Waktu Untuk Saling Mengenal

BAB III NEGOSISASI BISNIS ALA JEPANG

3.1. Proses Negoisasi Bisnis

Bila anda duduk di meja perundingan dengan pengusaha Jepang, etiket yang berlaku berubah menjadi lebih kompleks dibanding dengan apa yang telah digambarkan sebelumnya. Seperangkat faktor sosial mulai memainkan peranannya. Tanamkan harapan agar sesuai dengan apa yang biasanya terjadi dalam keseluruhan proses perundingan, hal ini nantinya akan mengurangi kadar kekecewaan anda apabila perundingan tidak berhasil. Berikut adalah beberapa tahapan dalam proses negosiasi bisnis:

3.1.1. Waktu Untuk Saling Mengenal

Pada waktu menjalin hubungan kerja, perhatian dan kepentingan utama para pengusaha Jepang adalah membina hubungan persahabatan yang erat. Ini akan memakan waktu yang lama, bahkan mungkin berlangsung beberapa pertemuan tanpa menyinggung satu soalpun tentang bisnis. Jangan mencoba memaksakan sesuatu untuk segera dilakukan. Persilahkan mitra Jepang anda mengambil inisiatif pembicaraan bisnis, kecuali Mereka mendekati anda untuk memulai transaksi atau negoisasi. Orang yang dikejar jelas mempunyai kekuasaan yang lebih besar, di mana seorang dapat mengambil inisiatif untuk membicarakan segala hal yang dikehendaki. Topik pembicaraan yang biasa dipilih misalnya iklim, persahabatan yang saling menguntungkan, kesan kita terhadap Jepang, perjalanan kita, kesukaan, golf dan olahraga lain, merupakan rangkaian topik pembukaan yang sangat tepat untuk merenggangkan urat saraf sekaligus dapat membantu memperlancar pembahasan tentang topik yang lebih serius. Saling membagi pengalaman pribadi, seperti memperlihatkan foto anak, akan memperlihatkan adanya perasaan keakraban dan kekeluargaan yang ikhlas. Walau demikian , kita jangan merasa bahwa harus mengisi setiap peluang atau selang waktu kosong yang terjadi di tengah-tengah pembicaraan. Di Jepang, banyak perasaan orang diungkapkan dengan isyarat. Jangan merasa rugi atau khawatir karena bersikap diam. Karena di Jepang, hubungan yang ideal adalah hubungan yang berwawasan jauh, maka semua pihak harus merasa terpanggil untuk ikut bertanggung jawab dan membangun sikap kehati-hatian yang cermat. Orang Jepang cenderung menjamin bahwa hubungan bisnis yang baru akan berubah secara perlahan-lahan berdasarkan tata tertib yang berlaku. Bagi mereka, hubungan yang telah terjalin dan suasana yang harmonis dalam pertemuan pertama ini jauh lebih penting saat itu ketimbang kemungkinan keuntungan jangka panjang yang mungkin bisa diraih di kemudian hari. Tahapan yang dirintis ini merupakan tahapan yang mempunyai dampak sangat besar terhadap negoisasi di kemudian hari.

3.1.2. Keputusan Bersama