Pengembangan Tebal Sifat Fisis Papan Semen 1. Kadar Air

Kerapatan papan semen pada penelitian ini hanya komposisi C yang berada di bawah nilai yang digunakan perusahaan Bison dengan kerapatan maksimum 1,25 gcm³ dan semua papan semen pada penelitian ini memenuhi JIS A 5417 1992 karena nilai kerapatannya 0,8 gcm³.

4.1.3. Pengembangan Tebal

Pengembangan tebal adalah kemampuan papan semen untuk menyerap air yang diukur berdasarkan penambahan tebal sebelum dan sesudah perendaman. Nilai rata-rata pengembangan tebal papan semen sekam setelah direndam dalam air dingin selama 2 jam dan 24 jam disajikan pada Gambar 9. Gambar 9 Respon Peningkatan Kadar Semen terhadap Pengembangan Tebal. Hasil pengujian pengembangan tebal papan semen sekam setelah direndam selama 2 jam berkisar antara 0,12 - 0,35 dengan rata-rata 0,27 , dan untuk perendaman selama 24 jam berkisar antara 0,32 – 0,51 dengan rata-rata 0,39 . Nilai pengembangan tebal yang dihasilkan lebih kecil dibanding papan semen sekam Subagio 1987 yang berkisar antara 1,66 - 1,83 dengan rata-rata 1,74 dengan nilai pengembangan tebal tertinggi terdapat pada komposisi semen : sekam = 1,50 : 1,00 dan terendah 2,00 : 1,00. Hal ini disebabkan struktur lembaran papan semen sekam pada penelitian ini lebih padat dari pada struktur lembaran penelitian Subagio 0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 A B C Pen g em b an g an T eb al Komposisi semen : sekam : air JIS A5417 1992: ± 10 2 jam 24 jam 1987. Struktur lembaran papan semen sekam yang lebih padat akan menyerap air dari lingkungannya lebih sedikit daripada struktur lembaran yang tidak padat. Menurut Pasaribu 1987, struktur lembaran yang padat erat hubungannya dengan kerapatan. Struktur lembaran papan yang semakin padat menyebabkan penurunan pengembangan tebal papan semen. Hasil sidik ragam menunjukkan komposisi A, B, dan C tidak berpengaruh nyata terhadap nilai pengembangan tebal papan semen yang dihasilkan, baik perendaman selama 2 jam maupun setelah perendaman 24 jam. Hal ini menunjukkan nilai pengembangan tebal papan tidak dipengaruhi oleh peningkatan kadar semen, sehingga untuk efisiensi maka sebaiknya diambil komposisi A karena nilai yang dihasilkan tidak berbeda nyata dengan komposisi B dan C. Meskipun demikian dari Gambar 9 dapat dilihat pengembangan tebal papan semen cendrung meningkat dengan bertambahnya kadar semen. Seluruh nilai pengembangan tebal papan pada penelitian ini memenuhi JIS A 5417 1992 yang menetapkan toleransi perubahan dimensi tebal sebesar 1 mm ± 8,3 untuk panil dengan tebal 12 mm dan lebih bagus dibandingkan Bison dengan nilai maksimum pengembangan tebal 1,3 untuk perendaman 2 jam dan 2 untuk perendaman 24 jam.

4.1.4. Pengembangan Linear