1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Informasi adalah kebutuhan yang harus dipenuhi setiap orang, karena informasi sudah menjadi kebutuhan utama setiap individu terutama dalam dunia
pendidikan. Salah satunya dalam dunia perguruan tinggi. Mahasiswa dituntut untuk memperoleh informasi berupa bahan-bahan yang berhubungan dengan
perkuliahan untuk mendukung dan menunjang kegiatan perkuliahan mereka atau dengan kata lain mengembangkan dan memperluas materi secara mandiri. Ketika
mencari informasi yang cepat, tepat dan relevan maka seorang mahasiswa harus memiliki kemampuan dalam memperoleh informasi tersebut.
Kemampuan dalam mengidentifikasi, mencari, menemukan, mengevaluasi dan memanfaatkan informasi disebut literasi informasi. Literasi
informasi sangat diperlukan karena merupakan bekal pembelajaran seumur hidup long life education bagi mahasiswa karena dengan memiliki kemampuan
tersebut dapat menyelesaikan masalah secara kritis, logis, dan tidak mudah percaya terhadap informasi yang diterima dan dapat berinteraksi terhadap
informasi yang berbeda-beda. Literasi informasi juga merupakan kunci keberhasilan mahasiswa di era globalisasi informasi.
Semua orang dihadapkan dengan berbagai informasi yang dikemas dalam berbagai bentuk yang bisa diakses dengan mudah dan cepat di era
globalisasi informasi. Hal ini menimbulkan ledakan informasi dan disinilah diperlukan kemampuan literasi informasi oleh mahasiswa agar mampu mengikuti
perkembangan informasi. Perguruan tinggi juga memiliki standar literasi informasi yang disusun
oleh Association of College and Research Libraries ACRL. Standar ACRL digunakan untuk akademis perguruan tinggi seperti mahasiswa, dosen,
pustakawan, staff dan lain-lain. Pada standar tersebut terdapat indikator untuk mengetahui apakah seseorang mahasiswa dikatakan memiliki literasi informasi.
Universitas Sumatera Utara
2
Kemampuan untuk mendapatkan informasi dalam pemenuhan kebutuhan informasi tidak muncul dengan sendirinya, sehingga kemampuan untuk
mendapatkan informasi adalah kemampuan yang dimiliki oleh setiap orang dengan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Tingkat kemampuan yang
berbeda inilah yang menentukan seberapa baik hasil dari analisis informasi yang ditemukan atau produk informasi yang dihasilkan.
Kemampuan untuk memperoleh, menganalisis, mengolah dan menyajikan informasi merupakan kemampuan yang dimiliki setiap orang tetapi
belum tentu semua orang tersebut dikatakan literat terhadap informasi. Seseorang dikatakan literat terhadap informasi apabila dia tahu memenuhi kebutuhan
informasinya, mendapatkan informasi yang tepat sesuai kebutuhannnya dan mampu menyajikan kepada orang lain. Aktifitas-aktifitas ini juga didukung oleh
kemampuan mencari informasi dengan menggunakan teknologi informasi. Seseorang dikatakan mampu mencari informasi dengan baik apabila dia
mampu menentukan topik dari kebutuhan informasinya dan mengetahui sumber- sumber informasi untuk memperoleh informasi seperti internet, jurnal, database,
dan lain-lain. Sehingga tujuan dari literasi informasi itu adalah untuk mengetahui bagaimana menemukan informasi dan menggunakan informasi tersebut dalam
memenuhi kebutuhan informasinya. Program studi pascasarjana adalah program studi yang memiliki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi. Mahasiswa pascasarjana ini membutuhkan informasi dalam mendukung kegiatan perkuliahannya. Informasi yang dibutuhkan
pun memiliki tingkat keakuratan dan kerelevanan yang lebih tinggi. Namun dalam kenyataanya di Layanan Digital Perpustakaan USU mereka masih
menggunakan bantuan pustakawan. Padahal idealnya mereka harus expert ahli dalam mencari informasi, mengingat tingkat pendidikan mereka adalah
pascasarjana, minimal literasi mereka adalah diatas rata-rata mahasiswa sarjana. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dewiyana 2009:32 di Layanan
Digital Perpustakaan USU diketahui bahwa 4 dari 11 pengguna layanan digital belum mengetahui strategi penelusuran informasi menggunakan internet. Bahkan
mereka tidak mengetahui keberadaan jurnal elektronik yang disediakan oleh
Universitas Sumatera Utara
3
Layanan Digital Perpustakaan USU, sehingga mereka terkadang merasa kesulitan mencari informasi dengan menggunakan internet ditambah lagi dengan
keterbatasan waktu yang mereka miliki. Untuk mereka disediakan bantuan penelusuran oleh pustakawan, dimana pengguna cukup memberitahukan
informasitopik yang dibutuhkan dan pustakawan akan mencari informasi tersebut.
Layanan digital adalah salah satu fasilitas yang disediakan oleh Perpustakaan USU bagi mahasiswa pascasarjana. Layanan digital khusus
bertujuan menyediakan akses informasi berbasis elektronik seperti penelusuran sartikel ilmiah, e-journal dan lain-lain. Pengguna juga dapat membawa laptop
sendiri ke layanan digital ini. Layanan digital juga menyediakan bantuan penelusuran kepada pengguna layanan digital. Bantuan penelusuran adalah
bantuan yang diberikan kepada pengguna pascasarjana yang tidak mampu mencari informasi dan tidak memiliki waktu ke perpustakaan dan melakukan pencarian
informasi. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian terhadap kemampuan literasi informasi mahasiswa S2 pascasarjana dalam memperoleh informasi dan memenuhi kebutuhan informasinya. Penulis
ingin melihat bagaimana kemampuan pengguna mahasiswa S2 pascasarjana mencari, menganalisis informasi, teknik yang digunakan, dan sumber informasi
apa saja yang dipilih dalam memenuhi kebutuhan informasinya. Penulis menggunakan Seven Pillars model dalam menilai sejauhmana mahasiswa S2
pascasarjana pada layanan digital memiliki literasi informasi. Oleh sebab itu
penulis memilih judul “Literasi Informasi Mahasiswa S2 Pascasarjana pada Layanan Digital Perpustakaan USU”.
Universitas Sumatera Utara
4
1.2 Rumusan Masalah