Transistor Elektron Model Quantum Dot Elektron Tunggal

diatur dengan menambahkan tegangan pada gerbang, Tarucha mengamati pengaruh medan megnet pada efek Kondo dalam quantum dot. Pengamatan adanya efek Kondo yang tidak diharapkan muncul dalam quantum dot beberapa elektron yang terdiri dari state spin singlet dan triplet, yang mana perbedaan energi dapat diatur dengan medan magnet. Pada area tertentu penumbuhan quantum dot semikonduktor dalam medan megnet tinggi memberikan efek kondo yang cukup kuat. L.P. Kouwenhoven dan Marcus, 1998 Suatu quantum dot dapat digandengkan satu sama lain secara elektrostatik danatau terobosan tanggul membentuk suatu molekul buatan artificial molecule. Pada molekul buatan quantum dot elektron-elektron dapat bergerak antara dot-dot yang terpisah dan interaksi elektronik secara kuat mempengaruhi distribusi muatan. Pengamatan struktur kulit dan berlakunya aturan Hund pada sistem dot ganda vertikal dengan simetri lingkaran juga telah dilakukan. Pada saat tanggul cukup kecil dan kopling kuat maka state-state elektron dalam sistem tidak terlokalisasi dan molekul quantum dot dianggap sebagai atom buatan tunggal. Jika dot-dot tersebut terkopel lemah secara kuantum, maka state-state elektron dalam sistem biasanya terlokalisasi, meskipun dot-dot tersebut dapat dikopling secara elektrostatik. L.P. Kouwenhoven dan Marcus, 1998

3.5 Transistor Elektron

Tunggal Single Elektron Transistors, SETs Transistor elektron tunggal ditemukan pada saat Kastner [2000] mengamati perilaku berbeda pada transistor yang sangat kecil pada temperatur rendah sekitar 100 mK. Transtor biasa FET akan berada pada kondisi ‘on’ hanya sekali saat efektron ditambahkan dan ’off’ saat elektron dipindahkan, sedang pada SETs akan terjadi kondisi ‘on’ dan ‘off’ bergantian setiap saat ketika sebuah elektron ditambahkan pada transistor M. A. Kastner, 2000. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.11: Skema SETs Kawat Wires dihubungkan dengan source dan drain, dengan elektroda pengungkung dan juga dengan elektron gerbang M. A. Kastner, 2000. Esensi dari SETs adalah blockade Coulomb dan penerobosan elektron tunggal yang muncul dari energi penambahan muatan pada transport elektron ke area konduktif yang sangat kecil Island. Secara skematik, transistor elektron tunggal dapat ditunjukkan pada Gambar 3.11. Saat tegangan elektroda gerbang gate electrode dinaikkan, potensial akan minimum dan elektron-elektron akan terperangkap semakin dalam. Hal ini menyebabkan jumlah elektron yang terperangkap semakin banyak. Kemudian muatan yang terperangkap naik secara bertahap dan diskret, seperti ditunjukkan pada konduktansi antara source dan drain. Kuantisasi energi menjadi penting jika elektron terperangkap kadalam volume kecil. Spektrum aras energi dapat diukur secara langsung dengan mengamati penerobosan arus pada tengangan gerbang V g tertentu sebagai fungsi tegangan drain-source V ds. Arus mulai mengalir saat energi Fermi pada source dinaikkan sampai diatas aras kuantisasi pertama M. A. Kastner, 2000.

3.6 Model Quantum Dot Elektron Tunggal

Dengan dimensi yang hanya 1 samapai 100 mm dan berisi sejumlah elektron quantum dot semikonduktor sering digambarkan sebagai atom buatan. Sebuah elektron dalam quantum dot dapat digambarkan dengan fungsi gelombang kuantum yang sama dengan penggambaran elektron pada atom tunggal, meskipun energinya berkembang secara koheren meliputi kekisi inti atomik. Kerapatan Universitas Sumatera Utara elektron dapat diatur melalui doping, eksitasi optik maupun medan listrik luar menjadi sangat tinggi kerena elektron terkungkung untuk semua arah. Pengungkungan kuantum secara total ini berpengaruh besar terhadap interaksi antar elektron dengan lingkungan maupun interaksi elektron dengan medan luar. L.P. Kouwenhoven dkk, 2001. Elektron-elektron dalam atom buatan dapat dicacah satu persatu saat mereka bergerak menuju dot. Penambahan elektron kedalam dot ini memerlukan energi yang ekstra besar. Alasan pertama adalah karena elektron-elektron dalam dot sendiri mempersulit elektron lain untuk masuk ke dot. Saat satu elektron ditambahkan tolakan Coulomb akan naik, sehingga lebih banyak dibutuhkan energi untuk memasukkan elektron ke dot charging energy. Alasan kedua datang dari prinsip eksklusi Pauli yang menyatakan bahwa elektron-elektron dalam dot harus memiliki aras energi berbeda sehingga elektron tambahan haruslah menempati aras energi yang lebih tinggi L.P. Kouwenhoven dkk, 2001. Model quantum dot semikonduktor yang dibahas dalam tesis S2 ini mengikuti asumsi-asumsi sebagai berikut : 1. Elektron-elektron dalam 2DEG mengalami generasi dan hanya menempati sub-pita pertama sementara elektron-elektron valensi diasumsikan penuh. Kondisi ini memerlukan temperatur dan rapat elektron rendah yang biasanya dipenuhi dalam eksperimen. 2. Gas elektron dipastikan berkarakter dua dimensi dan terkungkung penuh dalam bidang sambungan heterogen pada substrat GaAs. Asumsi ini cukup berasalasan karena untuk penerapan 2DEG energi Fermi dalam GaAs dan AlGaAs berkaiatan dengan panjang gelombang de Broglie. Akibatnya, perhitungan akan tereduksi, masalah 2DEG murni yang sudah banyak dikenal. 3. Rapat muatan donor konstan dan tidak bergantung pada tengangan gerbang yang berarti bahwa elektron donor terionisasi penuh. Universitas Sumatera Utara 4. Struktur quantum dot semikonduktor diasumsikan dalam kesetimbangan termal sehingga potensial kimia bernilai konstan secara keseluruhan. 5. Pengungkungan elektron pada arah-z diasumsikan jauh lebih kuat dari pada pengungkungan pada bidangnya. Dinamika elektron yang berosilasi secara isotropik pada bidang terserbut mengikuti simetri lingkaran. Universitas Sumatera Utara BAB IV ELABORASI PENELITIAN TEORITIS

4.1. Quantum Dot Tanpa Medan Magnet Luar