II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengelolaan Lingkungan
Suratmo 1992, menyatakan bahwa lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan segala benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup termasuk di
dalamnya manusia dan perilaku yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta lingkungan hidup. Lingkungan hidup dapat dibagi
menjadi tiga bagian, yaitu 1. Lingkungan fisik-kimia;
2. Lingkungan biologi; 3. Lingkungan manusia yang meliputi bentuk sosial-ekonomi dan sosial-budaya.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup PPLH, menjelaskan bahwa pengelolaan
lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan, pengembangan,
pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup. Menurut Nuswardani 1989, pengelolaan lingkungan hidup tersebut pada
dasarnya bertujuan untuk 1. Menjamin kesehatan dan kesejahteraan manusia.
2. Melindungi alam lingkungan seperti tanah, udara, air, tumbuhan, dan hewan dari gangguan alam dan manusia yang sifatnya merusak.
3. Menghilangkan, menghapus atau memberantas bahaya, kerusakan, kerugian dan bahan-bahan lain yang disebabkan oleh perilaku manusia.
4. Memperbaiki mutu atau kualitas lingkungan. Sedangkan tindakan-tindakan manusia dalam mengelola lingkungan ada
dua, yaitu: a tindakan yang sifatnya ”biologis-ekologi”; dan b tindakan yang sifatnya ”teknologis-higienis”. Manusia dalam usaha memenuhi kebutuhannya
dan meningkatkan kesejahteraannya telah melakukan berbagai kegiatan dari bentuk yang sederhana sampai yang modern, dari sedikit mengubah sumberdaya
alam dan lingkungan sampai yang menimbulkan perubahan besar. Pada awalnya alam memiliki kemampuan untuk pulih secara alamiah, tetapi kegiatan manusia
11
semakin lama menimbulkan banyak perubahan pada sumberdaya alam dan lingkungan. Perubahan tersebut seringkali masih dapat ditoleransi oleh manusia
karena dianggap tidak menimbulkan kerugian pada manusia secara langsung. Tetapi perubahan yang makin besar akhirnya akan berdampak positif maupun
negatif bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini menyebabkan manusia mulai meninjau kembali semua kegiatannya
dan berusaha untuk menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan dampak negatif, serta mencari cara untuk mencegah timbulnya dampak tersebut agar
kesejahteraan dan kehidupannya tidak terancam. Gambar 3 menunjukkan bahwa kegiatan manusia untuk mencapai kesejahteraannya akan menimbulkan dampak
positif maupun negatif terhadap lingkungan.
Gambar 3. Hubungan antara kegiatan manusia dengan dampaknya terhadap lingkungan.
Studi kelayakan merupakan salah satu syarat sebuah rencana kegiatan pembangunan untuk mendapatkan perizinan. Studi kelayakan tersebut meliputi
kelayakan teknis, kelayakan ekonomis dan kelayakan lingkungan Gambar 4. Kelayakan teknis bertujuan untuk melihat apakah secara teknis kegiatan yang
direncanakan dapat dilakukan. Kelayakan ekonomis bertujuan untuk melihat apakah secara ekonomi kegiatan yang direncanakan akan menguntungkan atau
tidak. Sedangkan kelayakan lingkungan menekankan pada apakah kegiatan yang direncanakan akan memberi dampak negatif terhadap ekosistem; lingkungan fisik,
kimia, biologi, dan sosial budaya; serta kesehatan lingkungan dan masyarakat.
Kegiatan Manusia
Pembangunan Ekonomi
Kesejahteraan Manusia
Dampak pada Lingkungan positif dan negatif
12
Studi Kelayakan Teknis
Studi Kelayakan Ekonomis
Studi Kelayakan Lingkungan
Proyek Berjalan
Dampak Lingkungan
Pengelolaan Lingkungan
Studi Kelayakan
Gambar 4. Hubungan tiga jenis studi kelayakan. Hasil studi kelayakan lingkungan yang dilakukan oleh pihak pemrakarsa
akan menjadi dasar bagi pemerintah dalam mengambil keputusan tentang kelayakan suatu rencana kegiatan dari aspek lingkungan. Ada tiga alternatif
keputusan yang akan diambil oleh pemerintah, yaitu 1. Proyek tidak layak untuk dibangun;
2. Proyek layak untuk dibangun sesuai dengan usulan tanpa prasyarat; 3. Proyek layak untuk dibangun tetapi dengan saran-saran tertentu yang harus
diikuti pemilik proyek dengan syarat. Pada saat proyek sudah berjalan, laporan studi kelayakan lingkungan
merupakan alat untuk memberikan penilaian dan keputusan yaitu membandingkan hasil pemantauan dengan apa yang telah tertulis di dalam dokumen pengelolaan
lingkungan. Dokumen utama dari studi kelayakan lingkungan adalah dokumen analisis dampak lingkungan yang memuat analisis prakiraan dampak yang dikaji
secara cermat dan mendalam Sutjahjo, 2003. Secara garis besar langkah-langkah dalam melakukan analisis prakiraan dampak adalah sebagai berikut:
1. Menetapkan komponen-komponen lingkungan yang diduga akan terkena dampak. Dalam mengidentifikasi komponen-komponen tersebut dan kegiatan
13
proyek yang akan menimbulkan dampak dapat menggunakan berbagai matriks identifikasi dampak atau skema aliran dampak.
2. Menghitung besaran dampak yang akan terjadi, sehingga dapat disajikan secara kuantitatif. Apabila besaran tidak mungkin disajikan secara kuantitatif dapat
disajikan secara kualitatif. Perhitungan dapat dilakukan dengan berbagai model matematika, kecuali untuk bidang biologi, sosial-ekonomi-budaya sering
belum memiliki bentuk model matematika, kecuali untuk prevalensi penyakit, tingkat pendapatan, dan jumlah penduduk yang terkena dampak, sehingga
seringkali hanya mempercayakan kepada professional judgment dari anggota tim ahli yang membidanginya.
3. Evaluasi atau analisis serta pembahasan dari dampak yang diperkirakan akan timbul. Dalam langkah ini anggota tim menggunakan ilmu pengetahuan dan
keahlian yang dimilikinya untuk melakukan analisis dan evaluasi dampak. 4. Menyusun upaya-upaya yang akan diusulkan untuk pengendalian dampak
negatif dan meningkatkan dampak positif yang akan disusun secara rinci dalam dokumen rencana pengelolaan lingkungan serta rencana pemantauannya dalam
dokumen rencana pemantauan lingkungan. Dampak lingkungan dalam dokumen kelayakan lingkungan harus disajikan
secara jelas dan tersusun dengan baik sehingga mereka yang mengevaluasi dapat secara cepat mendapat gambaran dari dampak yang akan timbul dan bagaimana
sifat dampak tersebut. Dampak yang terjadi pada setiap komponen lingkungan dan dampak pada proyek harus dibahas satu per satu secara kuantitatif dan kualitatif,
yang meliputi uraian dampak langsung dan tidak langsung, upaya-upaya menghindari atau mengurangi dampak negatif, termasuk upaya-upaya untuk
meningkatkan dampak positif.
2.2. Kinerja Manajemen Perusahaan Dalam Pengelolaan Limbah