Latar Belakang METODE PENELITIAN 19

Yohanna Nainggolan : Studi Analisis Peningkatan Kecerahan Pulp Pada Tahap Klorinasi Dan Ekstraksi Peroksida Di PT Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. BAB 1 PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Kayu merupakan sumber serat utama untuk pembuatan pulp dan kertas. Hampir 93 kebutuhan serat virgin dunia diperoleh dari kayu. Menurut ahli botani, kayu diklasifikasikan menjadi 2 kelompok utama yaitu : - Kayu Jarum atau Softwood Gimnospermae - Kayu Daun atau Hardwood Anggiospermae Secara umum komponen kimia kayu terdiri dari selulosa sebanyak 40-50, hemisellulosa dan lignin sebanyak 20-35, serta kandungan ekstraktif 2-10. Smook, 1987 Pulp adalah komponen utama kayu terutama digunakan untuk pembuatan kertas, tetapi juga diproses menjadi berbagai turunan selulosa seperti kain sutera, rayon, dan selofan. Tujuan utama pembuatan pulp kayu adalah untuk melepaskan serat-serat yang dapat dikerjakan secara kimia atau secara mekanik atau dengan kombinasi kedua tipe perlakuan tersebut. Pembuatan pulp secara kimia adalah proses dimana lignin dihilangkan sama sekali hingga serat-serat kayu mudah dilepaskan pada pembongkaran dari bejana pemasak digester atau paling tidak setelah perlakuan mekanik lunak. Hampir semua produksi pulp kimia didunia saat ini masih didasarkan pada proses sulfite dan sulfat kraft, dimana proses sulfat lebih sering digunakan. Hardjono.S, 1995 Untuk menghasilkan serat pulp yang mempunyai tingkat kecerahan yang baik sesuai dengan standar yang dijadikan acuan oleh perusahaan pulp maka dilakukan beberapa tahapan pemutihan untuk menghasilkan pulp dengan tingkat kecerahan yang diinginkan. Yohanna Nainggolan : Studi Analisis Peningkatan Kecerahan Pulp Pada Tahap Klorinasi Dan Ekstraksi Peroksida Di PT Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. Dalam pengembangan teknologi bleaching juga telah ditemukan beberapa metoda yang lebih aman terhadap lingkungan, antara lain teknologi bleaching dengan konsep ECF Elementally Chlorine Free dan TFC Totally Free Chlorine serta penerapan bio-bleaching. Ridwanti.B, 2006 Pada dasarnya warna dari pulp yang belum diputihkan disebabkan oleh lignin yang tersisa. Penghilangan lignin lebih banyak dari proses pemasakan. Tabel komposisi khusus lindi putih dan hijau dalam pembuatan pulp sulfat Komponen Lindi putih gL Lindi Hijau gL Padatan 12,5 15,0 NaOH 65,6 3,2 Na 2 CO 3 25,6 83,3 Na 2 S 30,4 33,6 Na 2 SO 4 1,6 1,6 Na 2 S 2 O 3 0,1 0,1 Hardjono.S, 1995 Proses kraf ini pada dasarnya menggunakan larutan alkali sebagai larutan pemasaknya yaitu natrium hidoksida NaOH pada pH sekitar 12. Jika pH sepanjang proses pemasakan berkurang , akan menghasilkan degradasi dari serat pulp yang akan mengakibatkan berkurangnya kekuatan dari pulp tersebut. Kehilangan kualitas dari pulp tersebut dapat ditunjukkan sepanjang dari kehilangan kekuatan serat dan peningkatan warna pulp tersebut. Solusi dari masalah tersebut dapat diatasi dengan penggunaan Na 2 S, yang berfungsi sebagai larutan buffer atau sebagai pendonor kaustik. Pada proses kraf natrium hidroksida akan berfungsi untuk mereduksi sejumlah besar molekul lignin dan memecahkan molekul tersebut . Sedangkan natrium sulfida akan berperan dalam mengatur pH dari proses tersebut menjadi suatu reaksi dalam suasana buffer dari kaustik dengan kayu untuk melindungi atau mengurangi kerusakan serat pulp. James.E, 1979 Yohanna Nainggolan : Studi Analisis Peningkatan Kecerahan Pulp Pada Tahap Klorinasi Dan Ekstraksi Peroksida Di PT Toba Pulp Lestari, Tbk, 2009. Berdasarkan data komposisi kandungan Na 2 S digunakan sangat besar dalam proses pembuatan pulp sulfat tersebut maka kemungkinan kandungan Sulfida didalam pulp yang terlewatkan setelah proses pemasakan pada saat proses pemutihan tersebut dapat menurunkan tingkat kecerahannya. Dimana proses pemutihan yang dilakukan adalah 4 tahap yaitu : 1. D : menggunakan ClO 2 sebagai bahan pemutih 2. EP : menggunakan NaOH dan H 2 O 2 3. D 1 : menggunakan ClO 2 4. D 2 : menggunakan ClO 2 Dan kondisi pemutihan oleh ClO 2 dalam proses pemutihan pulp tersebut adalah Suhu : 60-80 o C Tekanan : 1 atm pH : 3-4 Waktu : 3-4 jam Konsistensi kandungan pulp kering : 10-12 Suhunan.S, 2003 Berdasarkan sumber data diatas peneliti tertarik mempelajari cara untuk meningkatkan kecerahan bubur pulp tersebut dengan melakukan analisa terhadap kandungan sulfida yang terlewatkan dari proses pembuatan pulp sulfat dan variasi pH terhadap proses pemutihan oleh ClO 2 dimana tahapan yang digunakan adalah merupakan teknologi pengelantangan dengan konsep EFC Elementally Free Chlorine.

1.2. Permasalahan