BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Agathis Agathis loranthifolia
Agathis loranthifolia salibs merupakan famili Araucariaceae atau disebut juga Agathis dammara dengan nama daerahlokal, yaitu : damar Indonesia,
dayungon Pilipina, kauri England, kauri pine Papua New Guinea dan damar
minyak sebagai nama dagang.
Daerah penyebaran alaminya, meliputi : Papua New Guinea, New Britain, Indonesia Maluku, Sulawesi, Kalimantan, Sumatera, Irian Jaya Philipina dan
Malaya. Pohon ini umumnya tumbuh pada dataran tinggi 300-1200 m dpl dengan curah hujan 3000 – 4000 mmtahun. Temperatur rata-rata tahunan 25°-
30° C. Jenis ini pada dataran rendah ditemukan di tanah berbatu seperti pasir podzolik pada hutan kerangas, ultra basa, tanah kapur dan batuan endapan.
Anakan jenis ini memerlukan naungan dan memperlihatkan pertumbuhan yang lambat selama tahun pertama. Setelah bebas dari kompetisi dengan semak
belukar pertumbuhannya menjadi cepat, seperti terlihat pada sebagian besar hutan hujan primer. Sistem perakaran sensitif terhadap kekurangan oksigen dan pohon
tidak tahan terhadap genangan air. Jenis pohon ini ditanam pada hutan tanaman, penanaman sulaman dan reboisasi diberbagai wilayah sebaran alaminya. Sebaran
diluar habitat alaminya telah ditanam di Jawa. Agathis memerlukan drainase yang baik dan tumbuh pada kondisi tanah dengan pH 6,0 - 6,5 serta tahan terhadap
tanah berat heavy soil dan keasaman. Kayu Agathis loranthifolia diklasifikasiakan agak kuat namun tidak awet
dan tidak tahan terhadap pembusukan. Kayu terutama digunakanan untuk korek api, perabot rumah tangga, vinir bermutu baik, kayu lapis dan pulp. Bagian dalam
kulit kayu mengeluarkan resin bening kopal yang merupakan bagian penting dalam pembuatan minyak pelapis lantai dan dapur yang dapat dibersihkan dengan
dicuci. Deskripsi botani agathis yaitu pohon besar sekali, tinggi hingga 65 meter
diameter hingga 1,6 meter. Batang lurus, sindris, tidak berbanir cabang besar sering mencuat ke atas tidak beraturan. Kulit batang abu-abu muda hingga coklat
kemerahan, mengelupas dalam serpihan besar tipis, berbentuk tidak beraturan, biasanya bopeng karena resin Dephut 2001.
Kayu agathis pada umumnya termasuk kelas awet IV, hama dan penyakit disebabkan oleh tikus yang memakan keping biji agathis. Sedangkan di
persemaian umumnya diserang oleh jamur Gloesporium sp Martawijaya et al 2005.
2.2. Struktur Tegakan Hutan