cvi
E. Pembahasan Hasil Analisis
1. Hipotesis Pertama
Harga F
A
= 16.918 lebih besar dari F
tabel
= 3.97 sehingga hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima, maka terdapat perbedaan pengaruh
penggunaan pendekatan induktif melalui metode eksperimen disertai pemberian tugas dan metode domonstrasi disetai pemberian tugas terhadap
kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan Kalor di SMAN 4 Surakarta Kelas X Tahun Ajaran 20082009.
Dari tabel 4.10 terlihat bahwa kemampuan kognitif siswa yang diberi perlakuan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan induktif melalui
metode eksperimen disertai pemberian tugas mempunyai rerata yang lebih besar dibanding dengan siswa yang diberi dengan metode demonstrasi disertai
pemberian tugas. Dengan menggunakan pendekatan induktif melalui metode eksperimen
disertai pemberian tugas ternyata memberikan hasil yang lebih baik, hal ini dikarenakan pada pendekatan induktif siswa mampu menemukan konsep yang
ditanamkan guru dan melalui percobaan sendiri dengan berdasarkan suatu contoh yang spesifik untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi suatu aturan
prinsip atau fakta yang pasti. Sehingga pendekatan induktif sangat mendukung jika dilakukan dengan menggunakan metode eksperimen., karena dengan
metode eksperimen siswa akan selalu dapat melakukan percobaan sendiri secara teratur sehingga konsep-konsep yang didapat secara bertahap melalui
serangkaian eksperimen akan selalu tetap melekat kuat pada ingatannya, siswa akan lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya
sendiri selain itu dengan metode eksperimen diharapkan siswa akan lebih memahami arti konsep fisika yang sesungguhnya sehingga tidak dapat
menimbulkan verbalisme dalam suatu konsep fisika dan pada akhir pembelajaran siswa diberi tugas dengan tujuan agar peserta didik dapat belajar
sendiri atau berkelompok mencari pengayaannya atau sebagai tindak lanjut dari kegiatan sebelumnya. Dengan demikian serangkaian kegiatan eksperimen
cvii secara teratur dan terpadu akan menghasilkan suatu konsep fisika yang benar
dan mudah dipahami. Sedangkan penggunaan metode demonstrasi pada pendekatan induktif
kurang cocok, karena dengan metode demonstrasi, siswa tidak dapat melakukan sendiri secara nyata bagaimana konsep fisika ditemukan karena
dalam demonstrasi yang melakukan adalah guru selain itu dengan metode demonstrasi akan sulit untuk memahamkan konsep fisika kepada siswa,
karena dengan demonstrasi itu justru akan menimbulkan verbalisme. Sehingga konsep fisika yang seharusnya ditemukan melalui proses justru akan
berkembang menjadi konsep yang lebih banyak. Dengan demikian penerapkan metode demonstrasi ini kurang cocok karena sulit untuk menanamkan konsep
fisika kepada siswa
2. Hipotesis Kedua
Harga F
B
= 6.811 lebih besar dari F
tabel
= 3.97 , sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh antara kemampuan
tinggi, sedang dan rendah terhadap kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan kalor di SMAN 4 SurakartaTahun Ajaran 20082009.
Dari tabel 4.10 terlihat bahwa kemampuan kognitif siswa yang mempunyai kemampuan kemampuan awal tinggi mempunyai rerata yang
lebih besar dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah. Hal ini membuktikan bahwa kemampuan awal siswa yang
tinggi akan memberikan pengaruh yang lebih besar dibanding dengan siswa yang mempunyai kemampuan awal sedang dan rendah.
Siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi memberikan kemampuan kognitif yang lebih baik daripada siswa yang mempunyai
kemampuan awal sedang dan rendah. Hal ini dikarenakan dengan kemampuan awal yang tingi, maka siswa menguasai ilmu dasar sebelumnya yang berkaitan
dan menjadi prasyarat konsep dengan materi yang akan ditanamkan oleh guru. Selain itu siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi juga akan lebih
mudah dalam menarik kesimpulan pada eksperimen dan demonstrasi yang
cviii diperagakan oleh guru. Dengan kemampuan awal yang tinggi, siswa juga akan
lebih kreatif dan lebih bisa untuk mandiri dalam mengerjakan tugas ataupun latihan-latihan.
Sebaliknya siswa yang mempunyai kemampuan awal rendah akan susah dalam memahami konsep yang yang ditanamkan guru dan malas serta
kurang dalam menanggapi suatu permasalahan konsep yang ada, karena merasa bahwa dirinya belum menguasai konsep sebelumnya.
3. Hipotesis Ketiga
Harga F
ab
= 0.213 lebih kecil dari F
tabel
= 3.97 . sehingga hipotesis nol diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara penggunaan
pendekatan induktif dengan kemampuan awal terhadap kemampuan kognitif siswa pada sub pokok bahasan Kalor siswa di SMAN 4 Surakarta tahun ajaran
20082009. Dapat diketahui bahwa kemampuan kognitif siswa yang diajar dengan pendekatan induktif melalui metode eksperimen lebih baik dibanding dengan
metode demonstrasi baik pada siswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi, sedang maupun rendah. Disamping itu, kemampuan kognitif pada siswa yang
mempunyai kemampuan awalnya tinggi selalu lebih baik dibanding siswa yang mempunyai kemampuan awalnya sedang dan rendah, baik yang diberi pengajaran
dengan metode eksperimen maupun demonstrasi. Dengan demikian dapat diketahui bahwa pengajaran menggunakan pendekatan induktif melalui metode
pembelajaran dan kemampuan awal siswa mempunyai pengaruh sendiri – sendiri terhadap kemampuan kognitif siswa, hal tersebut dikarenakan ada faktor lain dari
dalam diri siswa yang tidak dibahas dalam skripsi ini. Penggunaan metode mengajar yang tepat yang sesuai dengan materi
yang diajarkan akan memberikan hasil kemampuan kognitif siswa yang optimal. Selain itu kemampuan awal tinggi juga akan mempengaruhi kemampuan kognitif
siswa, semakin tinggi kemampuan awal siswa maka akan semakin tinggi kemampuan kognitifnya. Sebaliknya semakin rendah kemampuan awal siswa,
maka akan semakin rendah pula kemampuan kognitifnya.
cix
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN