Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon C Organik Dan CN Dari Kompos Tumbuhan Kembang Bulan Tithonia diversifolia, 2009.
USU Repository © 2009
dibantu oleh suhu 60
o
C. Proses penguraian tersebut mengubah unsur hara yang terikat dalam senyawa organik yang sukar larut menjadi senyawa organik larut sehingga
berguna bagi tanaman. Selain itu pengomposan pun bertujuan menurunkan rasio CN tergantung jenis tanamannya rasio CN sisa tanaman yang masih segar umumnya
tinggi sehingga mendekati rasio CN tanah. Rasio CN adalah perbandingan C karbon dan N nitrogen.
c. Pupuk Hijau
Disebut pupuk hijau karena yang dimanfaatkan sebagai pupuk adalah hijauan, yaitu bagian-bagian seperti daun, tangkai, dan batang tanaman tertentu yang masih muda.
Tujuannya untuk menambah bahan organik dan unsur-unsur lain ke dalam tanah, terutama nitrogen.
d. Humus
Humus adalah sisa tumbuhan berupa daun, akar, cabang, dan batang yang sudah membusuk secara alami lewat bantuan mikroorganisme di dalam tanah dan cuaca di
atas tanah. Lapisan atas tanah di hutan banyak terbentuk humus. Ciri khas humus adalah berwarna hitam sampai coklat tua. Sifatnya tidak
berbeda dari kompos, yaitu mudah mengikat dan merembeskan air dan gembur. Itulah sebabnya humus sangat berguna untuk memperbaiki keasaman tanah yang tidak beres,
sayangnya humus susah dicari. Kalau diamati memang sulit membedakan antara kompos dan humus. Perbedaannya hanya bahan dan cara terjadinya. Kalau kompos
dibuat dari berbagai bahan dan dilapukka n dengan bantuan manusia maka humus terjadi dari bagian tanaman yang membusuk atau melapuk dengan sendirinya Pinus
Lingga, Marsono, 2004. Humus didefinisikan sebagai material organik yang berasal dari degradasi
ataupun pelapukan daun-daunan ataupun ranting-ranting tanaman yang membusuk mengalami dekomposisi yang akhirnya berubah menjadi humus bunga tanah, dan
kemudian menjadi tanah. Sedangkan secara lebih kimia, humus didefinisikan sebagai suatu kompleks organik makromolekular yang mengandung banyak cincin dan
subtituen-subtituen polar seperti fenol, asam karboksilat, dan alifatik hidroksida.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon C Organik Dan CN Dari Kompos Tumbuhan Kembang Bulan Tithonia diversifolia, 2009.
USU Repository © 2009
Komponen kimiawi fraksi humus, kompos terutama tersusun atas material organik dan sedikit material anorganik. Hasil dari pemecahan material organik oleh
mikrobiologi dalam kompos akan membentuk humus. Fraksi humus ini terdiri dari
dua komponen kimiawi yaitu: 1. Humus substans
Material humus substans disusun oleh 60-80 kompos material organik yang mempunyai ciri warna coklat gelap dengan berat molekul beragam dari 200-300.000
gmol. Material ini adalah produk sintesis sekunder dari senyawaan organik sederhana yang terbentuk karena pemecahan material organik oleh mikrobiologi. Humus subtans
ini dapat dipisahkan atas asam fulvat, asam humat dan humin. Humus
Substans Berat
Molekul Penjelasan
Asam Fulvat 1000-5000 gmol
Asam fulvat berwarna terang, larut dalam seluruh daerah pH, dan sangat rentan terhadap serangan
mikroba Asan Humat 10.000-
100.000 gmol
Asam humat dibentuk oleh polimerisasi asam fulvat melalui rantai ester, larut dalam basa tapi tidak larut
dalam asam Humin
100.000 gmol
Berwarna coklat gelap, tidak larut dalam asam dan basa, dan sangat resisten akan serangan mikroba
Selain sebagai penyusun material dari fraksi humus, humus substans, asam humat, dan asam fulvat diatas juga merupakan bahan kimia acuan dalam menentukan kedewasaan
kompos. Penentuan kedewasaan kompos ini sangat penting, karena apabila kompos yang kita gunakan pada tanah pertanian belum terkompos sempurna atau komposnya
masih muda dapat menyebabkan fitotoksisitas terhadap tanaman dan mempengaruhi lingkungan. Secara umum, kompos segar mengandung asam humat dengan mutu
rendah sedangkan mutu asam fulvat tinggi. Mutu humus substans tidak berubah
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon C Organik Dan CN Dari Kompos Tumbuhan Kembang Bulan Tithonia diversifolia, 2009.
USU Repository © 2009
selama pengomposan, namun jumlah asam humat bertambah dari 7-8 dalam material kasar, menjadi 12-14 dalam kompos dewasa.
2. Non material Humat
Bahan non humat terlarut terutama disusun oleh polisakarida terlarut, peptida dan asam-asam amino, lemak-lemak, lilin-lilin dan asam-asam yang mempunyai berat
molekul kecil. Senyawa-senyawa ini dengan mudah diserang oleh mikroorganisme dan terdegradasi dalam waktu yang singkat.
Humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi
tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa- senyawa organik toksik Sinly Evan Putra, 2009.
e. Kotoran Burung Liar Guano
Pupuk kotoran burung yang lazim disebut guano merupakan kotoran dari berbagai jenis burung liar bukan burung peliharaan. Pupuk ini terhitung tidak kalah
dibandingkan pupuk lainnya. Menurut penelitian kotoran burung banyak mengandung unsur hara bagi tanaman karena berisi biji-bijian yang berasal dari tanaman Pinus
Lingga, Marsono, 2004.
2.3 Nitrogen
Diantara tiga unsur yang biasanya diberikan, nitrogen mempunyai efek paling cepat dan menonjol. Mula-mula cenderung meningkatkan pertumbuhan diatas tanah dan
memberikan warna hijau pada daun. Pada semua tanaman, nitrogen merupakan pengatur yang sangat menguasai penggunan kalium, fosfor dan unsur yang lain.
Selama proses dekomposisi sisa-sisa tanaman dan hewan oleh mikroba, terutama yang rendah kadar nitrogennya, banyak nitrogen anorganik diubah menjadi
bentuk organik. Mula–mula nitrogen diikat oleh jaringan mikroba. Kalau sisa- sisa itu tidak cukup banyak kandungan nitrogen anorganiknya, ion-ion NO
3
dan NH
4
tanah akan diasimilasikan Soegiman, 1982.
Esther L. Tobing : Studi Tentang Kandungan Nitrogen, Karbon C Organik Dan CN Dari Kompos Tumbuhan Kembang Bulan Tithonia diversifolia, 2009.
USU Repository © 2009
Nitrogen dapat kembali ke tanah melalui pelapukan sisa mahluk hidup bahan organik. Nitrogen yang berasal dari bahan organik ini dapat dimanfaatkan oleh
tanaman setelah melalui tiga tahap reaksi yang melibatkan aktivitas mikroorganisme tanah.
Tahap reaksi tersebut sebagai berikut : a. Penguraian protein yang terdapat pada bahan organik menjadi asam amino. Tahap
ini disebut reaksi aminisasi. b. Perubahan asam amino menjadi senyawa–senyawa amonia NH
3
dan amonium NH
4 +
. Tahap ini disebut reaksi amonifikasi. c. Perubahan senyawa ammonia menjadi nitrat yang disebabkan oleh bakteri
Nitrosomonas danNitrosococus. Tahap ini disebut reaksi nitrifikasi Ir.Novizan., 2005.
Penguapan nitrogen tanah sangat ditingkatkan oleh drainase buruk dan aerasi kurang lancar. Penguapan tersebut antara lain :
a. Penguraian oleh organisme