Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
2.3.8 Pelayanan Residensial home care
Pelayanan kefarmasian yang diberikan kepada pasien yang dilakukan di rumah khususnya untuk kelompok lanjut usia dan pasien penyakit kronis, serta
pasien dengan pengobatan paliatif. Jenis layanan home care:
1. Informasi penggunaan obat
2. Konseling pasien
3. Memantau kondisi pasien pada saat menggunakan obat dan kondisinya
setelah menggunakan obat serta kepatuhan pasien dalam meminum obat. Home care dapat dilakukan dengan 2 cara:
1. Dengan kunjungan langsung ke rumah
2. Melalui telepon
Untuk aktifitas ini Apoteker harus membuat catatan pengobatan medication record
Prosedur tetap pelayanan residensial home care 1.
Menyeleksi pasien melalui kartu pengobatan. 2.
Menawarkan pelayanan residensial. 3.
Mempelajari riwayat pengobatan pasien. 4.
Menyepakati jadwal kunjungan. 5.
Melakukan kunjungan ke rumah pasien.
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
6. Melakukan tindak lanjut dengan memanfaatkan sarana komunikasi
yang ada atau kunjungan berikutnya, secara berkesinambungan. 7.
Melakukan pencatatan dan evaluasi pengobatan.
2.3.9 Evaluasi Mutu Pelayanan
Merupakan proses penilaian kinerja pelayanan kefarmasian di apotek yang meliputi penilaian terhadap sumber daya manusia SDM, pengelolaan perbekalan
sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan, dan pelayanan kefarmasian kepada pasien. Indikator mutu pelayanan di apotek antara lain: kepuasan pasien,
kebutuhan pasien dan keberhasilan pengobatan. Tujuan evaluasi mutu pelayanan adalah untuk mengevaluasi seluruh rangkaian kegiatan pelayanan kefarmasian di
apotek dan sebagai dasar perbaikan pelayanan kefarmasian selanjutnya. Untuk mengetahui mutu pelayanan kefarmasian, salah satu indikator yang mudah
dilakukan adalah dengan mengukur kepuasan pasien dengan cara angket Menkes RI, 2004.
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif Singarimbun, 1989 dan memakai jenis penelitian survei Ginting, 2006, serta bersifat cross-sectional
Amirin, 1990.
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juli – November 2008 di kota Medan dengan alasan adalah:
1. Belum pernah dilakukan penelitian tentang penerapan standar
pelayanan kefarmasian di apotek di kota Medan 2.
Populasi Apoteker Pengelola Apotek APA di kota Medan cukup banyak sehingga memudahkan untuk dilakukan penelitian ini
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian adalah seluruh apoteker berstatus sebagai APA di kota Medan, sedangkan sampel penelitian adalah responden sebanyak 68 apoteker
yang diambil dari populasi. Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus sebagai berikut Lwanga, 1991: