Spektrofotometer UV Vis TINJAUAN PUSTAKA

b Superkritikal Karbondioksida Penggunaan prinsip superkritik untuk ekstraksi serbuk simplisisa, dan umumnya digunakan gas karbondioksida. Penghilangan cairan pelarut dengan mudah dilakukan karena karbondioksida menguap dengan mudah, sehingga hampir langsung diperoleh ekstrak Ditjen POM, 2000. c Ekstraksi Ultrasonik Getaran ultrasonik 20.000 Hz. memberikan efek pada proses ekstrak dengan prinsip meningkatkan permiabilitas dinding sel, menimbulkan gelembung spontan cavitation sebagai stres dinamik serta menimbulkan fraksi interfase. Hasil ekstraksi tergantung pada frekuensi getaran, kapasitas alat dan lama proses ultrasonikasi Ditjen POM, 2000. d Ekstraksi Energi Listrik Energi listrik digunakan dalam bentuk medan listrik, medan magnet serta “electric-discharges” yang dapat mempercepat proses dan meningkatkan hasil dengan prinsip menimbulkan gelembung spontan dan menyebarkan gelombang tekanan berkecepatan ultrasonik Ditjen POM, 2000.

2.7 Spektrofotometer UV Vis

Spektrum UV-Vis merupakan hasil interaksi antara radiasi elekrtromagnetik REM dengan molekul.Prinsip kerja spektrofotometer UV-Vis ialah interaksi sinar ultraviolet atau tampak dengan molekul sampel. Energi cahaya akan mengeksitasi elektron terluar molekul ke orbital lebih tinggi Harborne, 1987. Secara garis besar daerah spektrum dibagi dalam daerah ultraviolet 190 nm – 380 nm, daerah cahaya tampak 380 nm – 780 nm, daerah inframerah dekat 780 nm – 3000 nm dan daerah inframerah 2,5 nm – 40 nm. Spektrum ultraviolet dan cahaya tampak suatu zat umumnya tidak mempunyai derajat spesifikasi tinggi, walaupun demikian spektrum tersebut sesuai untuk pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum tersebut bermanfaat sebagai tambahan untuk identifikasi Harmita, 2006. 2.8Kosmetik Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.445MenKes1998, definisi kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan, gigi dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu penyakit.Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modernadalah untuk kebersihan pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up,meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan tenang, melindungi kulit dan rambut darikerusakan sinar ultra violet, polusi dan faktor lingkungan yang lain, mencegah penuaan,dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai hidup RetnoIswari, 2007:7. Produk kosmetik diperlukan tidak hanya oleh kaum wanita tetapi juga oleh kaumpria sejak lahir sampai akhir hayat. Produk kosmetik dapat digunakan setiap harimaupun secara insidental atau berkala dan dipakai di seluruh tubuh dari ujung rambutsampai ujung kaki. Tidak semua bahan kosmetika cocok untuk setiap kondisi kulit, jikaterjadi ketidakcocokan, akan timbul iritasi pada kulit. Oleh karena itu, perhatikankandungan bahan kimia yang tercantum di kemasan tiap-tiap produk. 2.9Masker Peel-off Kosmetika wajah yang umumnya digunakan tersedia dalam berbagai bentuk sediaan, salah satunya dalam bentuk masker wajah peel-off. Masker peel-off biasanya dalam bentuk gel atau pasta, yang dioleskan ke kulit muka. Setelah alkohol yang terkandung dalam masker menguap, terbentuklah lapisan film yang tipis dan transparan pada kulit muka. Setelah berkontak selama 15-30 menit, lapisan tersebut diangkat dari permukaan kulit dengan cara dikelupas Slavtcheff, 2000. Masker peel-off memiliki beberapa manfaatdiantaranya mampu merilekskan otot-otot wajah, membersihkan, menyegarkan, melembabkan, dan melembutkan kulit wajah Vieira, 2009. Masker berbentuk gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya penggunaan yang mudah, serta mudah untuk dibilas dan dibersihkan.Selain itu, dapat juga diangkat atau dilepaskan seperti membran elastik Harry,1973. 2.9.1 Formulasi Masker Peel-Off a. Polivinil Alkohol PVA Gambar 2.2 Polivinil Alkohol drugfuture.com Polivinil alkohol adalah polimer sintetis yang larut dalam air dengan rumus C 2 H 4 On. Nilai n untuk bahan yang tersedia secara komersial terletak di antara 500 dan 5000, setara dengan rentang berat molekul sekitar 20.000-200.000. Polivinil alkohol berupa bubuk granular berwarna putih hingga krem, dan tidak berbau Rowe et al, 2009. Polivinil alkohol larut dalam air, sedikit larut dalam etanol 95, dan tidak larut dalam pelarut organik. Polivinil alkohol umumnya dianggap sebagai bahan yang tidak beracun. Bahan ini bersifat noniritan pada kulit dan mata pada konsentrasi sampai dengan 10, serta digunakan dalam kosmetik pada konsentrasi hingga 7 Rowe et al, 2009. b. Hidroksipropil Metilselulosa HPMC Gambar 2.3 Hidroksipropil metilselulosa xilanchem.com Hidroksipropil metilselulosa HPMC atau hipermelosa secara luas digunakan sebagai bahan tambahan dalam formulasi sediaan farmasi oral, mata, hidung, dan topikal. Selain itu HPMC digunakan juga secara luas dalam kosmetik dan produk makanan. Kegunaan HPMC diantaranya sebagai zat peningkat viskositas, zat pendispersi, zat pengemulsi, penstabil emulsi, zat penstabil, zat pensuspensi, sustained-release agent, pengikat pada sediaan tablet, dan zat pengental. HPMC berbentuk serbuk granul atau serat berwarna putih atau putih-krem. HPMC larut dalam air dingin, membentuk larutan koloid kental, praktis tidak larut dalam air panas, kloroform, etanol 95, dan eter, tetapi larut dalam campuran etanol dan diklorometana, campuran metanol dan diklorometana, dan campuran air dan alkohol Roweet al, 2009. c. Propilenglikol Gambar 2.4 Propilen glikol Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009 Propilen glikol C 3 H 8 O 2 merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental, praktis tidak berbau, manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam menyerupai gliserin.Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol 95, gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa minyak esensial Roweet al, 2009. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut, ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat, vitamin A dan D, alkaloid, dan banyak anestesi lokal. Propilenglikol biasa digunakan sebagai pengawet antimikroba, desinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15 Roweet al, 2009. d. Metil paraben Gambar 2.5 Metil paraben Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009 Metilparaben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil paraben dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lainatau dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metilparaben merupakan pengawet yang paling sering digunakan Rowe et al, 2009. Metilparaben C 8 H 8 O 3 berbentuk kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih. Zat ini tidak berbau atau hampir tidak berbau. Metilparaben merupakan paraben yang paling aktif. Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya panjang rantai alkil. Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain seperti: propilen glikol 2-5, phenylethyl alkohol, dan asam edetic Roweet al, 2009. e. Propil paraben Gambar 2.6 Propil Paraben Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009 Propilparaben C 10 H 12 O 3 berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau, dan tidak berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Propilparaben menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4-8. Efikasi pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap bakteri. Mereka juga lebih aktif terhadap gram-positif dibandingkan terhadap bakteri gram-negatif Roweet al, 2009. f. Etanol Gambar 2.7 Etanol Rowe, R.C., Paul, J.S., dan Marian, 2009 Etanol memiliki sinonim alkohol, etil alkohol; etil hydroxide; grainalkohol; methyl carbinol. Etanol jernih, tidak berwarna, sedikit mudah menguap, memiliki bau yang khas dan rasa terbakar. Etanol memiliki rumus molekul C 2 H 6 O dan bobot molekul 46.07. Etanol dapat larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air. Etanol biasa digunakan sebagai antimikrobial, pelarut, dan desinfektan Rowe et al, 2009

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Penelitian1 dan Laboratorium Penelitian 2 Program Studi Farmasi, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Waktu penelitian dimulai pada bulan Januari 2014 hingga bulan Agustus 2014. 3.2Alat dan Bahan 3.2.1 Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: timbangan analitik Wiggen Hauser, kertas label, penggaris, pensil, aluminium foil, plastik, gelas ukur Pyrex, batang pengaduk, gelas kimia Pyrex, corong, labu erlenmeyer Schott Duran, spatula, lumpang, alu, kaca arloji, botol maserasi, cawan penguap, spektrofotometri UV-Vis Hitachi, seperangkat alat rotary evaporatorEyela,corong Buchner Pyrex, refrigerator Panasonic, viskotester 6R Haake, hot plate, pH meter Horiba, alat pemotong dumble, mikrometer thickness gage Mitutoyo, tensile strenght tester Strograph R.I

3.2.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: Ekstrak etanol 50 kulit buah manggis yang telah dikarakterisasi oleh Hanny Narulita 2014 dengan kandungan alfa-mangostin yaitu sebesar 4,etanol 96, metanol, DPPH, PVA, HPMC,propilen glikol, metil paraben dan propil paraben, dan aquades.

Dokumen yang terkait

Pengaruh Penambahan Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia X Mangostana L.) Terhadap Nilai Spf Krim Tabir Surya Kombinasi Avobenson Dan Oktil Metoksisinamat

4 100 106

Daya Hambat Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Terhadap Bakteri Enterococcus faecalis Sebagai Alternatif Bahan Medikamen Saluran Akar (In Vitro)

3 289 97

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Gambaran Histopatologis Lambung Tikus (Rattus norvegicus L.) Jantan yang Dipapari Kebisingan

2 103 56

Pengaruh Ekstrak Kulit Manggis (Garcinia mangostana L.) terhadap Hitung Leukosit dan diferensiasi Leukosit Tikus (Rattus noevegicus L.) Jantan Setelah Dipapari Kebisingan

0 58 58

Efek Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L) terhadap Enterococcus faecalis sebagai Bahan Medikamen Saluran Akar (Secara In Vitro)

2 96 63

Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Kulit Buah Manggis (Garcinia Mangostana.L) Terhadap Perubahan Makroskopis, Mikroskopis dan Tampilan Immunohistokimia Antioksidan Copper Zinc Superoxide Dismutase (Cu Zn SOD) Pada Ginjal Mencit Jantan (Mus Musculus.L) Stra

3 48 107

Formulasi dan Uji Aktivitas Antioksidan Krim Anti-Aging Ekstrak Etanol 50% Kulit Buah Manggis (Garcinia magostana L.) dengan Metode DPPH (1,1-Diphenil-2-Picril Hidrazil).

7 47 93

PROFIL STABILITAS FISIKA KIMIA MASKER GEL PEEL-OFF EKSTRAK KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.).

2 23 23

Profil Stabilitas Fisika Kimia Masker Gel Peel Off Ekstrak Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.).

0 2 7

FORMULASI EKSTRAK AIR KULIT BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana L.) SEBAGAI MASKER WAJAH DALAM BENTUK GEL PEEL-OFF

0 0 15