Pengertian Pembinaan Kajian Tentang Pembinaan

18 Sudjana 2004:57 adalah suatu proses sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Selain itu menurut Suryosubroto 2002:1 menjelasakan bahwa perencanaan adalah proses kerohaniah untuk memutuskan hal-hal tertentu sebelum melakukan suatu kegiatan yang sebenarnya serta guna mengarahkan proses kegiatan kepada tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pada pembinaan, perencanaan diperlukan untuk mengambil keputusan dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan sebelum melaksanakan suatu kegiatan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diharapkan. Pada pembinaan perencanaan memiliki ciri-ciri sebagaimana menurut Sudjana 2004:59 sebagai berikut: 1. Perencanaan merupakan model pengambilan keputusan secara rasional dalam memilih dan menetapkan tindakan-tindakan untuk mencapai tujuan. 2. Perencanaan berorientasi pada perubahan keadaan masa sekarang kepada suatu keadaan yang diinginkan di masa datang sebagaimana dirumuskan dalam tujuan yang akan dicapai. 3. Perencanaan melibatkan orang-orang ke dalam suatu proses untuk menentukan dan menemukan masa depan yang diinginkan. 4. Perencanaan memberi arah mengenal bagaimana dan kapan tindakan akan diambil serta siapa pihak yang akan terlibat dalam tindakan atau kegiatan itu. 5. Perencanaan melibatkan perkiraan tentang semua kegiatan yang akan dilalui atau akan dilaksanakan. Perkiraan itu meliputi kebutuhan, kemungkinan-kemungkinan keberhasilan, sumber-sumber yang digunakan, faktor-faktor pendukung dan penghambat, serta kemungkinan resiko dari suatu tindakan yang akan dilakukan. 6. Perencanaan berhubungan dengan penentuan prioritas dan urutan tindakan yang akan dilakukan. Prioritas ditetapkan berdasarkan urgensi atau kepentingannya, relevansi dengan 19 kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang tersedia, dan hambatan yang mungkin dihadapi. 7. Perencanaan sebagai titik awal untuk dan arahan terhadap kegiatan pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian, dan pengembangan. Ciri-ciri perencanaan tersebut dapat saling berhubungan ataupun saling menopang antara satu dengan lainnya dalam menyusun suatu program. Berdasarkan definisi perencanaan pembinaan di atas dapat diketahui bahwa proses perencenaan merupakan suatu langkah awal dalam menyusun suatu program yang dilakukan untuk menentukan tujuan beserta langkah-langkah yang akan ditempuh, mengingat orientasi pada perencanaan baik pada pembinaan guna adanya perubahan. b. Pendekatan Dalam proses pembinaan, pendekatan merupakan salah satu langkah untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan menjadi salah satu langkah penting dalam suatu proses. Menurut Mangunhardjana 1996:17 menjelaskan bahwa untuk melaksanakan pembinaan terdapat beberapa pendekatan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah: 1. Pendekatan Informatif Informatic Approach yaitu, pendekatan yang dilaksanakan dengan cara menyampaikan informasi kepada peserta, dimana di dalam pendekatan ini peserta dianggap belum tahu dan tidak memiliki pengalaman. 2. Pendekatan Partisipatif Partisipative Approach yaitu, pendekatan yang menempatkan bahwa peserta sebagai sumber utama, pengalaman dan pengetahuan peserta dimanfaatkan sebagai kesatuan dalam belajar.

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN SOSIAL BAGI LANSIA MELALUI HOME CARE SERVICE DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA (PSTW) YOGYAKARTA UNIT BUDHI LUHUR.

0 26 151

PERAN PEKERJA SOSIAL DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA(PSTW) YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR DALAMMENINGKATKAN KESEJAHTERAAN LANJUT USIA.

0 2 147

KORELASI ANTARA FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA

0 0 19

EFEKTIVITAS SENAM KEGEL TERHADAP INKONTINENSIA URINE PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - EFEKTIVITAS SENAM KEGEL TERHADAP INKONTINENSIA URINE PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI

0 0 17

HUBUNGAN INTERAKSI SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANJUT USIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR YOGYAKARTA

0 0 21

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN DEMENSIA PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYA

0 1 13

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA USIA LANJUT DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kejadian Insomnia pada Usia Lanjut di Panti Sosial Tresna Werdha

0 0 18

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR KASONGAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KUALITAS TIDUR PADA LANSIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WE

0 2 13

HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN TINGKAT RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA UNIT BUDI LUHUR BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI - HUBUNGAN FREKUENSI SENAM LANSIA DENGAN TINGKAT RISIKO JATUH PADA USIA LANJUT DI BALAI

0 0 11

DETERMINAN BIOPSIKOSOSIAL KUALITAS HIDUP LANJUT USIA DI BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WERDHA YOGYAKARTA - UNS Institutional Repository

0 0 14