Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
4.8 Distribusi Responden Berdasarkan Pengkajian Resep
Distribusi responden berdasarkan pengkajian resep, yaitu kegiatan yang menunjukkan persentase pelayanan Apoteker Pengelola Apotek APA di apotek,
dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut ini.
Tabel 4.6 Distribusi Responden Berdasarkan Pengkajian Resep
Kegiatan Terkait
Pengkajian Resep
PNS Depkes n=17
PNS Non Depkes
n=17 Pegawai
Swasta n=17
Lain-lain n=17
APA APA
APA APA
Pemeriksaan administrasi
resep 52,94
58,82 47,06
82,35 Pemeriksaan
kesesuaian resep
47,06 58,82
58,82 76,47
Pertimbangan klinik yang
dilakukan 58,82
52,94 58,82
70,59 Rata-rata
52,94 56,86
54,9 76,47
Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa sebagian besar pengkajian resep dilaksanakan oleh semua responden yang disurvei, tetapi persentase intensitas
kegiatan tersebut masih rendah sebesar 60,29. Hal ini disebabkan peran apoteker yang belum maksimal berada di apotek dan tuntutan masyarakat sendiri
yang ingin mendapatkan pelayanan yang cepat sehingga persentase pertimbangan klinik lebih rendah dilakukan. Perhitungan dapat dilihat pada lampiran 4.
Berikut ini ditampilkan distribusi responden berdasarkan pengkajian resep dalam bentuk grafik batang.
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
Gambar 4.5a Grafik Distribusi Responden Berdasarkan Pengkajian Resep
Dari Gambar 4.5a di atas menunjukkan bahwa APA yang berprofesi Lain- lain memiliki persentase paling tinggi melakukan kegiatan pengkajian resep
sebesar 69,61, diikuti oleh APA yang berprofesi PNS Depkes sebesar 58,83 sedangkan APA PNS Non Depkes dan Pegawai Swasta hanya sebesar 55,88
Gambar 4.5b Grafik Distribusi Pelayanan Apoteker Pengelola Apotek Pada
Pengkajian Resep di Apotek jika APA berada di apotek
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
Dari Gambar 4.5b diperoleh perbandingan kinerja tenaga kefarmasian dari tiap profesi dimana pada APA PNS Depkes, kegiatan pelayanan pengkajian resep
yang dilakukan sebesar 52,94. Pada APA PNS Non Depkes diperoleh keadaan yang terbalik dengan APA PNS Depkes dimana kinerja APA lebih tinggi yaitu
sebesar 56,86. Pelayanan pengkajian resep yang dilakukan pada APA yang berprofesi Pegawai swasta sebesar 56,86. Pelayanan yang paling tinggi
dilakukan APA adalah sebesar 76,47 pada profesi APA Lain-lain.
Gambar 4.5c Distribusi Responden Berdasarkan Perbandingan Pelayanan APA
dengan AA pada Pengkajian Resep yang Ditinjau dari Frekuensi Kehadiran di Apotek
Namun, ditinjau dari frekuensi kehadiraan keseluruhan atau total responden pada Gambar 4.5c di atas diperoleh bahwa APA yang melakukan
pelayanan pengkajian resep di apotek hanya sebesar 19,12 selebihnya dilakukan oleh AA yaitu sebesar 80,88. Hal ini disebabkan oleh kehadiran APA yang
sangat rendah di apotek sehingga yang melakukan pelayanan langsung pada pasien adalah asisten apoteker. Perhitungan rata – rata dapat dilihat pada lampiran
4.
Adelina Br Ginting : Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Di Kota Medan Tahun 2008, 2009. USU Repository © 2009
Dari hasil di atas, Apoteker Pengelola Apotek di kota Medan lebih rajin melakukan pelayanannya di apotek bila dibandingkan dengan Apoteker Pengelola
Apotek di kota Jakarta dari penelitian Supardi 2004, yang menyatakan bahwa semua apotek di Jakarta yang disurvei, kegiatan skrining keabsahan dan
kelengkapan resep seluruhnya dilakukan oleh AA, dan untuk tinjauan kerasionalan resep 75 dilakukan oleh AA.
4.9 Distribusi Responden Berdasarkan Penyiapan Obat