Kesalahan Pemakaian Kontrasepsi Unmet Need KB

kerja wanita dan pengetahuan berhubungan signifikan dengan status unmet need KB pada wanita. Pada penelitian yang dilakukan oleh Prihastuti 2004 terhadap data SDKI tahun 2002-2003 ditemukan secara signifikan bahwa kejadian unmet need KB lebih cenderung terjadi pada wanita yang belum pernah menggunakan KB sama sekali daripada wanita yang sudah pernah atau masih enggan akan KB. Menurut Westoff 2006 juga menemukan besarnya angka persentase kejadian unmet need KB pada orang yang belum pernah menggunakan KB dan orang yang tidak berniat untuk menggunakan KB di masa depan Isa, 2009. Adapun beberapa yang dianggap sebagai penyebab langsung dari unmet need KB adalah sbagai berikut :

2.3.1. Kesalahan Pemakaian Kontrasepsi

Tidak ada metode kontrasepsi yang sampai saat ini terbukti 100 efektif. Diperkirakan 8-30 juta kehamilan setiap tahunnya merupakan hasil dari kegagalan kontrasepsi yang tidak konsisten atau tidak benar dalam penggunaan metode kontrasepsi atau justru karena kegagalan metode kontrasepsi itu sendiri. Bagi yang sudah termotivasi untuk tidak memiliki anak lagi dan sudah menggunakan kontrasepsi tetapi masih juga mengalami kegagalan, biasanya akan mencari jalan keluar dengan cara aborsi Muzdalifah, 2008. Para pemakai kontrasepsi pada dasarnya belum atau tidak ingin hamil lagi, sehingga dapat dikatakan bahwa kegagalan kontrasepsi mengakibatkan kehamilan yang sebenarnya tidak diinginkan. Sebagian dari mereka mungkin ingin meneruskan Universitas Sumatera Utara kehamilannya dan sisanya mungkin akan memutuskan untuk menggugurkannya. Jumlah kehamilan yang tidak diinginkan akan lebih besar lagi ditambah dengan mereka yang tidak ingin hamil lagi tetapi tidak menggunakan kontrasepsi sama sekali Muzdalifah, 2008. Penelitian di Iran menyatakan bahwa sebagian besar responden yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan menggunakan kontrasepsi saat sebelum kehamilan itu terjadi. Banyak dari mereka yang tidak menginginkan kehamilan menggunakan pil sebelumnya Isa, 2008. Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh Family Planning Perspective, 50 dari semua kehamilan yang di Amerika Serikat merupakan kehamilan yang tidak diinginkan, termasuk kehamilan yang berkhir dengan aborsi, keguguran atau lahir hidup. Sebagian wanita yang mengalami kehamilan yang tidak diinginkan ini ternyata memakai kontrasepsi sebelum mereka hamil. Karenakan tingginya angka kegagalan ini, maka perlu diketahui alasan utama kegagalan kontrasepsi yang merupakan faktor risiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan. Berikut merupakan beberapa alasan mengenai kegagalan kontrasepsi yang sering terjadi Muzdalifah, 2008 : 1. Tidak mengikuti petunjuk penggunaan kontrasepsi secara benar Jika menngunakan pil, konsumsi diwaktu yang sama setiap hari dan pastikan mengikuti petunjuk yang ada. Jika menggunakan kondom, pastikan menggunakan secara tepat dan kondom yang digunakan dalam kondisi yang baik sebelum digunakan. Jika menngunakan diapragma atau cervical cap, pasttikan Universitas Sumatera Utara terpasang dengan baik. Sedangkan wanita yang menggunakan IUD sebaiknya mengikuti petunjuk petugas kesehatan. 2. Penggunaan kontrasepsi yang tidak konsisten Kontrasepsi harus digunakan secara teratur dan sesuai dengan petunjuk untuk mencapai keefektivitasan yang maksimum. Jika menggunakan kontrasepsi oral dan lupa meminum pil meskipun hanya satu kali, risiko mengalami kehamilan akan meningkat. Metode penghalang kontrasepsi seperti kondom, cervical cap, dan diafragma harus digunakan secara teratur agar efektif. Wanita yang memakai KB alami harus menggunakannya secara tepat dan konsisten unrtuk mencegah kehamilan yang efektif. Satu tindakan yang tidak terlindungi dalam berhubungan seks dapat mengakibatkan terjadinya kehamilan. 3. Kondom bocor saat berhubungan seks Diperkirakan 2-5 kondom yang bocor atau saat digunakan. Hal ini lebih sering dikarenakan penyalahgunaan; selain itu robekan kecil dapat terjadi kuku maupun perhiasan. Kondom yang dipakai kadaluwarsa, salah penyimpanan, kerusakan selama atau setelah pembuatan secara besar-besaran oleh pabrik. 4. Menggunakan antibiotic atau obat-obatan lain atau jamu bersamaan dengan pil kontrasepsi. Antibiotik yang ditemukan memiliki sifat yang berkebalikan dengan keefektivitasan Pil kombinasi kontrasepsi dengan cara kerja menurunkan konsentrasi steroid hormone plasma. Wanita yang menggunakan pil kombinasi kontrasepsi sebaiknya menggunakan metode alternatife kontrasepsi selama beberapa bulan mereka menggunakan antibiotic. Universitas Sumatera Utara 5. Mempercayai bahwa pada periode ketidaksuburan tidak bisa hamil atau tidak merasa berisiko karena hanya melakukan hubungan seks satu kali tanpa menggunakan jenis kontrasepsi apapun. Kehamilan normal terjadi pada pertengahan siklus, bagaimanapun, banyak wanita yang mengalami kehamilan di saat periode ketidaksuburannya. Kegagalan kontrasepsi dapat menyebabkan terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan KTD. Kasus KTD justru banyak dialami oleh pasangan suami istri yang mengalami kegagalan ber-KB. Kegagalan KB kasus KTD juga bisa dialami oleh mereka yang tidak menggunakan kontrasepsi dalam 3 bulan terakhir padahal mereka termasuk aktif secara seksual unmet need Marhaeni, 2004.

2.3.2. LaranganOposisi Suami