Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi

19 Kewenangan merumuskan kebijakan pengembangan koleksi dipercayakan kepada: 1. Pustakawan 2. Wakil sivitas akademika 3. Wakil unit penelitian dan unit lain yang terkait Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa kebijakan pengembangan koleksi didasari beberapa asas seperti: kerelevanan, berorientasi kepada kebutuhan pengguna, kelengkapan, kemutakhiran dan kerja sama. Selain itu kebijakan pengembangan koleksi harus melibatkan seluruh sivitas akademika seperti dosen, mahasiswa, peneliti dan pihak-pihak yang terkait, agar kebijakan pengembangan koleksi sesuai dengan kebutuhan pengguna perpustakaan.

2.4.2.2 Fungsi Kebijakan Pengembangan Koleksi

Kebijakan pengembangan koleksi berfungsi sebagai pegangan dalam melakukan pengembangan koleksi. Menurut Yulia dan Sujana 2010, 2.6-2.7 fungsi kebijakan pengembangan koleksi secara garis besar dibagi menjadi tiga kelompok sebagai berikut: 1. Fungsi Perencanaan Kebijakan pengembangan koleksi merupakan perencanaan yang mengatur prioritas dalam mengalokasikan berbagai sumber dana, setelah lebih dahulu mengenal siapa saja yang akan dilayani perpustakaan, mengetahui bidang ilmu apa yang akan dikembangkan, serta penelitian-penelitian yang akan dilakukan. Sebelum itu perlu lebih dahulu profil koleksi perpustakaan, bidang ilmu apa yang lemah koleksinya dan harus diperkuat, kemudian bidang ilmu apa yang dapat ditunda pengadannya sampai tersedia dana lain. Untuk itu, perpustakaan harus dapat menentukan prioritas pengadaannya. 2. Fungsi Komunikasi Internal Perpustakaan perlu berkomunikasi dengan masyarakatnya sendiri, baik itu pimpinan badan induk, para penyandang dana, staf badan induk sebagai 20 pengguna atau calon pengguna potensial, seperti dosen, mahasiswa, guru, siswa, peneliti, masyarakat tergantung pada jenis perpustakaannya. Proses pembuatan kebijakan pengembangan koleksi ini memerlukan konsultasi dengan kelompok-kelompok tersebut dan diharapkan kegiatan dialog ini berlangsung secara kontinu. 3. Fungsi Komunikasi Eksternal Perpustakaan perlu memberi tahu perpustakaan lain tentang rencana pengembangan koleksinya, termasuk bidang ilmu yang kan dikembangkan. Hal ini penting dilakukan sebagai upaya peningkatan kerjasama antar perpustakaan. Saling menginformasikan koleksi berikut rencana pengembangannya karena selain bertujuan untuk menghindari pemilikan koleksi yang sama, juga memungkinkan pengguna perpustakaan mendapat informasi dari sumber bahan pustaka yang lebih luas. Sedangkan menurut Saepudin 2009 fungsi kebijakan pengembangan koleksi tertulis adalah sebagai berikut: 1. Pedoman bagi selektor 2. Sarana komunikasi: memberitahu pemakai mengenai cakupan dan ciri-ciri koleksi yang telah ada dan rencana pengembangannnya 3. Sarana perencanaan baik perencaan anggaran maupun pengembangan koleksi 4. Membantu menetapkan metode penilaian bahan 5. Membantu memilih metode pengadaan 6. Membantu menghadapi masalah sensor 7. Membantu perencanaan kerjasama 8. Membantu identifikasi bahan yang perlu dipindahkan ke gudang atau dikeluarkan dari koleksi evaluasi. Dari uraian di atas dapat diketahui bahwa fungsi kebijakan pengembangan koleksi terbagi dalam tiga kelompok yaitu: fungsi perencanaan, fungsi komunikasi internal, dan fungsi komunikasi eksternal. Fungsi perencanaan pustakawan mempunyai perencanaan tentang pengadaan yang diprioritaskan terlebih dahulu, fungsi komunikasi internal pembuatan kebijakan pengembangan koleksi sebaiknya berkomunukasi dengan instansi tempat bernaung dan fungsi komunikasi eksternal 21 melakukan komunikasi dengan perpustakaan lain agar tidak terjadi pemilihan koleksi yang sama.

2.4.2.3 Manfaat Kebijakan Pengembangan Koleksi