Inflasi merayap creeping inflation Inflasi menengah galloping inflation Inflasi tinggi hyper inflation

Efektivitas MTKM diukur dengan dua indikator, yaitu: 1. Berapa kecepatan atau tenggat waktu time lag dan 2. Kekuatan variabel-variabel pada jalur tranmsisi moneter dalam merespons shock SBI hingga terwujudnya sasaran akhir. Indikator kecepatan diukur dari berapa time lag yang dibutuhkan oleh variable-variabel dalam suatu jalur untuk merespons shock instrumen kebijakan hingga tercapainya sasaran akhir inflasi. Indikator kekuatan variabel dalam merespons shock suatu variabel diukur dengan order of magnitude. Jika order of magnitude suatu variabel semakin lebar jauh dari titik keseimbangan, maka semakin kuat variabel tersebut merespons shock instrumen moneter atau perubahan variabel lainnya. Indikator untuk kekuatan respons juga dapat dilihat dari Uji VD.

2.2 PENGENDALIAN INFLASI DI INDONESIA

Pertama yang dimaksud dengan Inflasi adalah suatu keadaan dimana terdapat kenaikan harga barang atau jasa umum secara terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai faktor baik konsumsi masyarakat yang meningkat, kelebihan likuiditas, hingga ketidaklancaran proses distribusi barang. Dengan kata lain inflasi bisa dikatakan proses penurunan nilai mata uang secara kontinu. Kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari harga barang- barang lain.

2.2.1 JENIS-JENIS INFLASI Berdasarkan Sifatnya

1. Inflasi merayap creeping inflation

Ditandai dengan laju inflasi yang rendah kurang dari 10 per tahun. Kenaikan harga berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif lama.

2. Inflasi menengah galloping inflation

13 Ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar, biasanya double digit atau bahkan triple digit dan kadang kala berjalan dalam waktu yang relatif pendek serta mempunyai sifat akselerasi. Artinya, harga-harga minggubulan ini lebih tinggi dari minggubulan lalu dan seterusnya. Efeknya terhadap perekonomian lebih berat daripada inflasi yang merayap creeping inflation.

3. Inflasi tinggi hyper inflation

Merupakan inflasi yang paling parah akibatnya. Harga-harga naik sampai lima atau enam kali. Masyarakat tidak lagi berkeinginan untuk menyimpan uang. Nilai uang merosot dengan tajam, sehingga ingin ditukarkan dengan barang. Perputaran uang makin cepat, harga naik secara akselerasi. Biasanya keadaan ini timbul apabila pemerintah mengalami defisit anggaran belanja misalnya ditimbulkan oleh adanya perang yang dibelanjaiditutup dengan mencetak uang. Berdasarkan kepada sumber atau penyebab kenaikan harga-harga yang berlaku 1. Inflasi Tarikan Permintaan Inflasi ini biasanya terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan pesat. Kesempatan kerja yang tinggi mencipkan tingkat pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi mengeluarkan barang dan jasa. 14 Grafik menunjukkan hubungan antara harga barang P, jumlah yang diminta dan ditawarkan Q dan keseimbangan harga E. Terjadinya Demand Pull Inflation ketika permintaan akan barang dan jasa meningkat, maka kurva permintaan total D bergeser dari D 1 D 1 ke D 2 D 2 . Ketika itu para pedagang akan mengambil keuntungan dengan menaikkan harga barang dari P 1 ke P 2 . Sehingga pada saat itu, terjadi inflasi dan menimbulkan harga keseimbangan baru dari E 1 ke E 2 . 2. Inflasi Desakan Biaya inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi. Biaya produksi yang naik akan mendorong naiknya harga-harga barang dan jasa. Selain itu, kenaikan biaya produksi akan mengakibatkan turunnya jumlah produksi sehingga penawaran menjadi berkurang, jika penawaran berkurang sedangkan permintaan diasumsikan tetap, maka akibatnya harga-harga akan naik. Grafik diatas menunjukkan perilaku produsen ketika menghadapi situasi dimana harga produksi mengalami peningkatan. Ketika terjadi kenaikan harga produksi maka menaikkan harga dari P1 ke P2 tetapi dia justru akan menurunkan jumlah barangjasa yang dihasilkan dari Q1 ke Q2 sehingga akan menggeser kurva penawaran dari S1S1 menjadi S2S2. Hal ini dilakukan agar produsen tidak terus merugi sambil menunggu harga produksi kembali turun. Berdasarkan Asal dari Inflasi 1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri domestic inflation 15 Inflasi yang berasal dari dalam negeri timbul misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, gagal panen dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri imported inflation Inflasi yang terjadi karena pengaruh inflasi dari luar negeri karena adanya perdagangan antarnegara. Jika suatu negara mengalami inflasi maka inflasi tersebut dapat menular ke negara-negara lain yang memiliki hubungan dagang dengannya. Contohnya, jika negara kita mengimpor faktor-faktor produksi berupa bahan baku dan mesin serta mengimpor barang-barang jadi seperti motor, mesin cuci, dan kipas angin dari Jepang, maka jika di Jepang harga faktor-faktor produksi dan barang jadi tersebut naik inflasi, otomatis negara kita juga akan mengalami inflasi. Sebab barang-barang yang kita buat dengan faktorfaktor produksi dari Jepang tentu akan dijual lebih mahal, dan barangbarang jadi dari Jepang pun dijual lebih mahal.

2.2.2 PENYEBAB INFLASI