Pengujian Normalitas Uji Heteroskedastisitas

4.3. HASIL PENGUJIAN

Pada tahap ini sebelum data-data tersebut dianalisis, sebuah model regresi berganda harus memenuhi syarat normalitas dan asumsi klasik, yaitu:

4.3.1 Pengujian Normalitas

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal Situmorang, et al, 2008:55. Gambar 4.1. Grafik Histogram ROE Industri Makanan dan Minuman Sumber: Output SPSS 2011 Universitas Sumatera Utara Dengan melihat tampilan grafik histogram dapat disimpulkan bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang mendekati normal, karena kurvanya tidak menceng ke kiri atau ke kanan. Namun untuk lebih menjelaskan bahwa data yang diuji normal dapat juga dilihat dengan grafik normal probability plot, dimana terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, sebagaimana ditampilkan pada Gambar 4.2. berikut: Gambar 4.2. Grafik Normal Plot Data Industri Makanan dan Minuman Sumber: Output SPSS 2011 Universitas Sumatera Utara Cara lain untuk melihat data berdistribusi normal atau tidak adalah dengan melakukan uji Kolmogorov-Smirnov yaitu dengan melihat residunya berdistribusi normal atau tidak. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Kolmogorov-Smirnov Data Industri Makanan dan Minuman One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardiz ed Residual N 64 Normal Parameters a Mean .0000000 Std. Deviation 1.06280149 Most Extreme Differences Absolute .080 Positive .070 Negative -.080 Kolmogorov-Smirnov Z .642 Asymp. Sig. 2-tailed .804 a. Test distribution is Normal. Sumber: Output SPSS 2011 Pada tabel 4.2. dapat dilihat bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah sebesar 0.804 dan diatas nilai signifikan 0.05. Dengan kata lain variabel residual berdistribusi normal Situmorang dkk, 2008: 97. Universitas Sumatera Utara

4.3.2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji untuk mengatasi heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar scatterplot. Gambar 4.3. Grafik Scatterplot Industri Makanan dan Minuman Sumber: Output SPSS 2011 Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa penyebaran residual tidak teratur, plot berpencar, dan tidak membentuk pola tertentu. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk memperoleh tingkat uji Universitas Sumatera Utara heteroskedastisitas yang lebih signifikan maka dalam penelitian ini menggunakan uji Glejser. Tabel 4.3. Heteroskedastisitas-Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant .978 .405 2.416 .019 LN_CR -.218 .165 -.247 -1.319 .192 LN_WCT O .001 .143 .002 .008 .993 LN_DER .136 .091 .200 1.484 .143 a. Dependent Variable: ABSUT Sumber : Output SPSS 2011 4.3.3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya periode t-1. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan uji Durbin Watson DW. Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi ditunjukkan pada Tabel berikut : Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4. Kriteria Pengambilan Uji Autokorelasi Hipotesis nol Keputusan Jika Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 DW dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ DW≤ du Tidak ada korelasi negatif Tolak 4-dl DW 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ DW ≤ 4 –dl Tidak ada autokorelasi positif atau negatif Tidak ditolak du DW 4- du Sumber : Situmorang et al 2008:86 Tabel 4.5 Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin- Watson 1 .475 a .226 .187 1.08905 1.701 a. Predictors: Constant, LN_DER, LN_CR, LN_WCTO b. Dependent Variable: LN_ROE Sumber : Output SPSS 2011 Tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil Durbin Watson DW adalah sebesar 1,701 dan berada pada daerah tidak ditolak yaitu diantara nilai du 1,69 dan 4-du 2,31 yang artinya tidak terjadi autokorelasi pada model regresi. Nilai Adjusted R Square pada perusahaan makanan dan minuman dalam penelitian ini adalah sebesar 0,187 yang berarti 18,7 faktor-faktor dari ROE dijelaskan oleh Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja WCTO, dan Debt to Universitas Sumatera Utara Equity Ratio DER. Sisanya 81,3 dijelaskan oleh faktor-faktor lainnya diluar model.

4.3.4. Uji Multikoliniearitas

Dokumen yang terkait

Pengaruh Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

4 117 85

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

11 118 97

Analisis Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Return on Equity, Debt to Equity Ratio dan Debt to Asset Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Real Estate dan Property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

7 101 86

Analisis Pengaruh Rasio Lancar, Perputaran Modal Kerja, dan Debt to Equity Ratio terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

3 51 81

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 82

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 7

Pengaruh Modal Kerja dan Perputaran Modal Kerja Terhadap Profitabilitas pada Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 28

Pengaruh Perputaran Modal Kerja, Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Profitabilitas pada Industri Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 11