I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia, UKM selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peranan yang penting, karena sebagian besar
jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil di sektor tradisional maupun modern.
UKM mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Data statistik menunjukkan jumlah unit usaha kecil mikro dan
menengah UKM mendekati 99,98 terhadap total unit usaha di Indonesia. Sementara jumlah tenaga kerja yang terlibat mencapai 91,8 juta orang atau 97,3
terhadap seluruh tenaga kerja Indonesia. Menurut Syarif Hasan, Menteri Koperasi dan UKM, jumlah UKM pada tahun 2010 berkisar 52,8 juta unit usaha dan pada
tahun 2011 bertambah menjadi 55,2 juta unit. Setiap UKM rata-rata menyerap 3- 5 tenaga kerja. Maka dengan adanya penambahan sekitar 3 juta unit sehingga
tenaga kerja yang terserap bertambah 15 juta orang. Pengangguran diharapkan menurun dari 6,8 menjadi 5 dengan pertumbuhan UKM tersebut. Hal ini
mencerminkan peran serta UKM terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena selain berperan dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja,
UKM juga berperan dalam pendistribusian hasil-hasil pembangunan. Dari tahun 2006 ke tahun 2010, jumlah UKM mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
ini dapat dibuktikan dengan Tabel yang berisikan jumlah unit usaha UKM di Indonesia yang didapat dari Badan Pusat Statistik. Tabel kenaikan jumlah UKM
dari tahun 2006 hingga 2010 ini terdapat dalam lampiran 1. Tahun 2011 yang lalu Indonesia sempat menjadi perhatian negara-negara di
seluruh dunia karena Indonesia adalah salah satu negara yang mampu bertahan di saat negara-negara lain mengalami resesi dan krisis ekonomi.
Keberhasilan Indonesia dalam mencapai peringkat investasi tersebut menjadi daya tarik yang
mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Dengan angka pertumbuhan ekonomi sekitar 6,5 , serta pendapatan nasional PDB sekitar 820 Milyar Dolar
merupakan prestasi membanggakan bagi perekonomian nasional. Dan dari angka pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 , dominasi 60 perekonomian negara ini
dari kontribusi UKM. Ini salah satu bukti bukti bahwa UKM cukup berperan besar pada perekonomian Indonesia. Apabila dilihat dari segi peningkatan PDB,
tentu saja prospek UKM pada tahun 2012 cukup cerah. Selain itu, pada saat sekarang,
pemerintah mulai
memperhatikan UKM
dan berusaha
memberdayakannya, maka prospek UKM akan sangat bagus dan memiliki daya saing tinggi.
UKM yang bergerak dalam usaha manufaktur juga semakin banyak dan berkembang. Salah satunya adalah manufaktur dalam bisnis percetakan. Bisnis
ini berpotensi untuk berkembang mengingat pentingnya kebutuhan promosi suatu perusahaan ditunjang dengan adanya iklan-iklan yang digunakan dengan produk
percetakan. Selain itu, produk percetakan juga dibutuhkan dalam dunia perkantoran dan pendukung pekerjaan.
Barang cetakan bermedia kertas dan media lainnya akan selalu hadir dan terus dibutuhkan untuk menunjang kegiatan usaha manusia itu sendiri. Selama
masih menjalankan suatu bisnis, kehadiran barang cetakan sebagai bentuk form atau alat dokumentasi. Pemakaiannya sebagai media promosi usaha ataupun
sebagai sarana mempererat hubungan antar personal sebagian orang menganggap kartu nama, kartu undangan, dan lain-lain sebagai simbol status dan
eksistensinya, maka disitulah bisnis percetakan berperan besar menggiring dan menciptakan daya tarik simbolik sang penggunanya. Bisnis desain grafis dan
percetakan tidak hanya menerima dan mencetak segala sesuatu yang dipesan oleh konsumen. Usaha ini tidak bisa lepas bahkan berkaitan erat dengan dimulainya
tahapan perencanaan dan pembuatan desainnya yang kualitatif dan akurat. Teknologi komputer juga mutlak diperlukan sebagai alat penerjemah ide-ide
cemerlang dan kreatif untuk kemudian ditransformasikan ke dalam sebuah bentuk desain artwork. Pekerjaan desain grafis yang handal, akurat dan bercita rasa
seakan menghasilkan suatu karya cetak yang baik dan bermutu tinggi. Hasil akhir yang berkualitas baik dan tepat waktu pada gilirannya akan memberikan tingkat
kepuasan yang tinggi bagi konsumen. Pada perkembangannya dewasa ini, bidang desain grafis dan percetakan adalah bak daun dan ranting pada suatu pohon alias
tidak dapat dipisahkan. Kedua bidang ini akan bermuara pada satu bentuk karya cetak atau adi karya lainnya, apapun medianya.
Menurut Badan Pusat Statistik BPS, jumlah perusahaan yang bergerak di bidang penerbitan dan percetakan mengalami pertumbuhan yang pesat sampai
tahun 2006, hal ini terjadi karena menurut BPS, usaha perkantoran yang membutuhkan produk percetakan juga kian meningkat. Namun lambat laun
mengalami penurunan di tahun berikutnya karena mulai tahun 2007 beredar isu tentang global warming pemanasan global yang terjadi karena pepohonan di
dunia semakin berkurang jumlahnya dan menyebabkan lapisan ozon semakin menipis. Eco industry juga menjadi alasan berbagai perusahaan melakukan paper
less. Tetapi menurunnya jumlah perusahaan percetakan mengakibatkan peluang dalam menjalankan bisnis ini semakin besar karena berkurangnya pesaing. Pada
tahun 2009, perusahaan percetakan yang tidak terlalu banyak jumlahnya mendapatkan proyek yang cukup besar saat pemilu Presiden dan Wakil Presiden.
Omzet penjualan dan produksi perusahaan percetakan sangat besar di tahun itu. Menurut data BPS, dari tahun 2011 ke tahun 2012, industri percetakan naik
2,93. Hal ini menunjukkan bahwa usaha percetakan memiliki potensi untuk berkembang. Hal ini terjadi pada CV. Miranti ini yang berdiri sejak tahun 2001
dan masih mempertahankan eksistensinya sampai saat ini. Bisnis percetakan ini akan semakin berkembang apabila bisnis ditopang dengan sumber daya yang
unggul. Menurut hasil wawancara dengan penanggung jawab CV. Miranti, pada pertengahan tahun 2010 perusahaan ini pernah mengalami kerugian di mana
perusahaan tidak memiliki uang untuk menggaji full para karyawannnya. Hal ini bisa dihindari dengan me-maintain laba yang dihasikan per bulan nya, dengan
demikian perusahaan memiliki uang sekali pun mereka tidak berproduksi di bulan itu. Dalam setiap bisnis tentu perlu adanya pehitungan biaya produksi agar
didapatkan harga yang optimal dan perusahaan tidak mengalami kerugian seperti kejadian di pertengahan tahun 2010 tersebut. Oleh karena itu, dalam bisnis
percetakan ini perlu adanya perhitungan biaya produksi agar dapat diketahui dengan jelas perhitungam biaya produksi yang sebenarnya digunakan, maka
perusahaan dapat menghitung laba yang diinginkan secara akurat. Perhitungan harga pokok produksi ini perlu dilakukan agar perusahaan tidak mengalami
kerugian dan juga sebagai alat untuk memantau realisasi biaya produksi.
1.2 Rumusan Masalah