41 b. Mencapai peran sosial pria dan wanita
c. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab
e. Mempersiapkan karir ekonomi f. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga
g. Memperoleh perangkat nilai dan sistem etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi
Rita Eka Izzaty, dkk 2008: 126 mengatakan bahwa untuk memenuhi tugas perkembangan tersebut, remaja dituntut untuk melakukan
perubahan besar dalam sikap dan perilaku, baik itu laki-laki maupun perempuan. Menurut Havighurst dalam Sunarto dan B. Agung Hartono,
2002: 43 setiap individu dalam menjalani hidupnya harus mempelajari, menjalani dan menguasai tugas perkembangan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa remaja laki-laki maupun perempuan memiliki tugas perkembangan yang harus
dipelajari, dijalani dan dikuasai serta dituntut untuk melakukan perubahan besar dalam sikap dan perilaku.
C. Teori Belajar Behaviositik
1. Pengertian Teori Belajar Behavioristik Teori belajar behavioristik dikemukakan oleh para psikolog
behavioristik. Mereka berpendapat bahwa tingkah laku manusia itu dikendalikan oleh hukuman atau penguatan dari lingkungan. Saat
42 seseorang belajar, ada hubungan yang erat antara reaksi-reaksi behavioral
dengan stimulasinya. M. Dalyono. 2005: 30. Menurut Izzatur Rusuli 2014: 41 pada teori behavioristik, belajar merupakan suatu perubahan
tingkah laku yang dapat diamati secara langsung, yang terjadi melalui hubungan stimulus-stimulus dan respon-respon menurut prinsip-prinsip
mekanistik. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar menurut teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku manusia akibat
adanya stimulus dan respon yang dikendalikan oleh hukuman atau penguatan dari lingkungan.
2. Asumsi Dasar Teori Belajar Behavioristik Menurut Ormrod 2008: 422-425 ada beberapa asumsi dasar teori
belajar behavioristik, yaitu: a. Perilaku orang sebagian besar merupakan hasil dari pengalaman
mereka dengan stimulus-stimulus lingkungan. Seorang lahir bagaikan sebuah kertas kosong, tanpa kecenderungan
bawaan untuk berperilaku dengan cara tertentu. Selama beberapa tahun, lingkungan akan menulis pada kertas kosong ini membentuk
secara perlahan, atau mengkondisikan, individu menjadi seseorang yang memiliki karakteristik dan cara berperilaku yang unik.
b. Belajar dapat digambarkan dalam kerangka asosiasi diantara peristiwa peristiwa yang ddapat diamati, yaitu asosiasi antara stimulus dan
respon.
43 Menuirut mereka pemeriksaan psikologis seharusnya berfokus pada
respon respon yang dibuat oleh pembelajar dan stimulus-stimulus lingkungan yang menimbulkan respon respon tersebut.
c. Belajar melibatkan perubahan perilaku. Belajar sebagai bahan perubahan dalam perilaku karena pengalaman.
Pandangan tentang belajar semacam itu secara khusus dapat bermanfaat dikelas.
d. Belajar cenderung terjadi ketika stimulus dan respon muncul dalam waktu yang berdekatan.
Supaya hubungan stimulus-respon berkembang, kejadian kejadian tertentu harus terjadi bersamaan dengan kejadian-kejadian lain. ketika
dua kejadian muncul pada waktu yang kurang lebih sama, dapat kita katakan ada kontinguitas diantara kejadian kejadian tersebut.
e. Banyak spesies hewan, termasuk manusia, belajar dengan cara yang sama.
Behavioris terkenal dengan eksperimen mereka terhadap hewan hewan seperti tikus dan merpati. Mereka berasumsi bahwa banyak
spesies memiliki proses pembelajaran yang sama. Karena itu, mereka menerapkan prinsip-prinsip belajar yang diperoleh setelah mengamati
suatu spesies pada suatu pemahaman mengenai bagaimanaspesies spesies lain termasuk manusia belajar.
44 3. Model-Model Teori Belajar Behaviorsitik
Ada beberapa model-model teori belajar behavioristik yang disebutkan oleh Izzatur Rusuli 2014: 42-45, yaitu:
a. Connectionisme atau bond psychology trial and error Thorndike mempelopori teori belajar behavioristik model ini dengan
teorinya connectionisme yang disebut juga dengan trial and error. Menurut Thorndike belajar adalah pembentukan hubungan koneksi
antara stimulus dengan respon yang diberikan oleh organisme terhadap stimulus tadi. Trial and error coba-coba salah adalah cara
belajar yang khas dari model ini. b. Classical conditioniong pembiasaan klasik
Pencetus teori belajar model ini adalah ivan pavlov. Pavlov menyimpulkan bahwa stimulus yang diadakan itu selalu disertai
dengan stimulus penguat, maka stimulus tadi cepat atau lambat akhirnya akan menimbulkan respon atau perubahan yang dikehendaki.
c. Operant conditioning pembiasaan perilaku respon Teori belajar behavioristik model ini dikemukakan oleh Burhus
Frederic Skinner. Respon dalam operant conditioning terjadi tanpa didahului oleh stimulus, melainkan oleh efek yang ditimbulkan oleh
reinforcer. Reinforcer
adalah stimulus
yang meningkatkan
kemungkinan timbulnya sejumlah respon tertentu.
45 d. Contiguous conditioning pembiasaan asosiasi dekat
Model ini dikembangkan oleh Edwin R. Guthrie yang mengasumsikan terjadinya peristiwa belajar berdasarkan kedekatan hubungan antara
stimulus dengan respon yang relevan. Oleh karena itu, menurutnya peningkatan hasil belajar itu bukanlah hasil dari berbagai respon yang
kompleks terhadap stimulus-stimulus yang ada, melainkan karena dekatnya asosiasi antara stimulus dengan respon yang diperlukan.
e. Sarbon stimulus and respon bond theory Teori ini dikembangkan oleh John B. Watson yang berpendapat
bahwa belajar merupakan proses terjadinya refleks-refleks atau respon-respon bersyarat melalui stimulus pengganti.
f. Social learning theory teori belajar sosial Menurut Albert Bandura yang merupakan pencetus teori belajar sosial
mengatakan bahwa belajar adalah proses pengambilan keputusan dalam bertingkah laku dengan cara peniruan dan pembiasaan melalui
informasi yang didapatkan dari lingkungan sekitarnya.
D. Modul