Ruang Lingkup Pembinaan Kajian Tentang Pembinaan
19 kebutuhan, tujuan yang akan dicapai, sumber-sumber yang
tersedia, dan hambatan yang mungkin dihadapi. 7.
Perencanaan sebagai titik awal untuk dan arahan terhadap kegiatan pengorganisasian, penggerakan, pembinaan, penilaian,
dan pengembangan. Ciri-ciri perencanaan tersebut dapat saling berhubungan ataupun saling
menopang antara satu dengan lainnya dalam menyusun suatu program. Berdasarkan definisi perencanaan pembinaan di atas dapat
diketahui bahwa proses perencenaan merupakan suatu langkah awal dalam menyusun suatu program yang dilakukan untuk menentukan tujuan beserta
langkah-langkah yang akan ditempuh, mengingat orientasi pada perencanaan baik pada pembinaan guna adanya perubahan.
b. Pendekatan
Dalam proses pembinaan, pendekatan merupakan salah satu langkah untuk mencapai sebuah tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan
menjadi salah satu langkah penting dalam suatu proses. Menurut Mangunhardjana 1996:17 menjelaskan bahwa untuk melaksanakan
pembinaan terdapat beberapa pendekatan yang harus diperhatikan, diantaranya adalah:
1. Pendekatan Informatif Informatic Approach yaitu, pendekatan yang
dilaksanakan dengan cara menyampaikan informasi kepada peserta, dimana di dalam pendekatan ini peserta dianggap belum tahu dan
tidak memiliki pengalaman. 2.
Pendekatan Partisipatif Partisipative Approach yaitu, pendekatan yang menempatkan bahwa peserta sebagai sumber utama, pengalaman
dan pengetahuan peserta dimanfaatkan sebagai kesatuan dalam belajar.
20 3.
Pendekatan Eksperiensial Experiencial Approach yaitu, pendekatan yang menempatkan bahwa peserta langsung terlibat dalam pembinaan.
Selain itu pendekatan pembinaan yang diungkapkan oleh Sudjana 2004:174 bahwa pendekatan dapat dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan langsung direct contact dan atau menggunakan pendekatan tidak langsung indirect contact. Pendekatan langsung terjadi apabila
pihak pembina melakukan tatap muka dengan pihak yang dibina melalui kegiatan diskusi, rapat, tanya jawab, atau kunjungan ke rumah, dan
sebagainya. Sedangkan pendekatan tidak langsung terjadi apabila pembina melakukan upaya pembinaan melalui media massa seperti menggunakan
media elektronik, bulletin, serta leaflet. Dari ulasan pendekatan di atas, dapat diketahui adanya beberapa
cara untuk melakukan pendekatan dalam pembinaan. Cara yang digunakan dalam pendekatan bergantung dari pelaksana kegiatan, namun idealnya
proses pendekatan menggunakan pendekatan eksperiensial serta perpaduan antara pendekatan langsung dan tidak langsung.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan menurut Guntur Setiawan dalam Sofia Deken 2011:34 menyatakan bahwa pelaksanaan merupakan perluasan aktivitas
yang saling menyesuaikan antara tujuan dan tindakan untuk mencapainya. Sedangkan menurut Nurudin Usman dalam Sofia Deken 2011:34 bahwa
pelaksanaan akan bermuara pada aktivitas, aksi, tindakan, atau adanya
21 sistem. Pelaksanaan merupakan kegiatan yang terencana untuk mencapai
tujuan kegiatan. Berdasarkan pengertian pelaksanaan tersebut dapat diketahui
bahwa pelaksanaan merupakan sebuah aktivitas atau kegiatan yang terencana dan dilakukan secara sungguh-sungguh berdasarkan ketentuan
yang telah ditetapkan. Apabila pelaksanaan dituangkan ke dalam pembinaan maka pelaksanaan berdasarkan pada kegiatan yang telah
terencana dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh pelaksana sesuai dengan ketentuan baik dengan kegiatan atau program-program yang telah
disepakati. d.
Evaluasi Evaluasi menurut Suharsimi Arikunto 2007:1 merupakan
kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang sesuatu hal yang selanjutnya informasi tersebut akan digunakan untuk menentukan
alternatif dalam mengambil keputusan. Selain itu menurut Sukardi 2014:3 bahwa evaluasi adalah proses mencari data atau informasi tentang
obyek atau subyek yang dilaksanakan untuk tujuan pengambilan keputusan. Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa
evaluasi merupakan suatu proses pengumpulan data atau informasi yang dijadikan alternatif dalam pengambilan keputusan.
Untuk melaksanakan evaluasi pada pembinaan, terdapat beberapa model evaluasi pembinaan. Dua model evaluasi menurut Suharsimi
Arikunto dan Cepi Safruddin 2007:26 yaitu:
22 1.
Evaluasi Formatif Evaluasi formatif merupakan evaluasi yang dilaksanakan ketika
program masih berlangsung atau program masih dekat dengan permulaan kegiatan. Tujuan evaluasi formatif adalah untuk
mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan.
2. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan setelah program berakhir. Tujuan evaluasi sumatif untuk mengukur ketercapaian program. Fungsi
dari evaluasi sumatif adalah sebagai sarana untuk mengetahui posisi atau kedudukan individu dalam kelompoknya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat diketahui bahwa evaluasi formatif digunakan apabila program masih berjalan, sedangkan evaluasi sumatif
digunakan apabila program telah selesai atau berakhir. Pembinaan sebagai suatu proses untuk mengendalikan keseluruhan
sumber, baik manusia maupun non manusiawi guna mencapai tujuan yang ingin dicapai. Pada proses pembinaan terdapat beberapa langkah
diantaranya adalah perencanaan, pendekatan, pelaksanaan, dan evaluasi. Langkah-langkah tersebut dilaksanakan guna mendukung keberlangsungan
proses pembinaan.