24
3.4.2.2  Penentuan Komposisi Fase Gerak Dapar Fosfat pH 4,4–metanol dan Laju Alir yang Optimum
Kondisi  kromatografi  divariasikan  untuk  mendapatkan  hasil  analisis  yang optimum. Kondisi kromatografi yang divariasikan adalah perbandingan fase gerak
dan  laju  alir.  Perbandingan  fase  gerak  yakni  larutan  dapar  fosfat  pH  4,4  dan metanol  divariasikan  98:2,  96:4,  94:6,  92:8,  91:9,  dan  90:10.  Dari  perbandingan
fase  gerak  yang  terpilih  ditentukan  laju  alir  dari  1,0  mlmenit,  1,2  mlmenit,  1,4 mlmenit, 1,5 mlmenit, 1,6 mlmenit, 1,8 mlmenit dan 2,0 mlmenit.
3.4.2.3  Analisis Kualitatif
Analisis  kualitatif  amoksisilin  dan  kalium  klavulanat  dilakukan  dengan membandingkan puncak yang memiliki waktu retensi hampir sama identik, pada
kromatogram hasil analisis KCKT dari larutan baku pembanding amoksisilin dan kalium klavulanat dengan larutan sampel pada panjang gelombang 220 nm.
3.4.2.4  Analisis Kuantitatif 3.4.2.4.1  Penentuan  Linieritas  Kurva  Kalibrasi  Baku  Pembanding
Amoksisilin dan Kalium Klavulanat
Larutan  induk  baku  Amoksisilin  dan  Kalium  Klavulanat  masing-masing dipipet 1 ml dan 0,5 ml; 2,5 ml dan 1 ml; 5 ml dan 2 ml; 7,5 ml dan 3 ml; 10 ml
dan 4 ml; 12,5 ml dan 5 ml. Kemudian dimasukkan masing-masing ke dalam labu tentukur  25  ml,  lalu  diencerkan  dengan  pelarut  sampai  garis  tanda.  Konsentrasi
larutan amoksisilin berturut-turut adalah 100 ppm, 250 ppm, 500 ppm, 600 ppm, 750  ppm  dan  1250  ppm.  Sedangkan  konsentrasi kalium  klavulanat  berturut-turut
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
25 adalah  50  ppm,  100  ppm,  200  ppm,  300  ppm,  400  ppm  dan  500  ppm.  Masing-
masing larutan disaring melalui penyaring membran Cellulose Nitrate 0,2  m dan
diawaudarakan  selama  ±  20  menit.  Kemudian,  filtrat  larutan  baku  pembanding disuntikkan sebanyak 100  l ke dalam sistem KCKT melalui injektor dengan
loop 20  l.  Deteksi  menggunakan  detektor  UV  pada  panjang  gelombang  220  nm.
Direkam  kromatogram  dan  dibuat  kurva  kalibrasi  dari luas  puncak,  lalu  dihitung persamaan regresi dan koefisien korelasi.
3.4.2.4.2  Penetapan  Kadar  Amoksisilin  dan  Kalium  Klavulanat  dalam Sampel
Diambil  10  tablet  yang  telah  bersih  dari  selaput  film,  ditimbang,  dan digerus  homogen.  Ditimbang  serbuk  setara  dengan  25  mg  amoksisilin,
dimasukkan  ke  dalam  labu  tentukur  50  ml  dan  ditambahkan  dengan  pelarut sampai garis tanda. Dikocok, lalu disaring beberapa ml filtrat pertama dibuang.
Larutan  lalu  disaring  melalui  penyaring  membran Cellulose  Nitrate  0,2  m  dan
diawaudarakan  selama  ±20  menit.  Kemudian  disuntikkan  sebanyak  100  l  ke dalam  sistem  KCKT  melalui  injektor  dengan
loop  20  l,  menggunakan  sistem elusi  gradien  dengan  fase  gerak  larutan  dapar  fosfat  pH  4,4
–metanol  91:9,  laju
alir  2,0  mlmenit.  Deteksi  menggunakan  detektor  UV  pada  panjang  gelombang 220  nm.  Direkam  kromatogram  dan  dicatat  luas  puncak.  Kadarnya  dihitung
dengan mensubstitusikan luas puncak ke dalam persamaan regresi yang diperoleh dari kurva kalibrasi.
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
26
3.4.2.5  Analisis Data Penetapan Kadar Secara Statistik
Data  perhitungan  kadar  amoksisilin  dan  kalium  klavulanat  dianalisis secara statistik menggunakan uji t.
Rumus yang digunakan adalah:
1 -
n X
X
2
SD
∑ −
=
n SD
X X
hitung
t
− =
Data  diterima  jika  -t
tabel
t
hitung
t
tabel
pada  interval  kepercayaan  99,5 dengan nilai α = 0,005.
Keterangan: SD  =
standard deviationsimpangan baku X
= kadar dalam satu perlakuan
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel n
= jumlah perlakuan α
= tingkat kepercayaan Untuk menghitung kadar amoksisilin dan kalium klavulanat dalam sampel
secara statistik digunakan rumus: n
SD t
X Kadar
× ±
= µ
Keterangan:
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel t
= harga t
tabel
sesuai dengan derajat kepercayaan SD  =
standard deviationsimpangan baku n
= jumlah perlakuan                                        Épshtein, 2004.
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.
27
3.4.3  Metode Validasi 3.4.3.1  Akurasi Kecermatan
Akurasi dinyatakan dalam persen perolehan kembali recovery dengan
menggunakan metode penambahan baku the method of standard additives, yakni
ke  dalam  tablet  ditambahkan  baku  sebanyak  50  dari  kadar  yang  diketahui terdapat  dalam  sampel,  kemudian  dianalisis  dengan  prosedur  yang  sama  seperti
pada  sampel.  Persen  perolehan  kembali  dapat  dihitung  dengan  menggunakan rumus sebagai berikut.
100 n
ditambahka yang
baku kadar
B A
Kembali Perolehan
× −
=
Keterangan: A
= kadar analit yang diperoleh setelah penambahan baku B
= kadar analit sebelum penambahan baku         Ermer, 2005.
3.4.3.2  Presisi Keseksamaan
Presisi metode dinyatakan oleh simpangan baku relatif Relative Standard
DeviationRSD dari serangkaian data. RSD dapat dirumuskan sebagai berikut.
100 X
SD
RSD
× =
Keterangan: SD  =
standard deviationsimpangan baku
X
= kadar rata-rata dalam satu sampel              Épshtein, 2004.
Alfan Martina : Optimasi Fase Gerak Dapar Fosfat PH 4,4-Metanol Pada Penetapan Kadar Campuran Amoksisilin Dan Kalium Klavulanat Dalam Tablet Secara Simultan Dengan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi KCKT, 2010.