dan perlu dilakukan, serta perbuatan yang dinilai tidak baik sehingga perlu dihindari. Agama mengatur juga tingkah laku baik
buruk, secara psikologis termasuk juga dalam moral. Hal lain yang termasuk dalam moral adalah sopan santun, tata karma, norma-
norma masyarakat lain. Maka dari itu moral dan religi merupakan bagian yang cukup
penting dalam jiwa remaja. Sebagian orang yang berpendapat bahwa moral dan religi bisa mengendalikan tingkah laku anak yang
beranjak dewasa ini sehingga ia tidak melakukan hal-hal yang merugikan atau bertentangan dengan kehendak atau pandangan
masyarakat. Disisi lain tiadanya moral dan religi ini sering kali dituding sebagai factor penyebab meningkatnya kenakalan remaja
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam menghadapi dan memahami remaja itu tidak hanya dari satu segi
saja, tetapi harus diperhatikan dari berbagai segi, yaitu dari segi konsep dirinya, itelegensi, peran sosial, peran gender, moral dan
religinya, karena semua ini saling berkaitan baik dalam diri individu maupun dalam masyarakat.
B. Perilaku Disiplin
1. Pengertian Perilaku Disiplin
Perilaku adalah sebuah tindakan yang konkret yang ada pada diri manusia berupa sebuah tanggapan dan reaksi dari manusia tersebut yang
terbentuk atau terwujud dari individu berupa suatu sikap dari anggota badan ataupun berupa ucapan secara spontan tanpa direncanakan atau
dipikirkan dan tanpa paksaan.
23
Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesi Disiplin berarti: a.
Tata tertib disekola, kemiliteran, dsb b.
Ketaatan kepatuhan kepada peraturan tatatertib
23
Kumpulan Skripsi yang disusun Annisa Liani, Perilaku organisasi dan Budaya organisasi ,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, hlm: 9.
c. Bidang studi yang memiliki obyek sistem dan metode tertentu.
24
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pengertian disiplin adalah : Sikap perbuatan atau tingkah laku individu atau masyarakat yang
sesuai dengan ketentuan peraturan dan norma yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis. Sikap dan tingkah laku tersebut berbentuk dalam
kesadaran dan keyakinan diri baik melalui proses latihan dan pendidikan maupun dari pemahaman ajaran normatif di lingkungannya. Maka itu
diperlukan pengendali berupa ketentuan norma aturan sebagai kekuatan dari luar.
2. Dimensi-dimensi Disiplin
Unsur yang ada dalam pembentukan perbuatan atau tingkah laku disiplin diantaranya :
25
a. pengetahuan, maksudnya sejauh mana seseorang mengetahui dan
memahami perbuatan yang seharusnya dilakukan sehingga dikatakan berdisiplin dan mana yang perbuatan yang tidak berdisiplin. Dengan
demikian orang tersebut dapat mengetahui akibat dari perbuatannya: akibat positif bagi yang berdisiplin dan negatif bagi yang sebaliknya.
Misalnya dengan menghormati guru maka akan disayangi guru, melanggar perintah guru maka akan mendapat sanksi, Menghargai
hak orang lain maka tidak akan di kucilkan, namun apabila tidak menghargai orang lain maka akan dikucilkan. Dll.
b. kesadaran moral moral conciouness Driyarkara menjelaskan sebagai
berikut: “Moral adalah suatu keseluruhan asas dan nilai yang berkenaan
dengan baik dan buruk”.
26
Misalnya, Tidak berbuat asusila, tidak meminum-minuman keras, menghormati orang tua, menghormati
guru, dll.
24
WJS.Poerwadaminta, op.cit, hlm. 697.
25
N. Driyakarya, Percikan Filsafat, Jakarta: PT. Pembangunan, 1962
26
K. Bertens, Etika, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2002, hlm: 7
c. pengendalian diri control. Hal ini berkaitan dengan sejauh mana
sikap seseorang terhadap berbagai alat kontrol seperti tata tertib, dan atau peraturan. Misalnya tidak menyontek, menghargai teman,
mengutamakan kepentingan bersama, dll. d.
kehendak dan kebebasan untuk memilih perbuatan. Terdapat dua macam kehendak yaitu positif dan negatif. kehendak positif adalah
kehendak seseorang yang bersedia berbuat dan mengerjakan sesuatu sesuai dengan aturan atau norma yang ada. Sebaliknya kehendak
negatif adalah seseorang yang tidak mau mengerjakan sesuatu sasuai dengan peraturan norma yang ada. Mislnya norma agama, norma
agama, norma kesopanan, dan norma kesusilaan. Antara keempat unsur tersebut saling melengkapi. Munculnya
pengetahuan tentang peraturan dan akibat-akibatnya dilandasi oleh kesadaran moral. Kesadaran moral berkaitan dengan pengendalian diri.
Kualitas pengendalian diri tersebut berpengaruh pada aspek pilihan kehendak. Kalau diperhatikan keempat unsur diatas merupakan unsur
yang ada dalam diri individu. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam menerapkan
disiplin hendaknya disesuaikan dengan perkembangan anak. Seorang anak akan cocok pada suatu disiplin, tetapi mungkin anak yang lain tidak
sesuai. Pemberian disiplin tergantung pada di mana biasanya muncul permasalahan. Oleh karena itu disiplin sebaiknya mulai diberikan dalam
hubungan dengan kegiatan rutin sehari-hari, seperti cara makan, tidur, ataupun kebiasaan belajar.
3. Faktor-faktor Pendorong Perilaku Disiplin