Distribusi temperatur pada daerah postdryout

84 Karena FDB SUB z T ∆ SAT w T T SUB T = ∆ maka gelembung langsung berkembang penuh setelah masuk ke pipa. Setelah gelembung berkembang penuh temperatur pada dinding pipa akan konstan sampai mencapai dryoutDNB. Beda temperatur ini dengan temperatur saturasi dihitung dengan : C T e e T SAT p SAT 62 26 6 62 25 . 1 44 . 16 10 1000000 25 25 = ∆ × × × = = ∆ − − − φ Maka temperatur dinding setelah kenaikan temperatur pada dinding pipa dan setelah mengalami perkembangan penuh sampai ke posisi dryout DNB adalah 44 . 242 44 . 16 226 = + = ∆ + = W SAT SAT W T T T T Sehingga didapatkan harga pada tabel 4.13 berikut ini : Tabel 4.13 Hasil perhitungan distribusi temperatur pada pipa pada daerah subcooled z T f [ C] Z [m] fo h [Wm 2 0 C] w T [ C] 30 0,0000 1944,56 242.44 50 0,7565 2314,74 242.44 70 1,5166 2660,55 242.44 90 2,2835 2979,54 242.44 110 3,0614 3282,23 242.44 130 3,8557 3563,24 242.44 150 4,6746 3810,35 242.44 170 5,5296 4016,81 242.44 190 6,4354 4192,40 242.44 210 7,4092 4341,62 242.44 226 8,2561 4442,00 242.44

b. Distribusi temperatur pada daerah postdryout

Pada perhitungan kecepatan massa pada tabel 4-3, diketahui X CRIT =0.57 dan Z CRIT =9.20 meter dengan kecepatan massa 474.877 kgm 2 s. Posisi Z CRIT dan X CRIT adalah posisi DryoutDNB. Fluida mengalami Dryout jika kwalitas uap kritis 0.5, dan mengalami DNB Departure Nucleat boiling jika kwalitas 85 uap0.5. X CRIT 0.5 maka fluida dalam kondisi dryout saat pada posisi kritis. Pada data pipa sisi ruang bakar pada bab 3 diketahui panjang pipa sisi ruang bakar efektif L eff-SRB adalah 9.91 meter. Panjang pipa ini lebih besar dari Z CRIT sehingga terjadi Dryout pada pipa sisi ruang bakar. Dari data ini dapat diketahui posisi kwalitas uap mencapai 100 EQ z , DO DO fg EQ z x i DG z +       − = 1 4 φ Dimana : fg i = Panas Laten evaporasi pada temperatur saturasi 226 yaitu 1830940 [Jkg] DO z = Posisi DryoutDNB pada pipa yaitu 9.20 meter DO x = Kwlitas uap pada posisi dryoutDNB yaitu 0.57 D = Diameter pipa sisi ruang bakar yaitu 0.0762 m φ = Flux panas pada pipa sisi ruang bakar yaitu 1000 000 Wm 2 . Sehingga : ] [ 32 . 16 20 . 9 57 . 1 000 000 1 4 1830940 887 . 474 0762 . m z z EQ EQ = +       − × × × = Karena EQ z L eff-SRB maka fluida dalam pipa tidak mencapai kwalitas uap 100. Distribusi temperatur pada daerah setelah dryout Postdryout ini dapat dihitung yaitu :         − + = D c G z z T z T pg DO SAT g 4 φ Dari tabel uap saturasi pada kondisi T SAT =226 C didapat Spesifik panas gas pg c =3.3448 x 10 3 [Jkg C]. Sehingga temperatur pada z=9.20 meter Posisi awal dryout : C z T z T g g 3 226 0762 . 10 3448 . 3 877 . 474 20 . 9 20 . 9 1000000 4 226 =       × × × − × × + = 86 Untuk menghitung temperatur pada dinding pipa dihitung terlebih dahulu dihitung koefisien perpindahan panas konveksi menggunakan persamaan berikut ini: D k x x x h g f g g f g g g ×         − ×     − − × ×         − + × × = − 15 . 1 4 . 4 . 41 . 1 989 . 3 1 1 1 . 1 Pr 1 Re 10 1.09 ρ ρ ρ ρ Dimana : Dari tabel uap saturasi yaitu pada temperatur 226 C didapatkan g µ =1.6636x10 -5 [Nsm 2 ], f ρ =832.487 [kgm 3 ], g ρ =12.935 [kgm 3 ], g Pr =1.298, fg i =1830940 Jkg,dan g k =0.043 [Wm C] x = Kwalitas uap pada posisi z, dimana z Z CRIT, Besarnya pada posisi z = 9.20 m adalah : 57 . 20 . 9 20 . 9 1830940 877 . 474 0762 . 000 000 1 4 57 . 4 =     − × × × + =         − + = z x z z i DG x z x DO fg DO φ g Re = Bilangan Reynold pada fasa gas 706 . 2175185 10 663 . 1 0762 . 887 . 474 Re 5 = × × = = − g g GD µ Maka : ] [ 54 . 1637 0762 . 043 . 57 . 1 1 935 . 12 487 . 832 1 . 1 298 . 1 57 . 1 487 . 832 935 . 12 57 . 706 . 2175185 10 1.09 2 15 . 1 4 . 4 . 41 . 1 989 . 3 C m W h h g g = ×         − ×       − − × ×     − + × × = − Sehingga didapat temperatur pada dinding pipa w T adalah : C T T h T T w w g SAT w 67 . 36 8 1637.54 000 1000 226 = + = + = φ 87 Dengan cara yang sama seperti cara diatas didapat distribusi temperatur pada pipa sisi ruang bakar seperti tabel 4.14 berikut ini: Tabel 4.14 Hasil perhitungan temperatur pada pipa pada daerah postdryoutDNB z [m] z T g [ C] xz g h [Wm 2 0 C] z T w [ C] 9,20 226,00 0,57 1637,54 836,67 9,30 229,30 0,58 1647,81 836,17 9,40 232,61 0,58 1657,95 835,77 9,50 235,91 0,59 1667,94 835,46 9,60 239,22 0,59 1677,79 835,24 9,70 242,52 0,60 1687,51 835,11 9,80 245,83 0,61 1697,08 835,08 9,90 249,13 0,61 1706,50 835,13 9,91 249,46 0,61 1707,43 835,14

c. Distribusi kwalitas uap