3.3 Technical Services TS and Health, Safety and Environment HSE Department
3.3.1 Technical Service Department Departemen Pelayanan Teknik
TSD merupakan departemen yang bertanggungjawab atas penyelenggaraan seluruh perbaikan, pemeliharaan peralatan dan ruangan;
penyelenggaraan kualifikasi dan kalibrasi alat dan peralatan; serta membuat dan merevisi protap yang ada di TSD. Selain itu, TSD juga bertanggungjawab
terhadap perubahan dan pemeliharaan fasilitas pabrik serta bangunan pabrik baik pengendali mutu maupun di area produksi dan fasilitas penunjang produksi
listrik, air, dan tata udara. 1. Kalibrasi
Kalibrasi dilakukan terhadap bagian dari suatu peralatanmesin yang digunakan untuk memonitor, mengontrol dan memeriksa parameter kritis atau
kualitas dari produk, sehingga diperoleh hasil pengukuran yang akurat. Dari hasil kalibrasi dapat diketahui kesalahan penunjukkan instrumen ukur, sistem
pengukuran atau pembaca nilai pada tanda skala tertentu. Kalibrasi dilakukan oleh UKT Unit Kalibrasi TSD atau untuk alat-alat
tertentu dilakukan oleh departemen yang bersangkutan atau oleh kontraktor yang ditunjuk. Untuk pemantauan kalibrasi, dilakukan pemeriksaan jadwal kalibrasi
setiap awal bulan dan dibuat daftar alat yang akan dikalibrasi pada bulan berikutnya. Setiap alat yang sudah dikalibrasi diberi label kalibrasi yang memuat
tanggal dilakukan kalibrasi, nomor identifikasi, tanggal kalibrasi berikutnya dan tanda tangan.
Universitas Sumatera Utara
2. Kualifikasi
Kualifikasi adalah pembuktian secara tertulis berdasarkan data yang menunjukkan bahwa suatu peralatan, fasilitas, sistem penunjang, komputer dan
proses pengemasan secara otomatis bekerja sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sehingga secara konsisten dapat menghasilkan produk dengan standar
mutu yang telah ditetapkan. 3.
Air Handling Unit AHU Komponen penting yang harus diawasi secara rutin pada sistem AHU
adalah kipas, filtrasi, kompresor, kondensor dan evaporator. Unit-unit tersebut didesain untuk mencegah terjadinya kontaminasi silang dari udara antara ruang
produksi dengan koridor dimana tekanan koridor lebih positif dibandingkan ruang produksi. Udara yang masuk ke AHU disaring melalui beberapa tahap yaitu:
prefilter, medium dan yang terakhir adalah HEPA filter 99,97. 4.
Water System Dalam proses produksi dan pencucian serta kegiatan lainnya yang tidak
berhubungan langsung dengan uji laboratorium, PT Aventis Pharma menggunakan Purified Water. Sedangkan untuk uji laboratorium kimia dan
mikrobiologi digunakan Ultra Purified Water dari hasil pengolahan Purified Water dalam alat MilliQ-Plus. Sumber utama Purified Water adalah air PAM atau
air sumur digunakan bila air PAM tidak mengalir yang telah diolah menjadi Potable Water. Untuk menyediakan Purified Water di area produksi dikelola di
bagian Purified Water Plant dan di laboratorium mikrobiologi Purified Water diperoleh dari hasil pengolahan Potable Water dalam alat Milli RX 75.
Universitas Sumatera Utara
3.3.2 Health, Safety and Environment Department Departemen Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup
Departemen ini bertanggungjawab menangani masalah kesehatan, keamanan dan lingkungan. Sebelumnya departemen ini bernama EHS
Environmental, Health and Safety, kemudian dirubah menjadi HSE karena dari suatu industri farmasi pengolahan,
Tujuan HSE adalah: 1.
Untuk menjamin kesehatan dan keselamatan kerja, mencegah dan menanggulangi segala macam bahaya yang mengancam seluruh karyawan,
kontraktor dan tamu. 2.
Untuk meminimalkan pencemaran lingkungan selama proses produksi dari mulai penanganan bahan baku hingga setelah produk jadi dihasilkan.
3. Meminimalkan kontaminasi produk sampingan terhadap lingkungan.
4. Mencegah kontaminasi selama proses produksi terhadap personel terkait.
5. Mencegah kontaminasi terhadap produk baik dari lingkungan maupun
karyawan. Sasaran kebijakan program HSE di PT Aventis Pharma berpedoman pada
prinsip pengembangan yang berkesinambungan yaitu: 1.
Secara aktif berusaha mencegah dampak yang merugikan terhadap udara, air tanah, sumber daya alam dan kesehatan manusia.
2. Menghindarkan cedera terjadi pada semua karyawan, kontraktor serta
masyarakat sekitar.
Universitas Sumatera Utara
3. Memberi perhatian pada aspek HSE dalam perancangan pabrik, perancangan
dan pengembangan produk baru serta mengelola resiko HSE dari semua produk.
4. Mengatasi dampak lingkungan yang timbul.
5. Mengukur kinerja dan menyampaikan hasilnya secara terbuka untuk
membangkitkan keyakinan dan pengakuan pada semua pihak yang berkepentingan.
1. Kesehatan Health
Secara garis besar tujuan Health and Safety terbagi menjadi tujuan jangka panjang dan tujuan jangka pendek. Tujuan jangka panjangnya adalah untuk
memberikan hak pekerja terhadap lingkungan kerja yang aman dan sehat, sedangkan tujuan jangka pendeknya adalah untuk mencegah cedera.
Prosedur sanitasi dan higiene yang digunakan oleh PT. Aventis Pharma selalu divalidasi dan dimonitor secara teratur dan berkala untuk memastikan
bahwa hasil penerapan prosedur yang digunakan cukup efektif dan selalu memenuhi persyaratan. Selain itu pihak perusahaan juga mengadakan
pemeriksaan kesehatan untuk karyawan yang diadakan sekali dalam setahun. Selain program-program di atas HSE juga mengadakan safety talk, briefing dan
training untuk meningkatkan self awareness karyawan. Penilaian terhadap suksesnya pelatihan dilakukan dengan diadakannya inspeksi diri sewaktu-waktu.
Universitas Sumatera Utara
2. Keselamatan Kerja Safety
HSE bertanggungjawab untuk menjamin keselamatan para pekerja, tamu, maupun kontraktor. Program yang dilakukan dalam rangka pelaksanaan
keselamatan kerja antara lain : a.
Pelaksanaan inspeksi diri dan resiko di tempat kerja b.
Penerapan hasil resiko c.
Penggunaan tangga dan pintu darurat d.
Pengadaan sistem izin kerja dan izin penggunaan peralatan untuk semua pekerjaan yang dilakukan di lingkungan perusahaan.
e. Sosoialisasi program-program HSE dan pelatihan bagi karyawan.
Tanggung jawab HSE diantaranya adalah menyiapkan fire protection untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, antisipasi banjir, dan latihan.
3. Lingkungan Hidup Environment
Tanggung jawab HSE dalam bidang lingkungan terbagi atas: 1
Environmental Management System Merupakan seluruh sistem pendokumentasian standar lingkungan di PT
Aventis Pharma Indonesia. Dokumentasi yang dibuat adalah laporan Rencana Kegiatan Lingkungan RKL dan Rancangan Pemantauan
Lingkungan RPL yang dilaporkan ke BPLHD Badan Pemeriksaan Lingkungan Hidup Daerah setiap 3 bulan sekali.
Universitas Sumatera Utara
2. Waste Management
Adalah sistem pengolahan sampah melalui waste minimizing maupun reduction melalui reduksi, daur ulang dan insenerasiditanam.
Limbah yang dihasilkan PT Aventis Pharma dapat digolongkan menjadi dua macam, yaitu:
a. Limbah domestik, berasal dari kegiatan kantin, MCK mandi, cuci, kakus dan
fasilitas lainnya. Limbah domestik terdiri dari: 1
Limbah domestik cair: air dan deterjen yang berasal dari kantin, MCK dan fasilitas lainnya. Limbah domestik cair dialirkan ke Waste Water
Treatment Plant Instalasi Pengolahan Air Limbah. 2
Limbah domestik padat: sampah padat yang berupa kertas, tanaman, plastik dan lain-lain yang berasal dari kegiatan kantor, pemeliharaan
taman, kantin dan lain-lain. Limbah domestik padat dikumpulkan di kontainer pengumpul untuk selanjutnya dijual untuk didaur ulang oleh
pihak lain atau diangkut oleh Dinas Kebersihan DKI Jakarta ke tempat pembuangan akhir seminggu 2 kali.
b. Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya B3, berasal dari kegiatan produksi,
Laboratorium QC dan pemeliharaan peralatanfasilitas. Limbah B3 adalah sisa suatu usaha dan kegiatan yang mengandung
bahan berbahaya atau beracun yang karena sifat konsentrasinya atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan merusak lingkungan hidup atau dapat membahayakan kesehatan dan kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain.
Universitas Sumatera Utara
1 Limbah B3 cair:
a Air bekas cucian mesin, peralatan, wadah yang digunakan dalam
proses produksi b
Cairan obat yang harus dimusnahkan c
Larutan pereaksi d
Air cucian peralatan laboratorium e
Cairan sisa reagen dari laboratorium f
Oli yang sudah tidak terpakai Limbah cair B3 disimpan di gudang penyimpanan. Limbah B3 yang
beratnya 50 kghari boleh disimpan lebih dari 90 hari, tapi bila beratnya 50 kghari tidak boleh disimpan lebih dari 90 hari. Nantinya limbah cair ini
dikirim ke Prasadha Pamunah Limbah Industri PPLI. Untuk limbah cair berupa oli disimpan dalam waste storage untuk kemudian dikirimkan ke
pengolahan limbah Wiraswasta Gemilang Indonesia WGI, di mana limbah oli tersebut akan diolah menjadi Bahan Baku Sintetik BBS, yang dikenal
sebagai Pennzoil , sebagai pengganti solar. 2. Limbah B3 padat:
a Sisa bahan, obat atau bahan pengemas yang telah terkontaminasi
bahan obat b
Debu produk yang terkumpul dalam penampung. c
Debu produk tumpahan
Universitas Sumatera Utara
d Contoh pertinggal bahan baku dan obat jadi yang sudah kadaluwarsa.
Limbah B3 padat tidak boleh dibuang pada saluran pembuangan melainkan disimpan dalam wadah penampung sesuai jenisnya
masing-masing untuk kemudian dikirim dan dimusnahkan di PPLI.
3.4 Plant Logistic Department