghargai tanggapan dari orang lain.
Kelchtermans 2005: 1001 menyatakan bahwa seseorang yang memahami dirinya akan memiliki harapan tentang masa depannya. Berdasarkan
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman diri adalah pemikiran seseorang mengenai dirinya dan harapannya dimasa depan,
sehingga dapat menghargai tanggapan orang lain mengenai dirinya. 2. Dimensi-Dimensi Pemahaman Diri
Menurut Harter dalam Santrock, 2007: 178-181 pemahaman diri remaja memiliki dimensi-dimensi sebagai berikut:
a. Abstraksi dan Idealisasi Saat remaja diminta untuk mendeskripsikan dirinya sendiri, remaja
mulai menggunakan istilah-istilah yang lebih abstrak dan idealistik.
16 Namun, sebagian besar remaja membedakan antara diri riil dan diri
ideal. b. Diferensiasi
Dibandingkan pada masa kanak-kanak, masa remaja cenderung lebih memahami bahwa mereka memiliki beberapa diri yang berbeda sampai
taraf tertentu, variasi dari masing-masing diri itu berkaitan dengan peran atau konteks tertentu.
c. Diri yang Berfluktuasi Dalam kebanyakan kasus, diri senantiasa berada dalam kondisi tidak
stabil hingga masa remaja akhir atau bahkan masa dewasa awal. d. Kontradiksi di dalam Diri
Ketika remaja mulai melakukan diferensiasi dalam konsepnya mengenai diri menjadi berbagai peran dalam konteks relasi yang
berbeda-beda, remaja mulai menangkap adanya berbagai kemungkinan kontradiksi yang dapat muncul dalam dirinya yang berbeda-beda itu.
Sebuah studi yang dilakukan oleh Susan Harter dalam Santrock, 2007: 178-181 ia menemukan adanya sejumlah kontradiksi dalam deskripsi
diri yang dinyatakan oleh remaja suasana hati yang berubah-ubah dan memahami, buruk dan menarik, bosan dan ingin tahu, peduli dan tidak
peduli, introvert dan gemar bersenang-senang, cenderung mengalami peningkatan secara dramatis antara kelas tujuh dan sembilan.
17 e. Diri Riil Versus Diri Ideal
Kesenjangan yang terlalu besar antara diri riil dan diri ideal dapat mengakibatkan penghayatan bahwa dirinya gagal dan kritik diri serta
dapat memicu munculnya depresi. f. Perbandingan Sosial
Remaja cenderung melakukan perbandingan sosial ketika melakukan evaluasi diri, meskipun demikian remaja kurang bersedia mengakui
bahwa mereka melakukan perbandingan sosial untuk tujuan mengevaluasi diri karena mereka beranggapan perbandingan sosial
kurang dapat diterima oleh orang lain. g. Kesadaran Diri
Remaja lebih sadar diri dan berpraokupasi dengan pemahaman dirinya dibandingkan dengan kanak-kanak Harter dalam Santrock 2007: 180.
Remaja mendekati teman-temannya untuk memperoleh dukungan dan penjelasan mengenai dirinya, termasuk mendengarkan pendapat
teman-temannya dalam proses mendefinisikan siapakah dirinya itu. h. Perlindungan Diri
Perasaan bingung dan konflik remaja yang dipicu oleh upaya memahami dirinya sering kali disertai dengan kebutuhan untuk
melindungi diri.
18 i. Diri yang Tidak Disadari
Pada masa remaja, pemahaman diri melibatkan pengenalan yang lebih besar bahwa diri meliputi komponen-komponen yang tidak disadari
maupun yang disadari. j. Integrasi Diri
Ketika berusaha menyusun teori umum mengenai diri, penghayatan mengenai identitas yang terintegrasi, anak muda yang lebih besar dapat
mendeteksi adanya inkonsistensi dalam deskripsi dirinya yang lebih awal.
3. Aspek-Aspek Pemahaman Diri Pemahaman diri mencakup dua aspek, yaitu harga diri dan konsep
diri Santrock, 2007: 177. a. Harga diri
1 Pengertian Harga Diri Menurut Ki Fudyartanta 2011: 335-336 harga diri adalah perasaan
seseorang dalam menilai kualitas dirinya sendiri. Seseorang yang merasa harga dirinya lebih dari sesamanya dapat menimbulkan
penilaian berlebihan pada dirinya, misalnya menjadi sombong. Sedangkan seseorang yang tidak atau kurang menghargai dirinya,
akan timbul rasa rendah diri, misalnya pemalu, pesimis, penakut, pengecut dan sebagainya. Baron dan Byrne 2003: 173 merujuk
harga diri pada sikap seseorang mulai dari positif sampai negatif terhadap dirinya sendiri. Hal serupa disebutkan juga oleh Suryanto
19 2012: 36 yang mengatakan bahwa harga diri merupakan penilaian
positif atau negatif terhadap diri sendiri. Muryantinah 1998: 49 menyatakan harga diri sebagai evaluasi diri sendiri, yang
mengekspresikan suatu sikap setuju atau tidak setuju dan menunjukkan tingkat keyakinan terhadap diri sendiri sebagai
pribadi yang mampu, penting, berhasil dan berharga. Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
harga diri merupakan perasaan, penilaian dan sikap seseorang terhadap dirinya sendiri baik itu positif ataupun negatif serta
keyakinan terhadap diri sendiri sebagai pribadi yang mampu, penting, berhasil dan berharga.
2 Aspek-Aspek Harga Diri Minchinton dalam Muharnia, 2010: 38-40 menjabarkan tiga aspek
harga diri, yaitu: a Perasaan mengenai diri sendiri
Ketika seseorang dapat menerima dirinya sendiri apa adanya, maka kondisi eksternal tidak mempengaruhi perasaannya
tentang dirinya sendiri. Seseorang dengan harga diri tinggi tidak terpengaruh dengan pendapat orang lain karena emosinya
terkendali. Berbeda dengan seseorang dengan harga diri rendah yang sangat terpengaruh dengan kritikan tentang dirinya
walaupun sebenarnya mengetahui hal tersebut tidak benar.
20 b Perasaan terhadap hidup
Berarti menerima tanggung jawab dari hidup yang dijalaninya. Perasaan seseorang tentang hidup juga menentukan sikap saat
mengahadapi masalah. c Hubungan dengan orang lain
Saat seseorang nyaman dengan dirinya sendiri, maka orang lainpun akan dihormati tanpa pandang bulu.
3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Harga Diri Muharnia 2010: 40-42 menyebutkan bahwa faktor-faktor yang
mempengaruhi self esteem, yaitu: a Jenis kelamin
Menurut Ancok wanita memiliki perasaan kurang mampu, kurang percaya diri dan merasa harus dilindungi daripada pria,
hal ini menunjukkan bahwa harga diri wanita lebih rendah dibanding pria. Hal serupa juga diungkapkan oleh Coopersmith
yang membuktikan bahwa harga diri wanita lebih rendah daripada pria.
b Intelegensi Coopersmith mengatakan bahwa individu dengan harga diri
yang tinggi akan mencapai prestasi akademik yang tinggi daripada individu dengan harga diri yang rendah. Selanjutnya
dikatakan bahwa individu dengan harga diri yang tinggi
21 memiliki skor intelegensi yang lebih baik, taraf aspirasi yang
lebih baik dan selalu berusaha keras. c Kondisi fisik individu
Coopersmith mengatakan bahwa individu dengan kondisi fisik yang menarik cenderung memiliki harga diri yang tinggi
dibandingkan dengan individu yang memiliki kondisi fisik kurang menarik.
d Lingkungan sosial Menurut Klass dan Hodge harga diri terbentuk ketika seseorang
menyadari dirinya berharga atau tidak yang merupakan proses lingkungan, penghargaan, penerimaan dan perlakuan orang lain
kepadanya. e Keluarga
Keluarga merupakan faktor penting dalam pembentukan harga diri, karena dari keluarga seseorang belajar sosialisasi di
lingkungan sekitar. Savary berpendapat bahwa didikan keluarga menentukan harga diri seseorang, jika seseorang dididik dengan
hukuman dan larangan dari keluarga maka akan menimbulkan perasaan tidak berharga. Menurut Coopersmith didikan
demokratis membuat anak mendapat harga diri yang tinggi. 4 Dimensi Harga Diri
Rahmania dan Ika Yuniar 2012: 112 mengatakan bahwa ada lima dimensi harga diri yaitu:
22 a Dimensi akademik
Mengacu pada pada persepsi individu terhadap kualitas pendidikan individu.
b Dimensi sosial Mengacu pada persepsi individu terhadap hubungan sosial
individu. c Dimensi emosional
Keterlibatan individu terhadap emosi individu. d Dimensi keluarga
Mengacu pada keterlibatan individu dalam partisipasi dan integrasi di dalam keluarga.
e Dimensi fisik Mengacu pada persepsi individu terhadap kondisi fisik individu.
5 Jenis-Jenis Harga Diri Coopersmith dalam Rahmawati, 2006 mengemukakan bahwa
harga diri dibedakan menjadi tiga jenis jika dilihat dari karakteristik individu, yakni harga diri rendah, harga diri sedang, dan harga diri
tinggi. a Individu dengan harga diri tinggi high self-esteem
Individu yang memiliki harga diri tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut:
1 Aktif dan dapat mengekspresikan diri dengan baik
23 2 Berhasil
dalam bidang
akademik, terlebih
dalam mengadakan hubungan sosial
3 Dapat menerima kritik dengan baik 4 Percaya terhadap persepsi dan dirinya sendiri
5 Tidak terpaku pada dirinya sendiri atau tidak hanya memikirkan kesulitannya sendiri
6 Keyakinan akan dirinya tidak berdasarkan pada fantasinya, karena memang mempunyai kemampuan, kecakapan sosial,
dan kualitas diri yang tinggi, 7 Tidak terpengaruh pada penilaian diri dari orang lain
tantang sifat atau kepribadiannya, baik itu positif ataupun negatif
8 Akan menyesuaikan diri dengan mudah pada suatu lingkungan yang belum jelas, dan
9 Akan lebih
banyak menghasilkan
suasana yang
berhubungan dengan kesukaan sehingga tercipta tingkat kecemasan dan perasaan tidak aman yang rendah serta
memiliki daya pertahanan yang seimbang. Rahmania dan Ika Yuniar 2012: 112 juga mengatakan bahwa
remaja yang memiliki harga diri tinggi, mereka memiliki pandangan positif mengenai diri mereka dan puas terhadap
penampilan fisik mereka sehingga bisa melalui tugas perkembangan remaja yaitu menerima kondisi fisik dan
24 memanfaatkannya secara efektif. Menurut Baron dan Byrne
2004: 174 individu dengan harga diri yang tinggi berarti individu tersebut menyukai dirinya sendiri. Crocker dan Wolf
dalam Myers, 2012: 65 mengatakan bahwa harga diri yang tinggi akan didapat jika timbul perasaan senang terhadap hal
yang dianggap penting seperti penampilan, kecerdasan, kekayaan dan sebagainya. Karakteristik individu dengan harga
diri yang tinggi menurut Muharnia 2010: 42-43 adalah sebagai berikut:
1 Dapat menerima kondisi dirinya sendiri, mengontrol emosi dengan baik dan berprasangka baik terhadap dirinya sendiri.
2 Memiliki keyakinan
bahwa dirinya
sendiri yang
bertanggung jawab dan merasa mampu mengontrol setiap bagian kehidupannya.
3 Dapat bekerja sama, saling memiliki, menghormati dan toleransi dengan yang lain.
4 Dapat merancang dan menjalankan rancangan tersebut dengan optimal.
5 Menurut Minchinton individu dengan harga diri yang tinggi akan lebih mudah beradaptasi dengan lingkungan dan dapat
mengekspresikan diri dengan baik.
25 b Individu dengan harga diri sedang medium self-esteem
Karakteristik individu dengan harga diri yang sedang hampir sama dengan karakteristik individu yang memiliki harga diri
tinggi, terutama dalam kualitas, perilaku dan sikap. Pernyataan diri mereka memang positif, namun cenderung kurang moderat,
kurang menghindari sikap atau tindakan yang ekstreem. c Individu dengan harga diri rendah low self-esteem
Individu yang memiliki harga diri rendah memiliki karakteristik meliputi:
1 Memiliki perasaan inferior 2 Takut dan mengalami kegagalan dalam mengadakan
hubungan sosial, 3 Terlihat sebagai orang yang putus asa dan depresi
4 Merasa diasingkan dan tidak diperhatikan 5 Kurang dapat mengekspresikan diri
6 Sangat tergantung pada lingkungan 7 Tidak konsisten
8 Secara pasif akan selalu mengikuti apa yang ada di lingkungannya
9 Menggunakan banyak taktik pertahanan diri 10 Mudah mengakui kesalahan.
Remaja dengan harga diri yang rendah tidak puas terhadap penampilan fisik mereka dan rentan mengalami gangguan
26 mental yang mempersepsi tubuh dengan ide-ide bahwa dirinya
memiliki kekurangan itu membuat tidak menarik American Psychiatric Association dalam Rahmania dan Ika Yuniar, 2012:
112. Frey dan Carlock dalam Muharnia, 2010: 46 mengatakan bahwa individu dengan harga diri yang tinggi mampu
menghargai dan memahami dirinya sendiri, sedangkan individu dengan harga diri rendah cenderung menolak dan tidak puas
dengan keadaan dirinya sendiri. Karakteristik individu dengan harga diri rendah disebutkan oleh Muharnia 2010: 43-44
adalah sebagai berikut: 1 Memiliki perasaan tidak mampu, takut mencoba, kontrol
emosi yang buruk dan merasa tidak berarti. 2 Merasa bahwa kehidupan ini di luar kontrol dan tanggung
jawabnya. 3 Memiliki hubungan interpersonal yang buruk, tidak toleran,
dan kurang dapat bekerja sama. 4 Kurang dapat merancang dan merealisasikan rancangan
tersebut. 5 Menurut Minchinton individu dengan harga diri yang rendah
kurang dapat mengekspresikan diri dengan baik dan sangat tergantung dengan lingkungannya.
27 b. Konsep Diri
1 Pengertian Konsep diri Menurut Deaux, dkk Tim Penulis Fakultas Psikologi UI,
2009: 53 konsep diri adalah keyakinan dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri yang berkaitan dengan bakat, minat,
penampilan fisik, sehingga timbul perasaan positif atau negatif, bangga atau tidak bangga, senang atau tidak senang dengan diri
sendiri. Hal serupa juga diungkapkan oleh Worchel dalam Tri Dayakisni dan Hudaniah, 2006: 78 yang menyebutkan bahwa
konsep diri adalah pengetahuan dan keyakinan seseorang mengenai dirinya. Menurut Suryanto, dkk 2012: 32 keyakinan tersebut
muncul setelah individu menyadari sifat-sifat yang melekat baik melalui pengalaman pribadi, interkasi sosial maupun perenungan
diri. Konsep diri didasarkan pada pengalaman dan interaksi seseorang dengan orang lain serta membutuhkan waktu yang lama
untuk membentuknya Nirmalawati, 2011: 78. Pengertian lain mengenai konsep diri adalah pikiran dan perasaan mengenai diri
sendiri M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, 2014: 14. Baron dan Byrne 2004: 165 berpendapat mengenai konsep diri sebagai
sebuah skema dasar yang terdiri dari keyakinan dan sikap terhadap diri sendiri.
Menurut Myers 2012: 47-48 konsep diri mencakup dua hal, yaitu skema diri dan kemungkinan diri. Skema diri adalah
28 keyakinan tentang diri yang mengatur dan memandu proses
informasi tentang diri. Kemungkinan diri adalah gambaran tentang apa yang diimpikan atau ditakutkan dimasa depan. Calhoun dan
Acocella 1990: 100-101 mengatakan bahwa konsep diri dipengaruhi oleh dua variabel, variabel eksternal dan variabel
internal. Variabel eksternal konsep diri merupakan stimulus fisik yang mempengaruhi dan berasal dari lingkungan sekitar, sedangkan
variabel internal merupakan interpretasi yang dibuat oleh diri sendiri terhadap stimulus yang ada, yang dibuat oleh diri sendiri
terhadap stimulus yang ada. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan
bahwa konsep diri merupakan keyakinan, perasaan dan pengetahuan yang berkaitan dengan bakat, minat, penampilan fisik dan lain-lain
yang didapat melalui pengalaman pribadi maupun interaksi dengan lingkungan sekitar, sehingga timbul perasaan positif atau negatif,
bangga atau tidak bangga, senang atau tidak senang dengan diri sendiri.
2 Aspek-Aspek Konsep Diri Nirmalawati 2011: 63 menyebutkan bahwa konsep diri memiliki
tiga aspek, yaitu aspek fisik, aspek psikis dan aspek sosial. Pendapat yang sama dikemukakan oleh Jalaluddin Rakhmat dalam Novilia
Puspita Sari, 2012: 40 bahwa konsep diri memiliki tiga aspek, yaitu:
29 a Aspek Fisik
Aspek fisik ini meliputi penilaian individu terhadap dirinya, seperti tubuh, pakaian dan benda yang dimiliki.
b Aspek Psikis Aspek psikis dalam konsep diri mencakup pikiran, perasaan dan
sikap terhadap diri sendiri. c Aspek Sosial
Aspek sosial mencakup peran dan penilaian individu terhadap lingkungan sosialnya.
3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Myers 2012: 48 menyebutkan enam pengaruh konsep diri yaitu:
a Peran yang dimainkan b Identitas sosial yang dibentuk
c Perbandingan yang dibuat terhadap orang lain d Kesuksesan dan kegagalan yang dialami
e Penilaian dari orang lain f Budaya yang ada di lingkungan sekitar
Hal tentang faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri disebutkan juga oleh Jalaludin Rakhmat 2005: 101-104 ada tiga,
yaitu: a Orang lain
Penilaian dari orang lain sangat mempengaruhi konsep diri. Seperti yang dikatakan oleh Harry Stack Sullivan bahwa jika
30 mendapat penerimaan, maka ada kecenderungan bersikap
menghormati dan menerima diri sendiri. Sebaliknya, bila orang lain selalu meremehkan, menyalahkan dan mendapat
penolakan, maka timbul perasaan tidak senang dengan diri sendiri.
b Orang terdekat Orang terdekat seperti orang tua, saudara dan orang yang
tinggal satu rumah mengajarkan banyak hal. Perlahan-lahan konsep diri terbentuk dari hal positif seperti senyuman, pujian,
pelukan dan hal negatif seperti ejekan, cemoohan, hardikan. Hal positif dan negatif tersebut menentukan penilaian terhadap
diri sendiri. c Kelompok rujukan
Jika individu tergabung dalam kelompok tertentu, maka norma- norma yang ada di dalam kelompok tersebut akan dijadikan
sebagai ukuran perilaku. Nirmalawati 2011: 64 menyebutkan ada lima hal yang
mempengaruhi konsep diri, yaitu: a Perubahan fisik
b Hubungan dengan keluarga c Hubungan dengan sesama dan dengan lawan jenis
d Perkembangan kognitif e Identitas personal
31 4 Dimensi Konsep Diri
Calhoun dan Acocella 1990: 67-71 menyatakan ada tiga dimensi konsep diri, yaitu:
a Pengetahuan Apa yang diketahui tentang diri sendiri merupakan dimensi
pertama dari konsep diri. Dalam benak seseorang ada satu daftar julukan yang menggambarkan diri sendiri, mengenai usia, jenis
kelamin, kebangsaan, suku, pekerjaan dan lain sebagainya. b Pengharapan
Ada pandangan tentang diri sendiri, mempunyai satu set pandangan lain yaitu tentang kemungkinan diri menjadi apa di
masa mendatang Rogers dalam Calhoun dan Acocella, 1990: 71 apapun harapan atau tujuannya, hal tersebut membangkitkan
kekuatan yang mendorong untuk menuju masa depan dan memandu kegiatan dalam perjalanan hidup.
c Penilaian Diri sendiri berkedudukan sebagai penilai diri setiap hari,
mengukur apakah diri bertentangan dengan pengharapan bagi diri sendiri dan standar bagi diri sendiri.
5 Jenis-Jenis Konsep Diri a Konsep diri negatif
Calhoun dan Acocella 1990: 72-73 ada dua jenis konsep diri negatif, yaitu pandangan seseorang tentang dirinya sendiri
32 benar-benar tidak teratur, dia tidak memiliki kestabilan dan
keutuhan diri. Dia benar benar tidak tahu siapa dia, apa kekuatan dan kelemahannya, atau apa yang dia hargai dalam
hidupnya. Kondisi ini umum dan normal diantara para remaja. Tipe kedua dari konsep dri negatif hampir merupakan lawan
dari yang pertama. Konsep dirinya terlalu stabil dan teratur, dengan kata lain kaku. Kemungkinan hal ini terjadi akibat
dididik dengan sangat keras. Dalam kaitannya dengan evaluasi diri, konsep diri yang negatif menurut definisinya meliputi
penilaian negatif terhadap diri sendiri. Apapun pribadi itu, dia tidak pernah cukup baik. Apapun yang diperoleh tampaknya
tidak berharga dibandingkan dengan apa yang diperoleh orang lain. Menurut Brooks dan Emmert dalam Jalaluddin Rakhmat,
2005: 105 ada empat tanda orang yang memiliki konsep diri negatif, yaitu:
1 Peka terhadap kritik Orang dengan konsep diri negatif, sangat tidak tahan kritik
yang diterimanya dan mudah marah. Ia cenderung menghindari
dialog yang
terbuka dan
bersikeras mempertahankan pendapatnya dengan berbagai justifikasi
atau logika yang keliru.
33 2 Responsif terhadap pujian
Orang dengan konsep diri negatif senang dengan pujian dan bersikap hiperkritis terhadap orang lain.
3 Merasa tidak disenangi orang lain Merasa tidak diperhatikan sehingga ia akan bereaksi pada
orang lain sebagai musuh, sehingga tidak dapat melahirkan kehangatan dan keakraban persahabatan.
4 Pesimis terhadap kompetisi Orang dengan konsep diri negatif enggan untuk bersaing
dengan orang lain dalam membuat prestasi. Ia menganggap tidak berdaya melawan persaingan yang merugikan dirinya.
a Konsep diri positif Calhoun dan Acocella 1990: 73-74 mengatakan bahwa
seseorang dengan konsep diri positif bukan berarti dia merasa bahwa segala sesuatu tentang dirinya sempurna, tetapi dia
menempatkan nilai tinggi pada sifat rendah hati. Dia menerima dirinya sendiri secara apa adanya. Selain ia dapat menerima
dirinya sendiri ia pun dapat menerima orang lain. Menurut Jalaluddin Rakhmat 2005: 105 orang yang memiliki konsep
diri positif ditandai dengan lima hal, yaitu: 1 Yakin akan kemampuannya mengatasi masalah
2 Merasa setara dengan orang lain 3 Menerima pujian tanpa rasa malu
34 4 Menyadari bahwa setiap orang mempunyai berbagai
perasaan, keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui masyarakat
5 Mampu memperbaiki
dirinya karena
ia sanggup
mengungkapkan aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha mengubahnya.
B. Remaja