Uji Kemampuan “ Nitrosomonas“ dalam Mengoksidasi Amonium pada

kemampuannya dalam menurunkan konsentrasi amonium dan meningkatkan konsentrasi nitrat.

4.2. Seleksi Nitrosomonas sp. yang Memiliki Kemampuan Tinggi dalam

Mengoksidasi Amonium Nitrosomonas merupakan bakteri kemoautotrof yang membutuhkan sumber energi berupa amonium. Pengukuran konsentrasi amonium yang mampu dioksidasi oleh Nitrosomonas dilakukan pada isolat dalam medium yang memiliki konsentrasi NH 4 2 SO 4 yang berbeda, yaitu 250 ppm, 500 ppm, dan 1000 ppm. Pengukuran konsentrasi amonium ini dilakukan pada hari ke-0, ke-4, ke-8, ke-12, dan ke-16. Pengukuran konsentrasi amonium juga dilakukan terhadap blanko. Blanko ini merupakan faktor koreksi untuk tiap kali pengukuran dan dapat dijadikan indikasi terjadinya kontaminasi. Konsentrasi amonium yang terukur pada hari ke-0 dari tiap isolat lebih rendah dibandingkan blanko, baik isolat dalam medium dengan konsentrasi NH 4 2 SO 4 sebesar 250 ppm, 500 ppm, maupun 1000 ppm. Hal ini disebabkan tiap isolat telah diinkubasi selama 48-72 jam, sehingga selama waktu inkubasi tersebut konsentrasi amonium telah mengalami penurunan dan konsentrasinya mulai terukur, serta nilainya lebih rendah dibandingkan dengan blanko.

4.2.1. Uji Kemampuan “ Nitrosomonas“ dalam Mengoksidasi Amonium pada

Konsentrasi 250 ppm NH 4 2 SO 4 Konsentrasi amonium yang terukur pada hari ke-0 berbeda-beda untuk tiap isolat dan nilainya lebih rendah dibandingkan dengan blanko. Besarnya konsentrasi amonium pada tiap interval waktu tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Konsentrasi amonium pada hari ke-0 berkisar antara 15,58-29,40 ppm N- NH 4 2 SO 4 . Isolat yang memiliki konsentrasi amonium tertinggi pada hari ke-0 adalah NSkm3 29,40 ppm yang berasal dari tanah di bawah tumpukan kotoran kambing, sedangkan isolat dengan konsentrasi terendah yaitu isolat NSkm4 15,58 ppm yang juga berasal dari tanah di bawah tumpukan kotoran kambing. Perbedaan konsentrasi amonium yang mencolok ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kemampuan isolat “Nitrosomonas” dalam mengoksidasi amonium meskipun berasal dari sumber yang sama. a b Gambar 1. Konsentrasi amonium yang dioksidasi oleh “Nitrosomonas” dalam konsentrasi 250 ppm NH 4 2 SO 4 oleh isolat: a NSsp1, NSkm1, NSm2, NSkb1, NSkm3, NSam, NSkb2; b NSsp2, NSsp3, NSsp4, NSsp5, NSkb2, NSsp6, NSkm4 Konsentrasi amonium mulai mengalami penurunan pada hari ke-4 dengan kisaran konsentrasi antara 13,07-19,77 ppm N-NH 4 2 SO 4 , sedangkan isolat NSkm4 yang berasal dari sampel tanah di bawah tumpukan kotoran kambing, belum mengalami penurunan konsentrasi bahkan hingga hari ke-8. Konsentrasi amonium terus mengalami penurunan hingga hari ke-8, namun terdapat beberapa isolat yang mengalami peningkatan konsentrasi amonium, diantaranya adalah NSsp5, NSsp6, dan NSkm4. Peningkatan ini dapat saja terjadi karena sedang berada dalam fase di mana terdapat penambahan biomassa lain yang menyumbangkan amonium, sehingga amonium yang terukur pada hari ke-8 tersebut tidak murni berasal dari isolat “Nitrosomonas”. Konsentrasi amonium dari tiap sampel menurun hingga hari ke-12 dan secara umum meningkat pada hari ke-16. Peningkatan konsentrasi amonium pada hari ke-16 dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya adalah aerasi suplai oksigen. Kandungan oksigen yang rendah dapat menghambat oksidasi amonium, sehingga akan terjadi akumulasi amonium. Faktor lainnya adalah temperatur atau suhu karena seperti reaksi kimia pada umumnya, temperatur berpengaruh dalam laju degradasi oleh mikrob. Dalam keadaan lembab dan suhu tanah yang baik terjadi nitrifikasi pada kecepatan yang sangat cepat. Terdapat 2 isolat yang stabil menurunkan konsentrasi amonium sejak hari ke-0 hingga hari ke-16, yaitu isolat NSkm1 yang berasal dari sampel tanah di sekitar kandang kambing dan isolat NSsp2 yang berasal dari tanah di sekitar kandang sapi. Sedangkan isolat NSkm4 tergolong isolat “Nitrosomonas” yang memiliki kemampuan paling lambat, hal ini dikarenakan isolat ini baru mampu menurunkan konsentrasi amonium pada hari ke-12. Kemampuan isolat-isolat “Nitrosomonas” dalam mengoksidasi amonium dilihat dari besarnya rata-rata penurunan konsentrasi amonium Tabel Lampiran 1. Dengan demikian, diperoleh 5 isolat yang memiliki kemampuan terbaik dalam menurunkan konsentrasi amonium. Isolat yang memiliki kemampuan terbaik berdasarkan urutan isolat yang mampu mengoksidasi amonium paling tinggi hingga terendah yaitu isolat NSkm3 4,40 ppm N-NH 4 2 SO 4 , NSsp2 3,26 ppm N-NH 4 2 SO 4 , NSam 2,95 ppm N-NH 4 2 SO 4 , NSsp1 2,94 ppm N-NH 4 2 SO 4 , dan NSkb1 2,83 ppm N-NH 4 2 SO 4 . Dan secara umum, berdasarkan Gambar 1, terlihat bahwa masa produktif optimal isolat “Nitrosomonas” dalam 250 ppm NH 4 2 SO 4 yaitu pada hari ke-4 hingga hari ke-12.

4.2.2. Uji Kemampuan “ Nitrosomonas” dalam Mengoksidasi Amonium pada