Analisis Inferensial Hasil Penelitian

93 Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat perbedaan rata- rata nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang memiliki selisih sebesar 1,22. Kemudian untuk nilai posttest, kelompok eksperimen mengalami kenaikan yang lebih tinggi dibanding kelompok kontrol. Dari data standar deviasi, dapat diketahui bahwa kedua kelompok memiliki keragaman yang tinggi terhadap rata-rata nilai masing-masing. Berdasarkan data tersebut, dapat diketahui pula bahwa kedua kelompok mengalami penurunan nilai standar deviasi setelah diberi perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa perlakuan yang diberikan mampu menurunkan tingkat keberagaman nilai.

3. Analisis Inferensial

Sebelum diberikan perlakuan, masing-masing kelas eksperimen dan kelas kontrol diberikan pretest dan angket minat awal. Pretest diberikan untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam belajar matematika dan seberapa jauh siswa mampu mengerjakan soal dengan benar. Angket minat awal diberikan untuk mengetahui minat awal siswa terhadap pembelajaran matematika. Angket minat berisi 25 butir pernyataan dengan empat alternatif jawaban yaitu selalu, sering, jarang, tidak pernah. Data minat awal dan pretest prestasi belajar selanjutnya dianalisis menggunakan uji normalitas, uji homogenitas, dan uji nilai tengah. 1 Uji normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov- Smirnov dengan taraf signifikan 0,05. Uji dilakukan pada skor angket awal minat 94 belajar dan nilai pretest dengan bantuan SPSS 21. Hipotesis uji normalitas adalah sebagai berikut. : data berasal dari polulasi yang berdistribusi normal : data berasal dari polulasi yang tidak berdistribusi normal Hasil perhitungan uji normalitas disajikan pada Tabel 12 berikut Tabel 12. Hasil Uji Normalitas Minat Belajar Kelas Nilai signifikansi Kesimpulan Eksperimen 0,699 Data berdistribusi normal Kontrol 0,625 Data berdistribusi normal Prestasi Belajar Kelas Nilai signifikansi Kesimpulan Eksperimen 0,360 Data berdistribusi normal Kontrol 0,610 Data berdistribusi normal Berdasarkan Tabel 12, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk masing-masing data lebih dari maka diterima. Hal ini menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. 2 Uji homogenitas Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data skor awal angket minat dan skor pretest belajar siswa dari kelas eksperimen dan kontrol memiliki varians yang sama atau tidak. Uji homogenitas menggunakan uji Levenes dengan taraf signifikan 0,05. Uji homogenitas diolah menggunakan bantuan SPSS 21. Hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut. : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians homogen : kelompok data berasal dari populasi yang memiliki varians tidak homogen Hasil perhitungan uji homogenitas disajikan pada Tabel 13 berikut 95 Tabel 13. Hasil Uji Homogenitas No Data Nilai Signifikansi Kesimpulan 1. Minat Belajar 0,078 Homogen 2. Prestasi Belajar 0,062 Homogen Berdasarkan hasil uji pada Tabel 13, didapatkan signifikansi data lebih dari maka diterima. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelas bersifat homogen. sehingga dapat disimpulkan bahwa data minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol homogen. Hasil analisis selengkapnya uji homogenitas data skor awal minat belajar dan pretest prestasi dapat dilihat pada lampiran 5.3 halaman 365. 3 Uji Beda Rata-rata Kemampuan Awal Uji beda rata-rata dilakukan untuk mengetahui apakah kelas eksperimen dan kontrol memiliki kemampuan awal yang sama atau tidak. Uji beda rata-rata dilakukan terhadap data skor awal angket minat dan pretest belajar siswa. Hipotesis beda rata-rata skor awal minat belajar siswa adalah sebagai berikut. : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari minat belajar siswa : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari minat belajar siswa Hipotesis yang digunakan untuk uji rata-rata nilai prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut. : tidak terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari prestasi belajar siswa : terdapat perbedaan rata-rata kemampuan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol ditinjau dari prestasi belajar siswa 96 Hasil perhitungan uji beda rata-rata kemampuan awal disajikan pada tabel berikut Tabel 14. Hasil Uji Beda Rata-rata Kemampuan Awal No Data Nilai signifikansi Kesimpulan 1. Minat belajar 0,887 diterima 2. Prestasi belajar 0,705 diterima Berdasarkan Tabel 14 dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk variabel minat belajar sebesar 0,887. Hal ini menunjujjan bahwa diterima, artinya tidak terdapat perbedaan rata-rata minat belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kemudian, nilai signifikansi untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,705. Hal ini menunjukkan bahwa diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata prestasi belajar antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 4 Uji Hipotesis

i. Uji keefektifan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan

setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI ditinjau dari minat belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Indivdualization TAI tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Indivdualization TAI efektif ditinjau dari minat belajar siswa Hasil uji beda satu sampel one sample t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk minat belajar siswa disajikan pada Tabel 15 berikut. 97 Tabel 15. Hasil Uji One Sample T-test Data Nilai signifikansi Kesimpulan Minat belajar kelas eksperimen 0,0235 ditolak Prestasi belajar kelas eksperimen 0,000 ditolak Minat belajar kelas kontrol 0,3285 diterima Prestasi belajar kelas kontrol 0,043 ditolak Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test pada kelompok TAI untuk variabel minat belajar adalah sebesar 0,0235. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,05, berarti ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI efektif ditinjau dari minat belajar siswa. ii. Uji keefektifan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI ditinjau dari prestasi belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Indivdualization TAI tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Indivdualization TAI efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Hasil uji beda satu sampel one sample t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk minat belajar siswa disajikan pada Tabel 15 halaman 97. 98 Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test pada kelompok TAI untuk variabel prestasi belajar adalah sebesar 0,000. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,05, berarti ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa. iii. Uji keefektifan pembelajaran secara konvensional ditinjau dari minat belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. : pembelajaran matematika secara konvensional tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa : pembelajaran matematika secara konvensional efektif ditinjau dari minat belajar siswa Hasil uji beda satu sampel one sample t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk minat belajar siswa disajikan pada Tabel 15 halaman 97. Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test pada kelompok konvensional untuk variabel minat belajar adalah sebesar 0,3285. Nilai signifikansi ini lebih dari 0,05, berarti diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika secara konvensional tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa. iv. Uji keefektifan pembelajaran secara konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. 99 : pembelajaran matematika secara konvensional tidak efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa : pembelajaran matematika secara konvensional efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa Hasil uji beda satu sampel one sample t-test dengan menggunakan bantuan program SPSS 21 untuk minat belajar siswa disajikan pada Tabel 15 halaman 97. Berdasarkan Tabel 15, menunjukkan bahwa nilai signifikansi hasil uji one sample t-test pada kelompok konvensional untuk variabel minat belajar adalah sebesar 0,043. Nilai signifikansi ini kurang dari 0,05, berarti ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika secara konvensional efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa.

v. Perbandingan keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan

kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI dan pembelajaran secara konvensional ditinjau dari minat belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization tidak lebih efektif daripada pembelajaran secara konvensional ditinjau dari minat belajar siswa : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Teams Assisted 100 Individualization lebih efektif daripada pembelajaran secara konvensional ditinjau dari minat belajar siswa Uji hipotesis kelima dilakukan apabila uji hipotesis pertama dan ketiga masing- masing model pembelajaran efektif. Pada uji hipotesis ketiga diketahui bahwa pembelajaran secara konvensional tidak efektif ditinjau dari minat belajar siswa. Oleh karena itu, uji hipotesis kelima tidak dilakukan. Dapat langsung disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI lebih efektif ditinjau dari minat belajar siswa. vi. Perbandingan keefektifan pembelajaran menggunakan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI dan pembelajaran secara konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa Hipotesis yang diuji adalah sebagai berikut. : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization tidak lebih efektif daripada pembelajaran secara konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa : pembelajaran matematika dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Teams Assisted Individualization lebih efektif daripada pembelajaran secara konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa 101 Hasil pengujian hipotesis menggunakan bantuan program SPSS 21 disajikan pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Hasil Uji t Hipotesis 6 Data Nilai signifikansi Kesimpulan Prestasi belajar 0,014 ditolak Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai signifikansi untuk variabel prestasi belajar sebesar 0,014. Hal ini menunjukkan bahwa ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan pendekatan kontekstual dengan setting pembelajaran kooperatif Team Assisted Individualization TAI lebih efektif daripada pembelajaran secara konvensional ditinjau dari prestasi belajar siswa.

B. Pembahasan

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe team assisted individuallization (tai) terhadap pemahaman konsep matematika siswa kelas v sdi ummul quro bekasi

0 10 221

Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI).

6 9 167

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Tai (Team Assisted Individualization) Untuk Meningkatkan Motivasi Dan Prestasi Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Matematika

0 2 16

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMP DI KABUPATEN SRAGEN

3 5 101

IMPLEMENTASI STRATEGI TEAM QUIZ DAN TEAM ASSISTED Implementasi Strategi Team Quiz dan Team Assisted Individualization (TAI) berbantu LKS dalam pembelajaran matematika ditinjau dari minat belajar siswa (Eksperimentasi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Undaan

0 0 17

IMPLEMENTASI STRATEGI TEAM QUIZ DAN TEAM ASSISTED Implementasi Strategi Team Quiz dan Team Assisted Individualization (TAI) berbantu LKS dalam pembelajaran matematika ditinjau dari minat belajar siswa (Eksperimentasi Pada Siswa Kelas VIII SMP N 2 Undaan

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Jigsaw Dan Tai (Team Assisted Individualization) Ditinjau Dari Kemampuan Prasyarat Siswa SMP Ne

0 0 15

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN STRATEGI JIGSAW DAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Dengan Strategi Jigsaw Dan Tai (Team Assisted Individualization) Ditinjau Dari Kemampuan Prasyarat Siswa SMP Ne

0 1 16

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

BAB II KAJIAN TEORI A. Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) - PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI EFIKASI DIRI SISWA KELAS VII SMP NEG

0 0 19