Kota Jakarta Kota Medan

Tabel 22 Hasil forecast error variance decomposition FEVD untuk model VECM pasar beras grosir di kota Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar Periode Standar Deviasi HBEJKT HBESRBY HBEMDN HBEMKS

A. Kota Jakarta

1 1.4643 100.0000 0.0000 0.0000 0.0000 2 2.1817 96.6892 1.1639 0.2734 1.8736 3 2.6804 91.5573 5.1649 0.2005 3.0774 4 3.0554 85.2523 10.7115 0.2008 3.8354 5 3.3552 79.4182 15.8864 0.3003 4.3950 6 3.6026 74.7113 19.8432 0.5667 4.8788 7 3.8147 71.0803 22.6080 0.9740 5.3378 8 4.0042 68.2758 24.5013 1.4509 5.7720 9 4.1795 66.0663 25.8377 1.9246 6.1714 10 4.3457 64.2786 26.8403 2.3529 6.5282 11 4.5053 62.7911 27.6458 2.7223 6.8408 12 4.6598 61.5218 28.3299 3.0359 7.1125 B. Kota Surabaya 1 1.0135 22.2097 77.7903 0.0000 0.0000 2 1.5072 28.2125 71.3308 0.4285 0.0282 3 1.8287 30.7760 66.2937 2.8782 0.0521 4 2.0736 32.3172 62.1755 5.3457 0.1617 5 2.2817 33.2715 58.9396 7.5063 0.2827 6 2.4683 33.9548 56.5065 9.1502 0.3885 7 2.6408 34.4712 54.6644 10.3932 0.4713 8 2.8025 34.8761 53.2451 11.3432 0.5356 9 2.9555 35.1995 52.1232 12.0910 0.5863 10 3.1011 35.4622 51.2141 12.6964 0.6273 11 3.2402 35.6794 50.4611 13.1984 0.6612 12 3.3736 35.8618 49.8261 13.6223 0.6897

C. Kota Medan

1 1.3819 0.7412 0.5568 98.7020 0.0000 2 1.5659 9.9571 0.7189 88.9223 0.4018 3 1.7772 17.8110 3.2429 78.6287 0.3175 4 1.9669 23.4571 7.9292 68.3498 0.2639 5 2.1528 26.5047 12.9300 60.3437 0.2216 6 2.3258 28.0932 17.2477 54.4674 0.1917 7 2.4858 28.9295 20.6185 50.2820 0.1700 8 2.6341 29.4305 23.1754 47.2412 0.1529 9 2.7728 29.7846 25.1263 44.9500 0.1390 10 2.9039 30.0736 26.6550 43.1439 0.1274 11 3.0288 30.3275 27.8929 41.6620 0.1177 12 3.1485 30.5554 28.9267 40.4086 0.1093 Lanjutan Tabel 23 Hasil forecast error variance decomposition FEVD untuk model VECM pasar beras grosir di kota Jakarta, Surabaya, Medan, dan Makasar Periode Standar Deviasi HBEJKT HBESRBY HBEMDN HBEMKS D. Kota Makasar 1 1.5475 4.2690 0.2135 0.1523 95.3652 2 2.2141 16.9328 0.3057 2.2424 80.5191 3 2.7952 22.1028 0.8676 3.1595 73.8702 4 3.3043 24.4325 1.8576 4.3076 69.4023 5 3.7472 25.2950 2.9653 5.0819 66.6578 6 4.1398 25.5088 3.9376 5.6025 64.9512 7 4.4919 25.4774 4.6870 5.9125 63.9230 8 4.8136 25.3718 5.2298 6.0960 63.3024 9 5.1121 25.2621 5.6176 6.2064 62.9139 10 5.3926 25.1699 5.9004 6.2784 62.6512 11 5.6586 25.0984 6.1153 6.3307 62.4556 12 5.9127 25.0437 6.2863 6.3727 62.2973 Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa pasar beras di tingkat grosir di 4 kota pelabuhan besar di Indonesia tidak terintegrasi secara penuh. Persamaan kointegrasi menunjukkan bahwa tidak ada hubungan jangka panjang antara pasar beras di Makasar dengan pasar beras di Surabaya. Ini berarti harga beras di Makasar tidak menjadi harga referensi bagi harga beras di Surabaya. Hal tersebut juga diperkuat dari hasil analisis VECM, bahwa dalam jangka pendek dan jangka panjang, pasar beras grosir di 4 kota pelabuhan besar di Indonesia memiliki tingkat integrasi yang sangat lemah, yang ditunjukkan dari nilai koefisien model yang lebih kecil dari satu.

5.2. Integrasi Pasar Vertikal

Integrasi pasar vertikal menunjukkan perubahan harga di satu pasar akan direfleksikan pada perubahan harga di pasar lain secara vertikal dalam produk yang sama. Dalam kasus beras, integrasi pasar vertikal dapat terjadi, jika terdapat perubahan harga gabah di tingkat petani kemudian diikuti oleh perubahan harga di tingkat pedagang besar, dan perubahan harga besar di tingkat konsumen. Dengan demikian antara satu pasar dengan pasar lainnya memiliki keterkaitan, di mana informasi harga akan diperoleh secara akurat dan ini akan membuat pergerakan