2.9 FTIR Fourier Transform InfraRed
FTIR Fourier Transform InfraRed merupakan suatu metode spektroskopi IR. Spektroskopi InfraRed IR dapat mengidentifikasi kandungan gugus kompleks
dalam senyawa tetapi tidak dapat menentukan molekular unsur penyusunnya. Pada spektroskopi IR, radiasi IR dilewatkan pada sampel. Sebagian dari radiasi IR
diserap oleh sampel dan sebagian lainnya diteruskan. Jika frekuensi dari suatu fibrasi spesifik sama dari frekunsi radiasi IR yang langsung menuju molekul,
molekul akan menyerap radiasi tersebut. Spektrum yang dihasilkan menggambarkan absoprsi dan transmisi molekular, membentuk sidik jari
molekular suatu sampel Kencana 2009. Sistem optik Spektrofotometer FTIR dilengkapi dengan cermin yang bergerak
tegak lurus dan cermin diam. Dengan demikian radiasi infra merah akan menimbulkan perbedaan jarak yang ditempuh menuju cermin yang bergerak M
dan jarak cermin yang diam F. Perbedaan jarak tempuh radiasi tersebut adalah 2 yang selanjutnya disebut sebagai retardasi δ. Hubungan antara intensitas radiasi
IR yang diterima detektor terhadap retardasi disebut sebagai interferogram. Sedangkan sisitem optik dari Spektrofotometer IR yang didasarkan atas
bekerjanya interferometer disebut sebagai sistim optik Fourier Transform Infra Red.
Pada sistim optik FTIR digunakan radiasi LASER Light Amplification by Stimulated Emmision of Radiation
yang berfungsi sebagai radiasi yang diinterferensikan dengan radiasi infra merah agar sinyal radiasi infra merah yang
diterima oleh detector secara utuh dan lebih baik. Detektor yang digunakan dalam Spektrofotometer FTIR adalah TGS Tetra Glycerine Sulpahte atau MCT
Mercury Cadmium Telluride. Detektor MCT lebih banyak digunakan karena memiliki beberapa kelebihan disbanding detector TGS, yaitu memberikan respon
yang lebih baik pada frekuensi modulasi tinggi, lebih sensitif, lebih cepat, tidak dipengaruhi oleh temperatur, sangat selektif terhadap energi vibrasi yang diterima
dari radiasi infra merah.
3 METODOLOGI
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan