Sirkulasi Alami Analisa Dan Simulasi Proses Evaporasi Pada Pipa-Pipa Evaporator Ketel Uap Pipa Air Dengan Kapasitas 40 000 kg/Jam

33

2.6. Sirkulasi Alami

Sirkulasi air pada ketel uap dengan sikulasi alami terjadi karena perbedaan kerapatan fluida antara pipa waterwall dengan pipa-pipa konveksi atau pipa downcomer. Perbedaan kerapatan ini karena temperatur pada pipa waterwall lebih besar dari pipa-pipa konveksi atau pipa downcomer. Pipa yang dipanasi dengan flux panas tertentu akan mengalami pengeringan saat air telah berubah menjadi uap sepenuhnya titik Dryout, akibatnya air akan mengalir untuk mempertahankan ketinggian statis fluida. Hal ini terjadi pada pipa waterwall, sehingga ketinggian air pada pipa waterwall diukur sampai titik dryout tersebut. Seperti gambar 2-23 berikut ini Gambar 2. 23 Proses sirkulasi alami pada ketel uap [ Lit. 10. hal:5-3] Kerugian tekanan statis pada pipa akibat pemanasan fluida, dryout dan hambatan karena peralatan pada pipa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini _ l a f Z d P P P g dz z Z ∆ + ∆ + ∆ = − ∫ ρ ρ [ Lit. 10. hal:5-18] 2- 32 Dimana : Z NWL = Ketinggian permukaan air ketel NWL diukur dari pipa mulai dipanasi. h w φ Dryout φ 34 d _ ρ = Kerapatan fluida pada pipa downcomerkonveksi. z ρ = Kerapatan fluida pada pipa sisi ruang bakar. Karena pipa sisi ruang bakar dipanasi dengan flux panas 1 φ , maka ada kemungkinan terjadi Dryout, atau fluida tidak mencapai temperatur saturasi sehingga untuk mengetahui kecepatan massa G rumus diatas harus di iterasi. z = Tinggi pipa pada saat terjadi dryout atau jika tidak terjadi dryout, tinggi pipa raiser. g = Gravitasi f P ∆ = Kerugian tekanan karena gesekan-gesekan dalam pipa a P ∆ = Kerugian tekanan karena percepatan fluida dalam pipa l P ∆ =Kerugian tekanan karena belokan-belokan dan peralatan- peralatan lainnya dalam pipa. Kerugian tekanan karena gesekan fluida dengan pipa dihitung dengan menggunakan persamaan Darcy berikut ini : ρ D G L f P f 2 2 = ∆ [ Lit. 11. hal:291] 2- 33 Dimana : f = Koefisien gesek pipa L = Panjang pipa ρ = Kerapatan fluida dalam pipa D = Diameter pipa Harga koefisien gesek f didapat dari diagram moody, namun sudah dikembangkan persamaan untuk menghitung koefisien gesek pada aliran turbulen secara iterasi dengan menggunakan persamaan Colebrook-White yang dikembangkan Swamee dan Jain berikut ini. 35         + = − 1 2 Re 51 . 2 7 . 3 log 4 1 i e i f f ε [ Lit. 11. hal:295] 2- 34 Dimana : ε = Kekasaran pipa Re = Bilangan Reynold i f = Koefisien gesek untuk iterasi ke - i untuk iterasi awal f digunakan persamaan 2-35 berikut ini. 568 . log 4 1 2 − = ε e f [ Lit. 11. hal:295] 2- 35 Sedangkan untuk aliran laminar dihitung dengan menggunakan persamaan 2-36 berikut ini: Re 64 = d f [ Lit. 6. hal:372] 2- 36 Bilangan Reynold Re dapat dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini f d GD µ = Re 2- 37 Kerugian tekanan karena percepatan dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini:     − = ∆ in out a G P ρ ρ 1 1 2 [ Lit. 10. hal:5-10] 2- 38 Dimana : out ρ = Kerapatan fluida masuk kedalam pipa in ρ = Kerapatan fluida keluar dari pipa Kerugian tekanan karena belokan-belokan pada pipa, katub-katub atau peralatan lainnya yang dipasang pada pipa dihitung dengan menggunakan persamaan berikut ini : 36 ρ 2 2 G K P l Φ = ∆ [ Lit. 10. hal:5-10] 2- 39 Dimana : Φ = Konstanta dua fasa K = Koefisien Kerugian karena hambatan hambatan pada pipa ρ = kerapatan fluida Konstanta dua fasa dihitung dengan persamaan 2-40 [ Lit. 10. hal:5-10] berikut ini : [ ] 2 5 . 5 . 1 027 . 1 97303 . 1 97303 .         − + + − ×         + − = Φ x x x v v x x f g 2- 40 Kecepatan sirkulasi air tergantung kepada temperatur air dan kerugian tekanan Pressure Drop pada pipa waterwall dan pipa pipa konveksi atau pipa downcomer. Sehingga persamaan 2-32 diatas dapat tulis seperti persamaan 2-41 yaitu dengan memisahkan kerugian tekanan pada pipa downcomerkonveksi dan pipa raiser atau waterwall. _ _ _ _ _ _ _ ww l ww a ww f d l d a d f Z d P P P P P P g dz z Z ∆ + ∆ + ∆ + ∆ + ∆ + ∆ = − ∫ ρ ρ 2- 41 Dengan menggabungkan persamaan-persamaan diatas, didapat persamaan menjadi : ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ 2 1 1 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 _ G K G G D L f G K G G D L f g dz z Z in out ww in out d Z d Φ +     − + + Φ +     − + = − ∫ 2- 42 Umumnya pada pipa downcomer ataupun pipa-pipa konveksi tidak terjadi penguapan sehingga konstanta dua fasa Φ adalah 1. Sehingga dengan memodifikasi persamaan diatas, dapat dihitung kecepatan massa dengan persamaan 2-43 berikut ini. ww ww d out ww ww ww ww ww d d d in d out d d d d ww d NWL K D L f K D L f g z Z G ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ ρ 2 1 1 2 2 1 1 2 _ _ _ Φ +     − + + +     − + − = 2- 43 37 Dimana : NWL Z = Ketinggian permukaan air normal ketel pada pipa raiser waterwall d ρ = Kerapatan rata-rata fluida pada pipa downcomerkonveksi. ww ρ = Kerapatan fluida cair pada pipa pipa raiser waterwall. Jika fluida mencapai temperatur saturasi maka kerapatannya adalah kerapata saturasi fluida tersebut, namun jika fluida tidak mencapai temperatur saturasi maka kerapatan yang dipakai adalah kerapatan rata-rata fluida pada pipa. d in _ ρ = Kerapatan fluida masuk ke pipa downcomerkonveksi d out _ ρ = Kerapatan fluida keluar dari pipa downcomerkonveksi z = Tinggi pipa pada saat terjadi dryout atau jika tidak terjadi dryout, tinggi pipa raiser waterwall. g = Gravitasi d L = Panjang pipa downcomerkonveksi ww L = Panjang pipa raiser waterwall G = Kecepatan massa fluida d D = Diameter pipa downcomerkonveksi ww D = Diameter pipa raiser waterwall d f = Koefisien gesek pada pipa downcomerkonveksi ww f = Koefisien gesek pada pipa raiser waterwall d K = Koefisien Kerugian karena hambatan hambatan pada pipa downcomerkonveksi ww K = Koefisien Kerugian karena hambatan hambatan pada pipa raiser waterwall Φ = Konstanta dua fasa pada pipa raiser waterwall 38

2.7. Visual Basic 6.0