Persiapan Bahan Pengoperasian Alat

13 Kondisi pengeringan yang dapat dilakukan berada pada selang suhu 30 C - 80 C dan RH 20 - 90 . Kecepatan aliran udara bervariasi dari 0.1 – 1 mdetik. Kecepatan udara yang masuk ke dalam ruang pengering yang berdimensi 35 cm x 35 cm x 35 cm dapat diatur dengan menarik atau mendorong tuas secara manual pada bagian flow controller. Pengendali utama dari mesin pengering ini menggunakan dua buah mikrokontroler AVR dari Atmel untuk merealisasikan fungsi yang ingin dicapai. Adapun beberapa sensor yang digunakan pada mesin ini yaitu, 1 suhu dan kelembaban, menggunakan SHT15 dari Sensirion dan 2 timbangan digital, menggunakan timbangan digital AD seri GF-3000 dengan kapasitas maksimum 3 kg termasuk baki bahan, dengan ketelitian 0.01 gram. Gambar 4. Skema sistem fungsional pengering laboratorium

3.3. PROSEDUR PERCOBAAN

Kegiatan penelitian ini terdiri atas beberapa tahapan, yaitu persiapan bahan, persiapan peralatan, pengoperasian mesin pengering, dan pengambilan data.

3.3.1. Persiapan Bahan

Persiapan bahan dilakukan berdasarkan pengolahan pascapanen singkong yaitu, proses pengupasan, pencucian, pengirisan, dan blanching. Singkong yang sebelumnya telah dikupas kulit arinya, kemudian dicuci dan diiris melintang dengan ketebalan sekitar 3 mm. Lalu, irisan singkong tersebut direndam dalam air bersuhu 90 C selama 5 menit sebelum dilanjutkan dengan proses pengeringan. 14

3.3.2. Pengoperasian Alat

Pada setiap percobaan, alat pengering dihidupkan sekitar setengah hingga satu jam sebelum percobaan dimulai untuk menstabilkan ruang pengering sesuai dengan kondisi percobaan yang diinginkan. Kondisi percobaan pengeringan lapisan tipis singkong yang dilakukan adalah pada level suhu 40, 50, 60, dan 70 C dengan kondisi RH 30, 40, 50, dan 60 , serta laju udara pengering 0.5 - 0.7 mdetik. Kondisi percobaan yang dilakukan pada penelitian ini dijelaskan pada Tabel 2, dimana perlakuan pada proses pengeringan lapisan tipis dari irisan singkong terdiri atas dua faktor, yaitu faktor suhu dan faktor RH. Tabel 2. Kondisi percobaan pengeringan lapisan tipis singkong Suhu RH 30 40 50 60 40 C 50 C 60 C 70 C = dilakukan Massa, suhu, dan kelembaban udara pengering dimonitor secara kontinu dan direkam datanya setiap 5 menit selama percobaan. Perubahan massa sampel diukur langsung secara otomatis dengan menggunakan timbangan digital GF-3000 AD kapasitas sampai dengan 3000 gram dengan ketelitian 0.01 gram. Pada saat penimbangan, blower akan mati sehingga tidak ada udara yang masuk ke ruang pengering. Percobaan dihentikan setelah massa sampel konstan. Data massa, suhu, dan kelembaban yang terekam, dicatat secara manual hingga pengeringan berakhir. Demikian juga perekaman citra diukur setiap 5 menit dengan kamera yang ditempatkan pada bagian atas pengering dengan jarak sekitar 15 cm dari bahan. Selama pengeringan berlangsung, citra irisan singkong direkam secara konsisten oleh komputer dengan resolusi 640 x 480 pixels; faktor skala dari 36 cm 2 sama dengan 61297 pixels. Citra irisan singkong yang telah direkam, kemudian disimpan dalam bentuk .jpeg dan dikumpulkan menjadi sebuah arsip file. Secara umum, pemrograman pengolahan citra dibedakan menjadi dua, yaitu program tunda, dimana program yang dibuat melakukan manipulasi dan analisis citra yang sudah direkam atau disimpan dalam bentuk file sebelumnya yang langsung ditangkap kamera. Jenis program lainnya adalah real-time program, yaitu program yang menangkap citra, memindahkan bingkai ke dalam memori komputer, melakukan analisis, dan menghasilkan citra lain tergantung tujuannya.

3.3.3. Pengambilan Data