Kuat Pegang Sekrup Sifat Mekanis Papan Semen 1. Keteguhan Lentur atau Modulus of Elasticity MOE

Kekuatan rekat internal papan semen yang dihasilkan berkisar antara 0,45078 - 0,58797 kgfcm² dengan rata-rata 0,51533 kgfcm². Penelitian Heckhel 2007 papan semen acacia menggunakan fly ash sebagai substitusi semen dengan komposisi semen : kayu = 2,50 : 1,00 menghasilkan nilai rata-rata keteguhan rekat internal yang berkisar antara 1,04 - 2,43 kgcm², nilai keteguhan rekat internal tertinggi terdapat pada taraf substitusi fly ash 0 dan terendah pada taraf substitusi 50 . Nilai keteguhan rekat internal yang dihasilkan pada penelitian ini lebih rendah dibandingkan penelitian Heckel 2007. Hal ini diduga disebabkan banyaknya rongga kosong partikel sekam yang tidak terlapisi sempurna oleh semen dan penaburan semen kurang merata saat proses pencampuran sehingga ikatan antara semen dan sekam menjadi lemah. Dengan makin lemahnya ikatan antara semen dan sekam, serta daya ikat semen yang semakin rendah sehingga nilai IB juga semakin rendah. Hasil sidik ragam menunjukkan komposisi A, B, dan C tidak berpengaruh nyata terhadap nilai keteguhan rekat internal papan semen yang dihasilkan, sehingga untuk efisiensi sebaiknya diambil komposisi A karena nilai yang diperoleh memberikan hasil yang sama. Meskipun demikian dari Gambar 14 dapat dilihat keteguhan rekat internal papan semen cendrung meningkat dengan bertambahnya kadar semen. Nilai keteguhan rekat internal semua papan pada penelitian ini lebih rendah dibanding nilai yang digunakan perusahaan Bison 4 - 6 kgfcm². Standar JIS A5417 1992 tidak mensyaratkan internal bonding. Hal ini menunjukkan masih rendahnya daya ikat perekat dengan bahan baku.

4.2.4. Kuat Pegang Sekrup

Kuat pegang sekrup dilakukan untuk menunjukkan kemampuan papan semen untuk menahan sekrup yang ditanam pada papan. Nilai rata-rata kuat pegang sekrup papan semen sekam dapat dilihat pada Gambar 15. Gambar 15 Respon Peningkatan Kadar Semen terhadap Kuat Pegang Sekrup. Nilai kuat pegang sekrup yang dihasilkan berkisar antara 19,75 – 23,39 kgf dengan rata-rata 21,28 kgf. Penelitian Triandana 2007 papan semen gmelina menggunakan fly ash sebagai substitusi semen dengan komposisi semen : kayu yang digunakan 2,50 : 1,00 menghasilkan nilai rata-rata kuat pegang sekrup yang berkisar antara 14,22 – 26,77 kg dengan nilai kuat pegang sekrup tertinggi terdapat pada taraf substitusi fly ash 0 dan terendah pada taraf substitusi fly ash 50 . Hasil sidik ragam menunjukkan kuat pegang sekrup papan yang dihasilkan nilainya sama untuk semua komposisi semen dan sekam yang digunakan pada penelitian ini. Nilai kuat pegang sekrup semua papan pada penelitian ini lebih rendah dibanding nilai yang digunakan perusahaan Bison dengan nilai minimal 90 kgf. Standar JIS A5417 1992 tidak mensyaratkan nilai kuat pegang sekrup. Rendahnya nilai kuat pegang sekrup papan semen yang dihasilkan diduga akibat bentuk partikel yang digunakan tidak homogen sehingga kontak permukaan antar partikel saat pencampuran dengan semen tidak merata dan banyaknya rongga kosong partikel sekam yang tidak dilapisi oleh semen sehingga kuat pegang sekrup papan yang dihasilkan rendah. 5 10 15 20 25 A B C K ua t P eg ang S ekr up kg f Komposisi semen : sekam : air

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Papan semen terbaik adalah papan dengan komposisi 3,25 : 1 karena mempunyai stabilitas dimensi, MOE, dan MOR yang lebih tinggi dibandingkan dengan komposisi yang lain. 2. Papan semen partikel pada penelitian ini belum memenuhi standar JIS A5417 1992. Sifat fisis papan semen seperti kadar air, kerapatan, pengembangan tebal, dan pengembangan linear memenuhi nilai yang dipersyaratkan JIS A5417 1992. Sedangkan sifat mekanis papan semen belum memenuhi nilai yang dipersyaratkan JIS A5417 1992. Untuk keteguhan rekat internal dan kuat pegang sekrup tidak dipersyaratkan oleh JIS A5417 1992. 3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan kadar semen tidak memberikan hasil yang berpengaruh nyata terhadap sifat papan semen partikel dari sekam padi.

5.2 Saran

Sebelum pembuatan papan semen dilakukan partikel sekam yang digunakan digiling terlebih dahulu untuk menghilangkan rongga kosong yang terdapat pada partikel sekam.