Gambaran Umum Kota Medan Gambaran Umum Apotek Di Kota Medan Karakteristik Apotek Penelitian

Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Kota Medan

Kota Medan adalah ibu kota Provinsi Sumatera Utara dan merupakan pusat Pemerintahan Daerah Tingkat I Sumatera Utara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Deli Serdang di sebelah selatan, barat, dan timur. Kota ini memiliki 21 kecamatan dan 151 kelurahan dengan jumlah penduduk pada tahun 2005 adalah 2.036.018 jiwa.

4.2 Gambaran Umum Apotek Di Kota Medan

Menurut Dinas Kesehatan Kota Medan, jumlah seluruh apotek di Kota Medan pada tahun 2008 adalah sekitar 487 apotek. Data tersebut berdasarkan alamat apotek yang tersebar di dua puluh satu kecamatan.

4.3 Karakteristik Apotek Penelitian

Karakteristik apotek pada Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini persentase apotek dengan status milik PSA non apoteker adalah persentase terbesar yaitu 67,65 atau sebanyak 46 apotek, sedangkan persentase kepemilikan APA sebesar 20,59 dan 4 apotek milik kelompok 5,88, diikuti kepemilikan gabungan PSA-APA sekitar 4,41 dan kepemilikan lain-lain apotek franchise diperoleh persentase paling rendah yaitu 1,47. Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 Tabel 4.1. Distribusi Karakteristik Apotek Penelitian No Variabel Jumlah n = 68 1. Status kepemilikan a. Pemilik Sarana Apotek PSA b. Milik Kelompok c. Milik Apoteker Pengelola Apotek APA d. Milik Gabungan PSA-APA e. Lain-lain, 46 4 14 3 1 67,65 5,88 20,59 4,41 1,47 2. Jumlah apoteker pendamping a. 1 orang b. 2 orang c. 2 orang d. Tidak ada 4 - 1 63 5,88 - 1,47 92,63 3. Jumlah asisten apoteker yang bekerja a. 1 orang b. 2 orang c. 2 orang d. Tidak ada 8 34 25 1 11,76 50 36,77 1,47 4. Jumlah resep per hari a. 20 lembar b. 21-69 lembar c. 70-99 lembar d. 100 lembar 39 26 1 2 57,35 38,24 1,47 2,94 Berdasarkan karakteristik jumlah apoteker pendamping, secara umum apotek tidak memiliki apoteker pendamping dengan persentase terbesar yaitu 92,63 dan hanya 5 apotek yang memiliki apoteker pendamping yaitu 4 apotek memiliki 1 orang apoteker pendamping 5,88 dan satu apotek memiliki lebih dari dua orang apoteker pendamping 1,47. Dari data yang diperoleh, jumlah asisten apoteker AA di apotek sebanyak 50 adalah 2 orang kemudian diikuti persentase sebanyak 36,77 diatas 2 orang. Apotek yang memiliki AA dengan jumlah 1 orang sebanyak 11,76 dan persentase terkecil yaitu sebesar 1,47 apotek yang tidak memiliki AA. Dari jumlah resep yang masuk di apotek di Kota Medan, kebanyakan resep yang masuk per hari adalah dibawah 20 lembar dengan Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009 persentase 57,35, diikuti sebanyak 38,24 melayani 21-69 lembar resep, 1,47 melayani 70-99 lembar resep dan 2,94 melayani diatas 100 lembar resep. Penjabaran karakteristik apotek di atas menunjukkan penerapan pelayanan kefarmasian di apotek belum dilaksanakan dengan maksimal dimana kehadiran seorang APA berada di apotek cukup rendah. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, secara umum apotek yang mereka kelola adalah apotek milik PSA dimana pemilik apotek cenderung mengutamakan untung atau sisi bisnis mereka. Secara tidak langsung akan mendorong APA mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kehidupannya. Kedua, kebanyakan resep yang masuk setiap hari adalah kurang dari 20 lembar dan biasanya resep yang masuk pada jam tertentu sehingga pelayanan di apotek lebih dilakukan oleh asisten apoteker. Salah satu penerapan standar pelayanan kefarmasian di apotek adalah mewujudkan adanya apoteker pendamping sehingga apotek tidak akan ditinggalkan oleh APA dan pelayanan dapat tercapai, tetapi dari data di atas menunjukkan apoteker pendamping secara umum di apotek belum ada. Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009

4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sumber Daya Manusia