Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sumber Daya Manusia
Distribusi responden berdasarkan sumbernya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan Kegiatan Sumber Daya Manusia SDM
kegiatan yang terkait dengan
SDM Pekerjaan lain APA
Status kepemilikan apotek PNS
Depkes n = 17
PNS Non
Depkes n = 17
Pegawai Swasta
n = 17 lain-
lain n = 17
Milik PSA
n = 46 Milik
APA n = 14
Milik Kelom
pok n = 5
Gabu ngan
PSA- APA
n = 3
kehadiran Apoteker
1. selama apotek buka
11,76 5,88
17,65 47,06
78,57 40
33,33 2. setiap hari pada
jam tertentu 3. tidak setiap
hari 17,65
70,59 29,41
64,71 29,41
52,94 29,41
23,53 26,09
73,91 21,43
20
40 66,67
Apoteker yang pernah mengikuti
pelatihan teknis kefarmasian tiga
tahun terakhir 58,82
47,06 47,06
41,18 54,35
28,57 60
33,33
Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kebanyakan apoteker tidak hadir di apotek dengan persentase sebesar 52,94 sedangkan kehadiran apoteker
selama jam buka apotek hanya sebesar 20,59 dan persentase sebesar 26,47 untuk apoteker yang hadir pada jam tertentu.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 1980 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 tahun 1965 tentang apotek pasal 4 ayat 1
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
dinyatakan bahwa pengelolaan apotek menjadi tugas dan tanggung jawab seorang apoteker Umar, 2005 tetapi kenyataan menunjukkan banyaknya APA hanya
berperan sebagai prasyarat berdirinya suatu apotek dan bekerja di apotek hanya sebagai pekerjaan sambilan bukan sebagai pekerjaan pokok yang dapat dilihat dari
hasil penelitian pada uraian di atas dimana kehadiran mereka tidak pada sepanjang jam buka apotek.
Berikut ini ditampilkan distribusi responden berdasarkan kegiatan sumber daya manusia dalam bentuk grafik batang.
Gambar 4.1a Grafik Distribusi Kehadiran Apoteker di Apotek
Pada grafik di atas menunjukkan bahwa secara umum APA PNS Depkes tidak hadir setiap hari di apotek dengan persentase tertinggi sebesar 70,59
kemudian diikuti oleh APA PNS Non Depkes sebesar 64,71, dan APA Pegawai swasta sebesar 52,94. Sedangkan untuk APA yang berprofesi Lain-lain
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
menunjukkan bahwa kehadiran apoteker selama jam buka apotek 47,06 lebih tinggi dibandingkan dengan ketidakhadiran mereka di apotek 23,53.
Gambar 4.1b Grafik Distribusi Responden yang Mengikuti Pelatihan
Kefarmasian
Pada Gambar 4.1b menunjukkan bahwa APA yang berprofesi PNS Depkes memiliki persentase paling tinggi keikutsertaan dalam Penataran Uji
Kompetensi Apoteker yaitu sebesar 58,82 kemudian diikuti oleh PNS Non Depkes dan pegawai swasta sebesar 47,06, sedangkan APA yang berprofesi
Lain-lain berada pada persentase paling rendah sebesar 41,18. Dari hasil di atas diperoleh perbedaan sangat drastis, dimana APA yang berprofesi PNS Depkes
yang kehadirannya di apotek sangat rendah tetapi memiliki persentase paling tinggi dalam keikutsertaan pada pelatihan kefarmasian. Hal ini sangat bertolak
belakang dengan tujuan dari pelatihan yaitu meningkatkan kemampuan apoteker melakukan tugasnya dalam pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
dan meningkatkan kesadaran apoteker untuk menjalankan profesinya dengan baik, yang selanjutnya diharapkan dapat menggerakkan roda organisasi ISFI, 2007
4.5 Distribusi Apotek Berdasarkan Sarana dan Prasarana