Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Karakteristik Sludge

Salah satu teknik yang dikembangkan untuk mengatasinya adalah teknik elektrokinetik Reddy dan Parupudi, 1997. Keberadaan logam berat menyebar pada berbagai polusi yang terdapat di beberapa daerah perkotaan. Banyak penelitian yang dikembangkan untuk remediasi tanah dari logam berat dengan teknologi elektrokinetik. Penelitian Korolev 2006 menunjukkan bahwa ion Cadmium Cd² , Timbal Pb² , dan Zinc Zn² dapat dipindahkan secara elektrokinetik pada tanah liat. Perpindahan ion ini ditunjukan pada Tabel 1. Hal tersebut menunjukan interaksi antara logam berat dengan tanah mineral liat di bawah pengaruh pemberian arus listrik, dimana konsentrasi logam berat dapat diturunkan sebesar 50-90. Tabel 1 Perpindahan logam berat pada tanah liat secara elektrokinetik Korolev, 2006 Jumlah ion Mg Zn Pb Cd Dipindahkan dari tanah dengan filtrasi 20.5 - 41.2 42.3 Mengendap di elektroda 0.003 0.001 4.5 1.6 Dalam larutan 10.5 81.8 34.3 24.1 Dalam pertukaran kompleks 69.0 12.8 20.0 32.0 Total 100 94.6 100 100 2.4.2.4 Pemanfaatan Elektrokinetik di Bidang Teknik Sipil Rahim et al. 2012 menunjukkan bahwa metode elektroosmosis pulsa mampu mengurangi keberadaan air terperangkap dalam medium batu candi yang disususn bertumpuk. Demikian pula untuk pengeringan badan urugan jalan dan dasar bangunan Pamukcu, 1997. III BAHAN DAN METODE

3.1 Kerangka Penelitian

Penelitian ini terdiri atas perlakuan pemberian arus listrik searah DC dengan voltase rendah pada sludge untuk menurunkan kadar air sludge dan melihat karakteristik kimia khususnya logam berat dari sludge setelah dialiri arus listrik. Perlakuan dilakukan dalam skala semi lapang dengan dimensi besar 1,5 x 1 x 0,6 m dan dimensi sedang sebesar 1 x 0,5 x 0,4 m.

3.2 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan dari bulan Mei hingga Desember 2012. Pengambilan sludge dilakukan di IPAL 3 TPA Bantar Gebang, Bekasi. Sedangkan perlakuan elektroosmosis dan analisis dilakukan di Laboratorium Pengembangan Sumberdaya Fisik Lahan dan Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Departemen Ilmu Tanah dan Sumberdaya Lahan, Fakultas Pertanian, IPB.

3.3 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bahan lumpur sludge dari hasil pengolahan air lindi di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL 3 TPA Bantar Gebang, Bekasi, serta bahan-bahan kimia yang digunakan untuk analisis sifat-sifat kimia dari sludge. Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi alat dalam pengambilan sampel di lapang, alat untuk perlakuan elektroosmosis yang terdiri atas kotak bak yang terbuat dari bahan plastik; elektroda positif dari bahan grafit dan negatif dari bahan tembaga. Peralatan laboratorium terdiri dari Atomic Absorption Spectrophotometer AAS, spektrofotometer, pH meter, EC meter, CNS analyzer, dan peralatan lainnya. a b c d e Gambar 3 Alat elektroosmosis : a tembaga, b grafit, c kotak bak sedang, d kotak bak besar dan e power supply.

3.4 Tahapan Penelitian

Tahapan dalam penelitian ini adalah 1 pengambilan sampel sludge, 2 analisis karakteristik awal dari sludge, 3 perlakuan elektroosmosis pada sludge, serta 4 analisis karakterisitik sludge setelah elektroosmosis. Tahapan penelitian secara detil akan dijelaskan pada sub-sub bab berikut di bawah ini.

3.4.1 Pengambilan Sample Sludge

Sampel sludge diambil di Instalasi Pengolahan Air Limbah IPAL 3 TPA Bantar Gebang, Bekasi. Sampel sludge TPA diambil dari proses pemisahan air dan sludge dalam proses clarifier kimia. 3.4.2 Analisis Karakteristik Awal dari Sludge Parameter yang dianalisis dalam penelitian ini disajikan pada Tabel 1. Table 1 Metode analisis sludge Parameter Metode Alat pH H 2 O Elektroda pH meter Electrical Conductivitiy Elektroda EC meter Ca dan Mg total Ekstrak air AAS K dan Na total Ekstrak air Flame photometer C-total CNS analyzer CNS analyzer N-total CNS analyzer CNS analyzer P-total Vanado Molibdate Spectrophotometer Logam berat Pb, Cd, Cu HCl 25 AAS Sulfur CNS analyzer CNS analyzer Unsur mikro Fe, Mn, Zn Ekstrak air AAS Asam Humik Pengendapan asam

3.4.3 Perlakuan Elektroosmosis pada Sludge

Alat untuk menjalankan proses pengeringan elektroosmosis didesain pada skala semi lapang. Perlakuan elektroosmosis ini delakukan dengan tiga kali percobaan. Percobaannya antara lain: 1 Percobaan pertama perlakuan elektroosmosis dilakukan pada bak besar yang berukuran panjang 1,5 meter, lebar 1 meter dan tinggi 0,5 meter dengan menggunakan power supply 5 Ampere, 2 Percobaan kedua perlakuan elektroosmosis dilakukan pada bak sedang yang berukuran panjang 1 meter, lebar 0.5 meter dan tinggi 0,4 meter dengan menggunakan power supply 10 Ampere, dan 3 Percobaan ketiga perlakuan elektroosmosis dilakukan pada bak sedang yang berukuran panjang 1 meter, lebar 0.5 meter dan tinggi 0,4 meter dengan menggunakan power supply 25 Ampere. Percobaan perlakuan elektroosmosis ini menggunakan voltase tetap yaitu 30 volt. Elektroda yang digunakan dari bahan grafit dan tembaga dengan ketebalan diameter 0,8 mm, alat multimeter, kabel penghubung arus listrik dan power supply sebagai sumber listrik searah power supply. Sludge ditempatkan pada kotak tersebut. Selanjutnya pada sisi ujung kiri sludge ditancapkan elektroda grafit sebagai anoda dan pada ujung sebaliknya ditancapkan elektroda tembaga katoda. Kedua elektroda dihubungkan dengan sumber arus listrik searah DC dari power supply Gambar 4. Arus listrik searah dengan voltase 30 volt dialirkan selama periode tertentu tergantung reaksi yang terjadi yaitu hingga kadar air berkurang, pH menurun, serta sudah tidak ada lagi arus listrik yang mengalir. Terputusnya arus listrik pada sludge mengharuskan pergeseran pada bagian anoda ke sludge yang masih basah mendekati katoda. a b Gambar 4 a Model rangkaian elektroosmosis, b rangkaian perlakuan elektroosmosis .

3.4.4 Analisis Kimia Sludge di Akhir Elektroosmosis

Setelah proses pengeringan dengan elektroosmosis selesai, sludge diambil sesuai pergeseran masing-masing anoda secara vertikal setebal 5 cm kemudian dianalisis karakteristik kimia sludge. Parameter yang digunakan dalam analisis ini sama seperti parameter yang digunakan pada karakteristik awal sludge. Efluen yang keluar dari sludge selama proses ini juga dianalisis sesuai dengan parameter yang ada. III HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Sludge

Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 49.94 dengan kadar abu sebesar 61.51. Hal ini dapat disebabkan oleh sumber sampah yang terdapat di TPA Bantar Gebang berasal dari limbah rumah tangga, dimana limbah rumah tangga sebagian besar mengandung senyawa-senyawa organik. Parameter lain yang ditetapkan dalam menentukan karakteristik sludge adalah electroconductivity EC. EC sludge TPA Bantar Gebang bernilai 3.32 mScm, hal tersebut menunjukkan bahwa sludge yang digunakan banyak mengandung unsur dan senyawa ionik. Tabel 3 Karakteristik awal sludge TPA Bantar Gebang Parameter Sludge TPA Parameter Sludge TPA KA 1743 Fe ppm 185.49 pH 7.5 Mn ppm 165.36 EC mScm 3.32 Zn ppm 13.53 C 44.94 Ca 1.11 N 1.62 Mg 0.49 S ppm 1.12 K 3.88 Pb ppm 4.38 Na 0.72 Cd ppm 0.15 P 6.36 Cu ppm 6.49 Kadar abu 61.51 Sludge TPA Bantar Gebang juga memiliki kandungan unsur-unsur hara mikro yaitu Fe sebesar 185.49ppm, Zn sebesar 13.53ppm, Mn sebesar 165.36ppm, dan Cu sebesar 6.49ppm. Kandungan basa-basa total yaitu Ca, Mg, K dan Na untuk sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar secara berurutan sebesar 1.11, 0.49, 3.88, dan 0.72. Parameter lain yang diukur ialah kandungan logam berat Pb dan Cd yang terkandung pada sludge. Sludge memiliki kandungan logam Pb sebesar 4.38 ppm, dan Cd bernilai 0.15 ppm. Dalam sludge ini juga terkandung kadar P. Kadar P menjadi penting diukur sebab tingginya P dalam suatu media dapat menyebabkan eutrofikasi. Kadar P total dalam sludge ini sebesar 6.36.

4.2 Perubahan Arus Listrik Selama Elektroosmosis